Minyak urapan, disebutkan sebanyak 20 kali dalam Alkitab, digunakan di dalam Perjanjian Lama untuk dituangkan di atas kepala Imam Besar dan keturunannya. Juga untuk dipercikkan pada Kemah Suci dan perabotannya untuk menandakan bahwa semuanya kudus dan dipisahkan bagi Allah (Keluaran 25:6; Imamat 8:30; Bilangan 4:16). Sebanyak tiga kali, minyak ini dinyatakan sebagai “minyak urapan yang kudus” sehingga orang Yahudi dilarang keras untuk membuatnya demi kepentingan pribadi (Keluaran 30:32-33).
Sahabat, Alkitab memakai dua macam istilah untuk tindakan “mengoleskan minyak. Yang pertama berarti mengoleskan minyak gosok untuk memijat, mengobati, atau merawat orang sakit (terluka). Yang kedua, mengoleskan minyak sebagai bagian dari suatu upacara keagamaan. Yang pertama adalah tindakan medis, sedangkan yang kedua tindakan ritual.
Untuk mendalami penggunaan minyak untuk tindakan medis, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yakobus 5:13-16. Sahabat, Yakobus dalam memakai istilah Yunani yang mengandung pengertian medis. Kala itu penggunaan minyak gosok untuk orang sakit sangat lazim (Lukas 10:34). Boleh dikata, pengolesan minyak mewakili tindakan medis pada saat itu.
Kalau kita sempat mencermati temuan mutakhir dan kemajuan teknologi pengobatan terkini pasti berdecak kagum. Minyak gosok telah berkembang menjadi sinar laser. Pertanyaannya, di zaman yang sangat mendewakan kecepatan, masihkah doa memiliki tempat yang penting dan mendesak?
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tolong tuliskan 3 (tiga) makna dari nasihat Yakobus yang berkaitan dengan doa, sakit penyakit, dan pengobatan. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)