NAMA BAIK dan KEKAYAAN

NAMA BAIK dan KEKAYAAN

Sahabat, dalam beberapa kesempatan bapak  Ev. Andreas Christanday, pendiri Yayasan Christopherus menyatakan bahwa orang percaya boleh menjadi kaya bahkan kaya raya, tapi yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana cara mendapatkan dan bagaimana cara menggunakan kekayaannya.

Sedangkan bapak Pdt. Paulus Hartono dari Mennonit Diakonia Service menyatakan bahwa kalau orang sudah mendapatkan “jeneng” (nama), maka “jenang” (berkat, kekayaan) akan datang dengan sendirinya.

Sahabat, hampir tidak ada orang yang bermimpi dan berdoa  supaya menjadi orang miskin. Jika bisa, tentu kita semua ingin hidup tanpa harus menghemat mati-matian. Kita bekerja banting tulang seharian bukan hanya ingin supaya hidup pas-pasan atau malah berkekurangan. Semua orang ingin bisa menikmati hidup, dan banyak orang percaya kenikmatan hidup itu berasal dari kekayaan. Uang dipercaya banyak orang bisa mendatangkan kebahagiaan. Karena pola pikir yang sudah mendarah daging tersebut, kemudian banyak orang yang rela melakukan apa pun agar bisa memperoleh uang lebih dari ala kadarnya.

Ada cukup banyak remaja perempuan  yang rela menjual kehormatannya agar memiliki uang yang banyak untuk bisa hidup dalam kemewahan. Orang melakukan korupsi tanpa memikirkan risiko. Harga diri dan nama baik  keluarga pun tidak lagi dipandang sebagai sebuah hal yang penting kalau sudah bicara soal uang. Betapa ironisnya ketika orangtua bersusah payah membesarkan anak-anaknya agar mampu hidup dengan baik di masyarakat dan berbakti kepada  mereka, tetapi kemudian anak-anaknya malah melukai hati mereka dengan melakukan berbagai tindakan-tindakan yang tidak terpuji.  Gemerincing uang membuat banyak orang lupa diri dan tidak lagi mampu berpikir jernih.

Sahabat, untuk memahami lebih dalam tentang topik nama baik dan kekayaan, maka Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Amsal 22:1-16. Berdasarkan hasil perenunganmu dari pembacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Apa yang engkau pahami tentang nama baik, kasih, dan kekayaan? (ayat 1)
  2. Apa hubungan antara kekayaan dengan bagaimana cara mendapatkannya, dan apa akibat yang harus ditanggung oleh si pelaku di kemudian hari? (ayat 4, 8, 11, dan 16)
  3. Selain bagaimana cara kita mendapatkan kekayaan, cara menggunakan kekayaan kita juga perlu mendapatkan perhatian dengan baik. Bagaimana pemahamanmu tentang hubungan antara  orang kaya dan orang miskin? (ayat 2 dan 9)

Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

Renungan Lainnya