BERSYUKUR dalam segala KONDISI dan SITUASI
Saya pernah nenulis qoute tentang bersyukur sebagai berikut: “Salah satu tolok ukur pertumbuhan rohani kita adalah KEMAMPUAN BERSYUKUR dalam segala SITUASI dan KONDISI.
Latar belakang penulisan quote tersebut adalah bahwa tak selamanya hidup yang kita jalani ini mendatangkan sukacita dan kegembiraan, adakalanya kita diperhadapkan dengan situasi yang membawa kita larut dalam kepedihan dan ratap tangis. Sedangkan sesungguhnya suka dan duka, tangis dan bahagia, tawa dan sedih, adalah dua sisi yang datang dan pergi dalam kehidupan ini.
Sahabat ada cukup banyak orang percaya seringkali rasa syukurnya lebih berorientasi pada berkat atau kesenangan. Bila dalam keadaan yang sulit, terjepit, dan gagal, biasanya sulit bagi mereka untuk bersyukur. Mungkin karena mereka berpikir, “Apa yang mau disyukuri di tengah kondisi sulit dan terjepit seperti ini?”
Untuk lebih memahami topik tentang: “BERSYUKUR dalam segala KONDISI dan SITUASI”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 30:1-13. Sahabat, Mazmur 30 sangat kental dengan ucapan syukur Daud kepada Tuhan: “Aku akan memuji Engkau, …” (Ayat 2); “Nyanyikanlah mazmur bagi TUHAN …” (Ayat 5);
“… jiwaku menyanyikan mazmur bagimu …” (Ayat 13).
Sahabat, mengapa Daud bersyukur kepada Tuhan? Pertama, karena meski hidupnya susah, tetapi Tuhan setia (ayat 2-4). Kesetiaan Tuhan dirasakan oleh Daud di tengah kesusahannya karena musuh-musuhnya, dalam kesesakannya, dan dalam dukacitanya.
Kedua, karena meski sesaat Tuhan murka, tetapi seumur hidup Tuhan murah hati (ayat 6). Daud tahu rasanya dimurkai Tuhan karena dosanya, tetapi bagi Daud murka itu tidaklah sebanding dengan kemurahan hati yang telah Tuhan nyatakan di dalam hidupnya. Ia telah menyaksikan bahwa murka Tuhan itu hanya sesaat, dibandingkan kemurahan Tuhan di sepanjang hidupnya.
Ketiga, karena meski pernah congkak, tetapi Tuhan mau menolong (ayat 7-12). Dalam kesenangannya, Daud pernah jatuh dalam dosa kecongkakan. Ia berpikir bahwa dengan kekuatannya, ia tidak akan goyah. Namun Tuhan menegur kecongkakannya dan menyadarkan Daud bahwa kekuatannya adalah karena pertolongan Tuhan semata. Karena Tuhanlah yang mengubah ratapnya menjadi tarian, perkabungannya menjadi sukacita.
Sahabat, dalam kesusahan, dalam keberdosaan, dan dalam kejatuhan, Daud tetap dapat menemukan alasan untuk bersyukur kepada Tuhan. Saat ini, masih bisakah kita menemukan alasan untuk bersyukur kepada Tuhan, dalam segala situasi dan kondisi?
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, Sahabat, bagikanlah pengalamanmu bagaimana Tuhan telah menolongmu sehingga kamu tetap dapat bersyukur dalam segala situasi dan kondisi. Selamat sejenak merenung. Naikanlah syukur senantiasa kepada Tuhan. (pg)