Walter Winchell, seorang wartawan dan juga komentator radio kenamaan Amerika menulis tentang quote tentang sahabat sebagai berikut: “Sahabat adalah seseorang yang menghampiri Anda, menemani Anda, di saat orang lain meninggalkan Anda.” Artinya seorang sahabat yang sejati itu bukan hadir di kala senang saja, melainkan juga saat susah. Kualitas seorang sahabat akan teruji saat sahabatnya sedang berada di bawah, sedang jatuh, sedang terpuruk. Karena didasari oleh kasih yang tulus, seorang sahabat akan tetap berada di sisi sahabatnya di segala keadaan dan mau menerima keberadaannya secara utuh, apa adanya.
Selain itu sahabat adalah orang yang tidak hanya sekadar menyenangkan hati sahabatnya semata, tetapi juga mau menegor dan ditegor, mau mengoreksi dan dikoreksi, yang kesemuanya itu demi kebaikan bersama.
Sahabat, untuk mendalami topik tentang “Jadilah sahabat sejati”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Amsal 17:17. Dalam Amsal 17:13-28, pengajaran dari pengamsal membahas seputar perilaku manusia dalam kehidupannya. Bila kita perhatikan, ada dua hal besar yang dibahas oleh pengamsal pada bagian ini, yaitu tentang kebebalan dan ketidakbijakan dalam hidup.
Kontras dengan kebebalan dan ketidakbijakan yang membawa seseorang menuju duka dan kehancuran, pengamsal menyoroti bagian lain dari kehidupan manusia yang dapat membawa sukacita dan kebijaksanaan. Apa yang menyukakan dalam hidup? Keberadaan sahabat yang penuh kasih (ayat 17).
Kasih seorang sahabat tak lekang oleh waktu, penuh komitmen dan teruji kesetiaannya, semua dilakukan bukan karena terpaksa, tapi penuh kerelaan.
Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tolong jelaskan secara singkat apa syaratnya untuk dapat menjadi seorang sahabat sejati. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)