Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa dalam berelasi, kita tentu pernah bertengkar atau berselisih atau beda pendapat dengan sesama. Dalam konflik tersebut, bisa saja ada yang tersinggung atau sakit hati. Jika dibiarkan, bisa jadi perasaan tersebut berubah menjadi dendam.
Dalam situasi seperti itu harus ada pihak yang mengalah. Tentu saja hal itu bukan hal yang mudah. Ada perasaan takut, malu, dan gengsi, jika kita harus memohon maaf duluan.
Sahabat, untuk itu saya mengambil Bacaan Sabda dari Kejadian 33:1-20. Siapa yang tidak kecewa saat dikhianati oleh adik kandung sendiri? Itulah yang dialami oleh Esau. Esau begitu marah setelah ia ditipu oleh Yakub, adiknya. Pertama, Yakub telah berhasil “membeli” hak kesulungan milik kakaknya seharga semangkuk kacang merah. Kedua, dengan cara yang licik, Yakub telah menyerobot berkat yang seharusnya menjadi miliknya. Esau dendam dan berikhtiar membunuh adiknya (Kejadian 27:41).
Sekarang tiba saatnya bagi Sahabat untuk merenungkan bacaan kita pada hari ini. Tuliskan apa yang telah dilakukan oleh Yakub dan apa yang telah dilakukan oleh Esau, sehingga pada akhirnya antara kakak dan adik kandung tersebut terjadi rekonsiliasi yang begitu indah. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)
BELAJAR dari RELASI Esau dan Yakub
Renungan Lainnya
Sebuah UCAPAN SYUKUR
September 14, 2021
1 Comment
Don’t DELAY until TOMORROW
August 27, 2022
No Comments
The MYSTERY of GOD, The CREATOR
February 1, 2023
No Comments
LOYAL and OBEDIENT until The End
June 17, 2023
No Comments
TANPA PEDANG
June 14, 2024
No Comments