+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

WARISAN yang terus BERGULIR

WARISAN yang terus BERGULIR

Teman saya, Pdt. Andi O. Santoso, menulis buku berjudul: “Live Simply, Leave Legacy”. Hampir dalam setiap kesempatan dia selalu menyampaikan agar kita dapat mewariskan sesuatu yang cukup bernilai kepada generasi penerus.

Sahabat, ada berbagai bentuk warisan. Ada warisan yang bersifat kebendaan: Rumah, tanah, perhiasan, surat berharga,  deposito, dan sebagainya. Ada pula warisan yang tidak terlihat: Iman, ilmu pengetahuan, pendidikan budi pekerti, nilai-nilai luhur, teladan hidup, dan sebagainya.

Untuk lebih memahami topik tentang: “WARISAN yang terus BERGULIR”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 37:21-29, dengan penekanan pada ayat 25-26. Sahabat, Sungguh hebat kasih setia dan anugerah Tuhan. Tidak disangka dan juga tidak pernah diduga. Bukan saja pemeliharaan dan berkatnya melimpah atas kita, tetapi ternyata TIDAK BERHENTI KEPADA KITA SAJA. Berkat dan  kasih setia-Nya, ternyata terus bergulir secara turun temurun, tidak pernah berhenti. Apa yang terbaik yang kita nikmati saat ini, tidak  akan berhenti dan akan terus bergulir kepada anak cucu kita, kepada keturunan-keturunan kita yang berikutnya.

Sahabat, hidup benar di hadapan Tuhan adalah kunci untuk mengalami hidup yang diberkati.  Orang yang hidup benar di hadapan Tuhan pasti memiliki hubungan yang karib dengan Dia.  Daud adalah sosok yang memberikan teladan dalam hal kekariban dengan Tuhan.  Sejak muda sampai menjadi raja atas Israel Daud senantiasa bergaul karib dengan Tuhan.  Ratusan pasal yang terdapat dalam Kitab Mazmur adalah pengalaman kekaribannya dengan Tuhan.  Karena karib dengan Tuhan,  Daud dapat melihat dan merasakan sendiri bagaimana Tuhan memberkati orang benar dan memberkati pula anak-cucu orang benar tersebut (ayat 25-26).

Tuhan tidak pernah meninggalkan orang yang hidup benar, bahkan langkah-langkahnya pun ditetapkan-Nya (ayat 23).  Orang benar bukan hanya menerima dan mengalami kebaikan Tuhan bagi dirinya sendiri, tapi kebaikan Tuhan itu juga akan dialami oleh anak-cucunya.  Setiap orang yang percaya kepada Kristus secara de jure  (secara hukum)  beroleh status sebagai orang benar. 

Sahabat, kita dibenarkan secara cuma-cuma oleh penebusan Kristus di Kalvari.  Dengan kata lain kita diberi status sebagai orang benar, semata-mata karena iman.  Karena itu Tuhan menghendaki supaya kita tidak hanya dibenarkan secara status, tapi kita harus benar-benar bertumbuh dalam kebenaran.  Ini membutuhkan sebuah proses yang berlangsung seumur hidup kita.

Jika kita sudah bertumbuh sampai kepada tingkat  “orang benar”, maka janji berkat Tuhan pasti akan digenapi dalam kehidupan kita dan berkat itu juga sampai kepada anak cucu kita.  Orang benar adalah orang yang takut akan Tuhan.  Itu diwujudkan melalui ketaatan melakukan firman Tuhan dan menjauhi segala bentuk kejahatan,  “Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi.”  (Mazmur 25:12-13).

Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Apa yang disaksikan oleh Daud di ayat 23-24?
  2. Apa yang disaksikan oleh Daud di ayat 25-26?
  3. Apa janji Tuhan bagi orang-orang benar? (Ayat 27-29)

Selamat sejenak merenung. Jika Tuhan telah memelihara hidup kita sampai hari ini, maka yakinlah Tuhan juga mampu memelihara hidup anak cucu kita. (pg) 

Leave a Reply