IKATAN PERJANJIAN antara ALLAH dan UMAT

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh syukur karena kita menjadi orang percaya yang dengar-dengaran suara Tuhan. Sahabat, mendengarkan merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan dan pertumbuhan rohani orang percaya. Iman timbul dari pendengaran akan firman Allah (Roma 10:17). Demikian pula, iman dapat disesatkan atau pun dibimbing ke jalan yang benar melalui indra pendengaran.

Mazmur 81:1-17  menyerukan bangsa Israel untuk mendengar sabda Allah. Mendengarkan adalah fondasi bagi bangsa Israel untuk masuk ke dalam ketetapan Allah dan syarat untuk dapat menghayati perjanjian antara Allah dengan umat-Nya (6b-11). Dalam sejarah Israel, perjanjian Allah dengan umat-Nya diawali dengan perintah untuk mendengarkan-Nya (Ulangan 6:4).

Sahabat, Mazmur 81 diawali dengan nyanyian sukacita yang berisi ajakan untuk bersorak-sorai dan bernyanyi bagi Allah (ayat 2-3). Alat-alat musik seperti rebana, kecapi, gambus, dan sangkakala menunjukkan betapa besarnya sukacita ini. Besar kemungkinan nyanyian ini dilakukan dalam sebuah hari raya (ayat 4), yaitu perayaan akan ikatan perjanjian antara Allah dan umat. Allah berjanji untuk melepaskan umat dari segala kesesakan (ayat 7-8), melindungi umat dari musuh dan orang-orang yang melawan mereka (ayat 16-17), serta mengenyangkan mereka dengan gandum dan madu (ayat 16-17). Sebagai gantinya, Allah menuntut umat untuk mendengarkan dan memerhatikan perintah-Nya, yakni setia untuk tidak menyembah allah lain dan hidup menurut jalan-Nya (ayat 9, 10, 14).

Cara hidup yang dibangun Allah dengan umat selalu bercorak perjanjian. Mulai dari perjanjian Allah secara personal dengan Nuh, Abraham, Daud, Salomo, hingga perjanjian secara komunal dengan Israel sebagai bangsa. Inilah cara hidup orang percaya, yaitu hidup dalam perjanjian dengan Allah. Itu sebabnya, Alkitab terdiri dari dua bagian, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bukan janji lama atau janji baru.

Sahabat, sepanjang hidup sudah berapa banyak janji yang dibuat dan diikrarkan sebagai bentuk perjanjian kita dengan Allah? Lalu, bagaimana kita menjalaninya? Masih setiakah kita dengan janji tersebut? Atau kita yang ingkar janji? Ingatlah bahwa janji-janji kita merupakan bagian dari ikatan perjanjian dengan Allah. Ikatan ini akan membawa kita masuk dalam relasi yang lebih intim dengan Allah. Jalanilah dengan setia dan penuh sukacita sekalipun itu berat. Karena Allah selalu setia dengan janji-Nya bahwa Ia selalu menyertai kita. Itu sebabnya Ia disebut Imanuel.

Ingatlah! Sahabat, yang namanya perjanjian tetap menjadi perjanjian, ketika dipegang teguh oleh mereka yang berjanji. Perjanjian akan dianggap batal jika salah satu pihak tidak melaksanakan apa yang dijanjikan. Dalam perjanjian tersebut, Allah adalah pihak yang tidak pernah lalai terhadap janji-Nya. Sebaliknya manusia kerap kali mengingkari janjinya. Meski demikian, Allah tidak pernah membatalkan perjanjian tersebut. Karena Allah mengasihi manusia sebagai gambar dan rupa-Nya. Sebagai manusia kita harus memiliki tekad dan kesetiaan untuk senantiasa memegang janji kita kepada Allah. Selamat ulang tahun ke-49 Yayasan Christopherus. Teruslah melayani bersama dengan gereja-gereja dan untuk gereja-gereja. (pg).

One Comment

  1. Kristianti Kartika Widjaja

    Shaloom…Selamat pagi Pak Paul dan para Sahabat pendukung Kristus
    Salam sehat dan penuh pengharapan di dalam Kristus.
    Puji Tuhan ??, kabar baik krn kita masih bisa menikmati Rahmat-Nya yg selalu baru di setiap pagi dan masih bisa merenungkan sebagian dari Firman-Nya.
    Terima kasih utk Renungan Firman Tuhan pagi ini yg menjadi Rhema utk kita karena kita hidup di dalam perjanjian dengan Allah yang mana Allah tak pernah melupakan akan janji-Nya , maka kitapun harus setia kepada-Nya di dalam kondisi apapun juga.
    Janji -Nya adalah Ya dan Amin…Immanuel.
    Tuhan Yesus Memberkati kita….Selamat berakhir pekan…

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *