TETAP PERCAYA kepada TUHAN di MASA SULIT

TETAP PERCAYA kepada TUHAN di MASA SULIT

Sahabat, ada seorang teman bertanya, “Mengapa harus ada bagian yang sulit dan penuh penderitaan dalam hidup ini?”  Itu mungkin menjadi pertanyaan dari sebagian besar manusia, termasuk orang-orang percaya. Ada cukup banyak orang percaya yang mengira bahwa mengikut Yesus berarti bebas dari masa-masa sulit. Jadi mereka sangat terguncang imannya ketika  harus menghadapi pandemi Covid-19 selama hampir 2 tahun. Mereka kemudian melantunkan pertanyaan: “Bagaimana kami bisa tetap percaya kepada Tuhan di tengah-tengah masa yang sulit?”

Untuk lebih memahami topik tentang: “TETAP PERCAYA kepada TUHAN di MASA SULIT”, Bacaan Sabda saya ambil dari Mazmur 25:1-22 . Pepatah lama mengatakan, “Sudah jatuh, tertimpa tangga pula”. Sahabat,  kira-kira seperti itulah gambaran kondisi Daud dalam Mazmur 25.  Daud berhadapan dengan orang-orang yang membencinya (ayat 2 dan 19). Ia juga merasa kesepian dan menderita (ayat 16). Ia berada dalam kondisi terdesak (ayat 17). Ia sengsara dan mengalami kesukaran karena dosa (ayat 18).

Bila kita mengalami seperti yang dialami Daud pada sat itu, kita mungkin akan putus asa, mengeluh, bahkan marah kepada Tuhan. Namun menariknya, Daud tidak merespons seperti itu. Ia memilih berdoa dan tetap percaya Tuhan di tengah kesulitannya. Perhatikan cara Daud menyatakan kepercayaannya kepada Tuhan: Kuangkat jiwaku (ayat 1), kepada-Mu aku percaya (ayat 2), Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari (ayat 5), mataku tetap terarah kepada Tuhan (ayat 15), aku berlindung kepada-Mu (ayat 20), aku menanti-nantikan Engkau (ayat 21).

Sahabat, mengapa Daud tetap percaya Tuhan di masa sulit? Karena ia mengenal Allahnya. Ia mengenal bahwa Allah sebagai:  Penyelamatnya (ayat 5), penuh rahmat dan kasih setia (ayat 6), yang memberi kebaikan (ayat 7), yang bergaul dekat dengan orang yang takut akan Dia (ayat 14), yang peduli pada sengsara umat-Nya (ayat 15-20).
Kepada Tuhan yang demikian, Daud berseru. Oleh karena itu, di tengah kesesakannya, Daud mencari Tuhan (ayat 4), terbuka pada ajaran-Nya (ayat 5), memohon pengampunan-Nya (ayat 7, 11), dan berharap pada penghiburan dan kekuatan-Nya (ayat 16-19). Meski situasi hidup menyesakkan dada, tetapi Daud tetap percaya bahwa Allah akan menolong. Bahkan kepercayaan itu membuat Daud berseru kepada Tuhan untuk membebaskan umat Israel dari segala kesesakannya (ayat 22).

Sahabat, berdasarkan hasil perenungan dari bacaan  kita pada hari ini, bagikanlah pengalamanmu bersama Tuhan, apa yang Sahabat lakukan ketika menghadapi saat-saat yang sulit dalam hidupmu. Selamat sejenak merenung. Selamat Natal. Selamat memasuki dan menjalani tahun baru 2022. Tuhan Yesus beserta kita. (pg)

Renungan Lainnya