HORMATI dan MULIAKANLAH ALLAH

HORMATI dan MULIAKANLAH ALLAH

Sudahkah kita menghormati dan memuliakan Tuhan dengan sungguh-sungguh? Sahabat, ada cukup banyak orang percaya yang kurang  menyadari bahwa Allah kita adalah Pencipta alam semesta beserta segenap isinya, Raja seluruh bumi, sehingga hidupnya tidak memiliki gairah untuk menghormati dan memuliakan Allah sebagaimana mestinya.

Raja di atas segala raja, yang telah menciptakan alam semesta ini, tidak mendapat penyambutan dan penghormatan sepatutnya. Sangat menyedihkan. Lebih menyedihkan lagi saat Dia datang kepada umat pilihan-Nya sendiri, suatu bangsa yang telah berulang kali melihat mukjizat dan menikmati pertolongan-Nya, kebesaran kuasa-Nya diremehkan,  “Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,” (Yesaya 29:13).

Untuk lebih memahami topik tentang “HORMATI dan MULIAKANLAH ALLAH”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 47:1-10. Dengan penekanan pada ayat 2. Sebagai umat Allah, sudah selayaknya kita beribadah dan menyembah Dia dengan sepenuh hati. Amat disayangkan, ibadah zaman sekarang dipenuhi oleh hiburan demi kesenangan umat semata, dan bukan dipenuhi oleh penghormatan demi kemuliaan Tuhan.

Berbeda sekali dengan cara Pemazmur mengajak umat Allah beribadah. Dalam Mazmur 47 ini, Pemazmur memberikan alasan utama mengapa umat harus menyembah Tuhan. Karena Ia adalah Raja segala raja (ayat 3, 7, 8, 9). Sebagai Tuhan dan Raja, Allah patut ditinggikan dan dimuliakan sebab Ia Mahatinggi, Tuhan yang dahsyat, dan Raja yang besar (ayat 3), Raja seluruh bumi (ayat 8), bersemayam di atas takhta yang kudus (ayat 9), dan sangat dimuliakan (ayat 10). Kekuasaan dan kebesaran-Nya sungguh luar biasa, namun Ia bersedia memilih dan mengasihi umat-Nya (ayat 5).

Dengan segala atribut dan keagungan Allah yang demikian, tidak mengherankan jika respons yang dicatat oleh Pemazmur untuk ditujukan kepada Allah penuh dengan antusiasme dan sukacita. Misalnya, bertepuk tangan dan elu-elukan (ayat 2), sorak-sorai dan diiringi sangkakala (ayat 6), dan umat diajak untuk bermazmur demi Dia (dalam ayat 7-8 disebutkan hingga 5 kali).

Sahabat, marilah kita menyembah-Nya dengan yang benar. Beribadah kepada-Nya dengan penuh hormat dan takut akan Dia, karena Dialah Raja di atas segala raja, Tuhan kita. Dialah Allah dan Raja Kita

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah pemahamanmu tentang bagaimana seharusnya sikap kita dalam menghormati dan memuliakan Allah? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

Renungan Lainnya