MASIH ADA HARAPAN

Selamat jumpa para Pendukung Kristus,  apa kabar? Semoga sehat-sehat dan tetap semangat menyambut setiap kesempatan yang masih Tuhan bukakan bagi kita.

Sesungguhnya menjadi tua merupakan suatu keniscayaan. Kita perlu menyadari bahwa manusia tidak selamanya muda dan perkasa.  Semua pasti akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu:  yang muda menjadi tua, yang kuat dan gagah lambat laun akan melemah kekuatannya.  Tentu saja proses menjadi tua bukan untuk kita sesali apalagi kita ratapi, tapi justru harus kita syukuri karena Tuhan memberi kesempatan kepada kita untuk menjadi tua dan boleh menikmati masa tua.

Saudara, dalam Perjanjian Lama, ada satu kitab yang bernama Ratapan. Mengapa diberi nama Ratapan? Karena Yeremia menulis kitab tersebut sebagai ungkapan kepedihan hatinya yang mendalam atas kehancuran Yerusalem:  tembok-tembok kota yang runtuh dan pembuangan orang-orang ke Babel.  Sambil duduk ia menangis dan meratapi Yerusalem:  “Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan. Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan yang berat; … Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, …” (Ratapan 1:1, 3, 4).

Yang menarik walaupun kitab tersebut memang dimulai dengan ratapan, tapi isinya tidak semuanya ratapan,  ada pengharapan untuk dipulihkan.  Ada janji pemulihan bagi setiap orang yang berharap kepada Tuhan!  “Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.” (Ratapan 3:26). 

Janji pemulihan disediakan bagi orang-orang yang senantiasa bertekun menanti-nantikan Tuhan.  Yeremia mengingatkan kepada kita mengapa kita  berharap kepada Tuhan dan menantikan-Nya?  Karena  “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”  (Ratapan 3:22-23). 

Menantikan Tuhan berarti menaruh harap dan memercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan, serta memandang Dia sebagai satu-satunya sumber pertolongan, bukan yang lain.  “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya…orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”  (Yesaya 40:29, 31).  Orang yang menati-nantikan Tuhan akan beroleh kekuatan baru, kemampuan untuk mengatasi masalah dan kesanggupan untuk terus berjalan maju melewati badai.

Ingatlah! Senada dengan isi kitab Ratapan, kita tidak hanya ikut meratapi pertumbuhan ekonomi di negara kita yang turun sangat tajam pada tahun ini, bahkan ada kecenderungan menjadi minus, namun bersama Yeremia, kita juga tetap menaruh pengharapan kepada Tuhan karena  “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yeremia 17:7-8). GBU & Fam. (pg)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *