Sahabat ada perbedaan yang cukup mencolok antara orang sombong dengan orang jujur. Kesombongan berangkat dari keinginan pribadi untuk mendapatkan hormat atau sanjungan dari orang lain. Sedangkan kejujuran berangkat dari ketulusan dan kelurusan hati tanpa ada motivasi mencari keuntungan. Motivasi utama dari kejujuran adalah cinta akan kebenaran dan kerinduan agar kebenaran itu diungkapkan dengan nyata.
Ketika melakukan sebuah kesalahan, tidak semua orang berkenan ditegur dan dikoreksi. Kita cenderung membenarkan diri sendiri atau menganggap diri paling benar. Orang yang merasa dirinya pintar seringkali berpikir bahwa setiap perkataan dan keputusannya adalah selalu benar, sehingga ia sering menempatkan kelemahan, kekurangan dan kesalahan pada pihak lain (Matius 7:3).
Untuk lebih memahami topik tentang “Kejujuran: BERKENAN DIKOREKSI”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 26:1-12. Sahabat, mari belajar dari Daud, yang walaupun memiliki kedudukan tinggi sebagai raja, terkenal, memiliki kekayaan yang melimpah dan juga pasukan tentara yang kuat, tetaplah orang yang rendah hati. Kerinduannya untuk senantiasa berjalan dalam kehendak Tuhan membuatnya berkenan ditegur dan dikoreksi setiap saat. Bahkan ia memohon kepada Tuhan untuk selalu diselidiki hatinya apabila masih ada hal-hal yang tidak berkenan kepada-Nya.
Mazmur 26 bukanlah mazmur yang ditulis dengan motivasi kesombongan. Daud menuliskan mazmur ini dari kesadaran bahwa ia membutuhkan pembebasan dan belas kasihan Tuhan (ayat 11). Kesadaran akan anugerah ini membawanya kepada cinta dan kerinduan akan rumah Tuhan (ayat 8) serta komitmen untuk hidup dalam ketulusan dan iman tanpa keraguan (ayat 1).
Sahabat, Daud tidak merasa dirinya suci dan saleh seolah-olah ia tidak pernah berbuat dosa, tidak pernah melakukan kesalahan. Sebaliknya, ia menyandarkan diri kepada pengampunan dan karya Allah dalam membentuk dan menuntunnya (ayat 1-7, dan 11).
Daud menyadari bahwa Allah adalah Allah yang Mahatahu. Karena itu, ia membuka dirinya untuk diuji dan diselidiki oleh Allah (ayat 1-3). Dia menegaskan bagaimana dirinya menjauhi pergaulan dan perkumpulan orang-orang yang berbuat jahat dengan cara menceritakan kemuliaan Allah (ayat 4-7). Ia mengakhiri mazmurnya dengan menegaskan kerinduan hatinya akan rumah Tuhan (ayat 8-12).
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pelajaran apa yang Sahabat dapatkan dari ayat 1-3?
- Pelajaran apa yang Sahabat dapatkan dari ayat 4-7?
- Apa yang menjadi pernyataan Daud dalam ayat 8?
- Apa yang dibutuhkan Daud dalam ayat 11?
Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)