Kami ingat dengan nasihat dari orang bijak: “Tuliskanlah segala kebaikan yang kamu terima di loh hatimu, sebaliknya tuliskanlah segala kebaikan yang telah kamu perbuat untuk orang lain di pasir dekat laut.” Kami terus mengingat dan berusaha mempraktikkan nasihat tersebut.
Sahabat untuk menggali lebih dalam topik tentang: “Lupa BERTERIMA KASIH”, maka Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Lukas 17:11-19.
Dikisahkan saat itu, Yesus menyusuri perbatasan Samaria dan Galilea. Ia baru masuk ke sebuah desa. Saat itulah, ada sepuluh orang kusta meminta belas kasih-Nya dan memohon kepada Yesus agar ditahirkan.
Sahabat, orang Yahudi menganggap penyakit kusta sebagai hukuman atas dosa tertentu dan mengucilkan penderitanya. Itulah sebabnya mereka hanya berteriak dari kejauhan, “Yesus, Guru, kasihanilah kami” (ayat 13). Mereka tidak dapat mendekati Yesus karena hukum Ibrani melarang orang kusta mendekati siapa pun.
Sepuluh orang kusta itu tidak langsung meminta Yesus memberi kesembuhan. Mereka hanya meminta belas kasih-Nya agar sudi melihat penderitaan mereka.
Sahabat, Yesus mendengar teriakan mereka dan menunjukkan kasih-Nya. Akan tetapi, apa yang Ia lakukan kemudian? Yesus tidak langsung menyembuhkan mereka. Ia pun tidak menjanjikan kesembuhan. Yesus terlebih dahulu ingin menguji ketaatan mereka. Ia memerintahkan agar mereka pergi menemui imam (ayat 14).
Ternyata, para penderita kusta itu memiliki iman untuk menaati Yesus. Mereka menerima ujian dan membuktikan ketaatannya. Setelah itu, kesembuhan pun terjadi.
Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari pembacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini:
- Mengapa kita perlu berterima kasih kepada Tuhan?
- Apa makna pernyataan Yesus dalam ayat 17 dan 18?
- Apa makna pernyataan Yesus dalam ayat 19?
Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)