SOLA GRATIA

Saudaraku, Sola Gratia merupakan salah satu ajaran Reformasi yang dipelopori oleh Martin Luther tahun 1517. Sola Gratia artinya grace alone, hanya anugerah. Ini berarti sebagai orang Kristen kita percaya bahwa keselamatan dan pembenaran yang kita peroleh semata-mata hanya karena anugerah Tuhan, itu bukan merupakan upah atas hasil usaha atau kerja keras kita di dalam melakukan perbuatan baik. Tapi di lain pihak ada yang mengajarkan bahwa ketika melakukan perbuatan baik maka kita akan mendapatkan balasannya, karena Tuhan melihat apa yang kita lakukan, jadi Tuhan akan membalas perbuatan kita. Ini seperti orang menabur, kalau benih yang ditabur jatuh di batu atau kumpulan tanaman berduri, ya buah tidak akan timbul, tapi kalau jatuh di lahan yang tepat, akan tumbuh 30 kali lipat, bahkan 100 kali lipat. Ajaran tabur dan tuai ini sedikit banyak terpengaruh oleh ajaran tentang hukum karma, yakni hukum perbuatan sebab-akibat yang tidak mungkin keliru. Jika kita sedang melakukan suatu perbuatan baik, maka pada saat yang sama kita akan mendapatkan balasan yang setimpal atau bahkan lebih besar. Tapi jika mendapatkan balasan atau kondisi yang tidak menguntungkan, ya anggap saja seperti kita sedang menanam pohon kelapa, pisang, dan sayur-sayuran bersamaan, masing-masing pohon akan menghasilkan buah yang berbeda pada waktu yang berbeda-beda pula. Namun suatu waktu ketika memetik buah-buahan dan sayuran tersebut ternyata mendapatkan hasil yang lain, seperti kita berharap mendapatkan balasan sebesar pohon kelapa atau setandan buah pisang, tapi kenyataannya hanya mendapatkan segenggam sayur buncis. Jadi, jika hukum tabur tuai tidak selalu tepat, jangan terlalu kecewa, yang penting kita tetap mempertahankan konsistensi untuk berbuat kebaikan meskipun dalam kondisi yang sulit dan tertekan, karena pada saatnya kita akan mendapatkan buah pohon kelapa.  Mengapa tetap berharap pada hukum tabur-tuai yang tidak pasti? Hukum sebab akibat, karena setiap tindakan yang dilakukan akan menghasilkan akibat yang sebanding. Kartu skor kehidupan, dengan adanya tabur-tuai akan menentukan kualitas hidup seseorang dan mendapatkan nilai atau skor. Perbuatan baik dan buruk, karena tindakan yang baik akan menghasilkan tuaian yang baik, sedangkan tindakan yang buruk akan menghasilkan tuaian yang buruk. Perbedaan mental, intelektual, moral, watak, baik buruk, kaya, miskin, sehat, sakit, dan perbedaan lainnya dalam kehidupan manusia disebabkan oleh perbuatan baik atau buruk yang telah dilakukan. Sola Gratia berarti “hanya oleh anugerah”.Ajaran ini menekankan bahwa keselamatan manusia didasarkan pada kasih karunia Allah, bukan pada perbuatan baik atau kesalehan khusus. Bahkan kita melihat Yesus yang sepanjang hidupnya di bumi senantiasa melakukan perbuatan yang baik menolong orang-orang yang sakit, lemah tubuh, disingkirkan masyarakat, bahkan Yesus ditolak oleh orang-orang Yahudi dan akhirnya mati disalibkan. Jadi Tuhan Yesus meskipun senantiasa menabur kebaikan malahan menuai penderitaan. Coba kita simak Yesaya 53:5:  “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” Namun justru melalui pengorbanan di kayu salib, orang-orang yang percaya pada Tuhan Yesus akan mendapatkan pengampunan dosa dan akhirnya mendapatkan kehidupan kekal. Anugerah atas pengampunan dosa dan kehidupan kekal ini diberikan secara cuma-cuma pada siapa pun yang memiliki iman untuk percaya pada anugerah keselamatan. Sola Gratia menyatakan bahwa keselamatan adalah anugerah ilahi yang tidak layak diterima manusia, bukan sesuatu yang pantas atau diusahakan oleh pendosa. Keselamatan ini diperhitungkan sebagai kemurahan hati Allah yang dibagikan kepada siapa pun.  Belas kasih Tuhan kepada manusia terjadi semata-mata karena anugerah, sehingga manusia tidak dapat mengklaim keselamatan kekal melalui perbuatan baik maupun oleh kesalehan khusus.  Bagaimana kita memiliki iman untuk percaya pada anugerah keselamatan agar memperoleh anugerah Allah secara cuma-cuma? Coba kita simak dan hayatiRoma 10:17:  “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Saudara, tugas kita semua untuk mengabarkan Firman Kristus, agar dapat didengar oleh semua orang yang belum mengenal Tuhan Yesus, supaya mereka boleh menerima anugerah keselamatan dari Tuhan, bukan atas upaya jerih lelah perbuatan mereka sendiri. (Surhert).

JOHN CALVIN

Saudaraku, menjelang Hari Reformasi 31 Oktober, kita mengingat kembali John Calvin, yang menuliskan buku yang menentukan Reformasi dan menjadi pilar teologi Protestan. John Calvin atau Yohanes Calvin, 10 Juli 1509 – 27 Mei 1564 adalah seorang teolog, pendeta, dan reformis  Perancis yang tinggal di Geneve Swiss selama Reformasi Protestan. Ia adalah tokoh utama dalam pengembangan sistem teologi Kristen yang kemudian disebut Calvinisme. Calvin menerbitkan lima edisi Latin Institutes of the Christian Religion, yang dikenal sebagai Institutio Christianae Religionis, yang dipandang sebagai karya teologi paling berpengaruh sepanjang masa: Tahun 1536: Edisi Latin pertama diterbitkan saat Calvin berusia 26 tahun dan panjangnya hanya enam bab. Tahun 1539: Edisi kedua isinya tiga kali lebih panjang dari yang pertama, dengan 17 bab tambahan. Tahun 1543: Calvin menambahkan banyak tulisan lagi dan memperdalam bab tentang Pengakuan Iman para Rasul. Tahun 1550: Hanya beberapa perubahan kecil ditambahkan ke buku. Tahun 1559: Edisi terakhir Institutio, isinya sekitar 80% lebih banyak dari edisi sebelumnya, terdiri dari empat buku dengan 80 bab. Pemikiran John Calvin tentang hubungan antara doa dan iman ada dalam Institutio edisi pertama tahun 1536, membahas topik-topik doa: Hubungan antara doa dan iman, Perlunya dan manfaat doa, Aturan-aturan untuk berdoa, Jenis-jenis doa, dan Kejadian-kejadian yang tidak disengaja dalam doa. Secara ringkas isinya: Doa adalah latihan iman yang utama. Calvin percaya bahwa doa adalah cara utama untuk menjalani kehidupan beriman dan menunjukkan kerendahan hati di hadapan Tuhan. Berdoa adalah kewajiban. Calvin percaya bahwa Allah memerintahkan manusia untuk berdoa, dan bahwa doa merupakan disiplin rohani yang penting dalam kehidupan Kristen. Doa adalah cara untuk mengungkapkan kasih. Calvin percaya bahwa doa syafaat adalah cara yang ampuh untuk mengungkapkan kasih kepada orang lain. Doa adalah cara untuk menemukan rencana Tuhan. Calvin percaya bahwa doa adalah cara untuk menemukan apa yang telah direncanakan Tuhan bagi manusia, dan untuk merasakan penghiburan yang datang dari Tuhan. Doa adalah pergumulan antara iman dan kesalahan. Calvin percaya bahwa bahkan doa orang yang paling taat pun merupakan pergumulan antara iman dan pengakuan dosa yang telah dilakukan. Maka cukuplah untuk mengatakan, bahwa permulaan doa yang benar timbul dari iman, dan bahwa iman timbul dari pendengaran akan firman Allah. Calvin menyebutkan: Berdoalah dengan harapan yang pasti. Calvin percaya bahwa Tuhan menjawab doa, dan bahwa orang Kristen harus dikuatkan oleh harapan ini. Berdoalah dalam nama Yesus. Calvin percaya bahwa Yesus adalah perantara dan penengah kita, dan bahwa kita harus berdoa dalam nama-Nya. Doa adalah saluran yang melaluinya kasih Tuhan dan kasih kita kepada Tuhan mengalir bolak-balik. Calvin percaya bahwa ketika kita gagal berdoa, kita kehilangan comfort atau penghiburan/kenyamanan hati dan pikiran, yang dapat datang dari doa. Calvin juga menuliskan: Mengapa kita HARUS BERDOA?  Tuhan mengajarkan kita untuk berdoa, itu bukan untuk kepentingan Tuhan melainkan demi kita. Tuhan menghendaki, agar kita mengakui bahwa semua yang diinginkan atau dirasakan manusia sebagai berguna, mesti didoakan agar dapat diperoleh, dan hanya berasal dari-Nya. Jadi meskipun kita dalam kondisi lemah, Tuhan tetap bangun dan memerhatikan kita, dan kadang bahkan menolong kita tanpa diminta. Sangatlah penting bagi kita untuk terus memohon kepada-Nya: Pertama, agar hati kita selalu berkobar dengan keinginan yang sungguh-sungguh dan berkobar untuk mencari, mengasihi, dan melayani-Nya. Kedua, agar kita belajar untuk menempatkan semua keinginan kita di hadapan-Nya dan dengan demikian mencurahkan isi hati kita di hadapan-Nya; Ketiga, agar kita dapat bersiap untuk menerima semua berkat-Nya dengan rasa ucapan syukur, dan doa mengingatkan bahwa semua itu berasal dari tangan-Nya.  Saudaraku, masih panjang lagi yang diketengahkan Calvin agar kita selalu SETIA untuk BERDOA. Masalahnya, apakah kita SUDAH BERDOA,  atau hanya kadang-kadang berdoa, atau berdoa bila ada maunya? (Surhert).