Life is a Choice

MAZMUR 36. Sahabat, dunia yang kita tempati hari ini adalah dunia yang telah jatuh dalam dosa dan penuh dengan kejahatan. Setiap hari, kita mendengar, membaca, atau menonton medsos dan berita televisi tentang berbagai kejahatan di lingkungan kita, di kota tempat kita tinggal, di negara kita, serta di belahan lain dunia ini. Bagaimana tanggapan kita terhadap berita-berita seperti itu? Dalam Mazmur 36, Daud menyaksikan bahwa orang-orang fasik memenuhi hidup mereka dengan dosa dan kejahatan. Hati mereka tidak memiliki rasa takut terhadap Tuhan. Segala perkataan, pikiran, dan perbuatan mereka penuh dengan kejahatan dan tipu daya.  Menyaksikan hal seperti itu tidak membuat Daud takut, melainkan membuat Daud makin menyadari betapa besar dan berharganya kasih setia Tuhan dalam kehidupannya dan dalam kehidupan orang-orang lain yang mengenal Tuhan. Tuhan yang penuh dengan kasih setia selalu menyelamatkan, melindungi, memelihara, dan menuntun kehidupan umat-Nya. Tuhan adalah Tempat Perlindungan paling aman di dunia ini. Melalui pembacaan Mazmur 36 pada hari ini, marilah kita belajar untuk tidak terpaku pada dunia di sekeliling kita yang sering nampak menakutkan. Sebaliknya, marilah kita mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan.  Syukur kepada Tuhan, hari ini kita dapat melanjutkan belajar dari kitab Mazmur dengan topik: “Life is A Choice (Hidup itu Pilihan)”. Bacaan Sabda diambil dari Mazmur 36:1-13. Sahabat, sesungguhnya hidup ini penuh dengan pilihan, dari yang sederhana hingga yang kompleks. Mulai dari urusan memilih mau pakai baju apa hari ini, hingga pilihan yang menentukan arah hidup kita di masa mendatang. Terlepas dari begitu banyaknya pilihan dalam keseharian kita, ada pilihan paling penting yang tidak boleh kita abaikan dan harus kita putuskan di dalam hidup ini, yaitu: menjalani hidup penuh dosa ataukah hidup penuh kebaikan Allah?Dalam bacaan kita pada hari ini, Daud memerlihatkan kontrasnya gambar dari orang berdosa yang penuh kejahatan dan Allah yang penuh kebaikan. Digambarkan bagaimana bagi orang berdosa: Hatinya dipenuhi dosa (Ayat 2) dan hidupnya dipenuhi dengan kesalahan, kebencian serta kejahatan (Ayat 3-5). Akar dari kehidupan yang penuh dosa adalah orang berdosa tidak takut kepada Allah (Ayat 2b).  Gambaran ini sangat kontras sekali dengan gambaran Allah yang penuh kebaikan, seperti: kasih-Nya luas (Ayat 6), keadilan-Nya teguh (Ayat 7), Ia sumber kehidupan bagi segala ciptaan-Nya (Ayat 8-10). Oleh karena itu, bagi orang-orang yang takut akan Allah dan mengenal-Nya, hidup mereka dipenuhi oleh kasih setia dan keadilan Allah (Ayat 11).  Beda halnya dengan akhir hidup dari orang berdosa. Daud menegaskan di akhir mazmurnya:  “…orang-orang yang melakukan kejahatan itu jatuh; mereka dibanting dan tidak dapat bangun lagi” (Ayat 13).Sahabat, pertanyaan bagi kitah: Hidup manakah yang mewakili kehidupan yang kita jalani sekarang ini? Kehidupan yang tidak takut akan Allah dan penuh dengan keberdosaan? Atau kehidupan yang takut akan Allah dan penuh dengan kebaikan-Nya? Banyak orang mengaku menjalani hidup yang takut akan Allah, namun hidupnya penuh dengan dosa dan kejahatan. Tentu bukan itu yang Tuhan inginkan dari hidup kita. Kiranya Tuhan menolong kita menjalani hidup yang takut akan Tuhan dan dipenuhi dengan kebaikan-Nya. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 8? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Sepanjang hidup, kita berhadapan dengan pilihan untuk menerima atau menolak kasih setia Tuhan. Karena itu, selera dan keinginan kita perlu dikekang dan diselaraskan dengan terang firman Tuhan.

Waiting God’s Times Patiently

MAZMUR 35. Sahabat, Mazmur 35 merupakan Nyanyian Ratapan. Nyanyian Ratapan termasuk satu bagian yang cukup besar dalam kitab Mazmur; dan ini menyatakan bahwa Firman Tuhan memberikan tempat untuk kita berespons di hadapan Tuhan dengan benar waktu kita sedang menderita. Kita bisa membagi Mazmur 35 dalam 2 bagian: Nyanyian Ratapan, dan Nyayian Pujian atau Ucapan Syukur. Mengingat Ratapan termasuk bagian yang besar dari Mazmur, ini berarti Tuhan juga mau mendewasakan kita melalui kita meratap di hadapan-Nya.   Ada orang yang di dalam penderitaan, dia tetap tidak bertumbuh. Meski dia mengalami penderitaan, kehidupannya tidak bertumbuh, karena dia tidak berespons di hadapan Tuhan, dia tidak bergumul di hadapan Tuhan,dia tidak mencari relasi dengan Tuhan, sehingga sia-sia saja penderitaan itu terjadi dalam kehidupannya, tidak menjadikan apa-apa.  Yang pasti, orang tidak perlu bangga karena dia menderita; tidak ada yang perlu dibanggakan dengan penderitaan. Sama juga dengan keberhasilan tidak perlu membuat kita bangga karena itu adalah berkat Tuhan, terlebih lagi, tidak ada yang perlu dibanggakan karena kita menderita. Tidak ada apa pun yang mulia dengan penderitaan. Penderitaan akan menjadi satu sarana yang baik, kalau kita berespons dengan benar di hadapan Tuhan. Inilah yang dilakukan Pemazmur dalam Mazmur 35. Syukur kepada Tuhan, hari ini kita dapat melanjutkan belajar dari kitab Mazmur dengan topik: “Waiting God’s Times Patiently (Menunggu Waktu Tuhan dengan Sabar)”. Bacaan Sabda diambil dari Mazmur 35:1-28. Sahabat, Pernahkah  diperlakukan dengan jahat oleh orang-orang yang Sahabat perlakukan dengan baik? Dalam ketidakmengertian atas perbuatan mereka, apa yang biasanya kita lakukan? Mengutuki, bersungut-sungut, mengecam, menyimpan dendam, atau mencari cara untuk membalas perbuatan mereka dengan lebih kejam?Daud pernah mengalaminya. Orang-orang yang selama ini diperlakukan baik olehnya justru membalasnya dengan kejahatan, antara lain: mereka ingin mencabut nyawanya (Ayat 4a), merancangkan kecelakaan baginya (Ayat 4b), tanpa alasan menjebaknya (Ayat 7), menuntutnya (Ayat 11), menistanya terus-menerus (Ayat 15), mengolok-oloknya (Ayat 16), memusuhinya tanpa sebab (Ayat 19), dan menipunya (Ayat 20). Padahal Daud tidak tahu apa kesalahan yang telah ia perbuat (Ayat 11). Ia berbuat baik kepada mereka (Ayat 12) dan menemani mereka yang sakit (Ayat 13-14). Karena perbuatan jahat yang tanpa alasan itu, Daud merasa hidupnya telah dirusak habis-habisan (Ayat 17).Menariknya, dalam ketidakmengertiannya atas kejahatan yang dialaminya, Daud tidak menyalahkan Tuhan. Ya, ia marah terhadap orang-orang yang telah berbuat jahat itu. Ia sakit hati atas kekejian mereka. Ia merasa dikhianati karena perbuatan baiknya dibalas dengan kejahatan. Tetapi semua kemarahan, sakit hati, dan perasaan dikhianati itu diserahkan kepada Allahnya.Kesadaran bahwa Tuhan adalah Hakim yang adil (Ayat 24), membuat Daudmenyerahkan perkaranya kepada-Nya. Daud paham, pembalasan bukanlah haknya, melainkan hak Tuhan. Daud belum jelas apa yang akan Allah lakukan atas perkaranya, dan entah sampai berapa lama Daud mengalami semuanya kejahatan itu (Ayat 17). Namun Daud tetap bersorak-sorak karena Tuhan (9) dan bersyukur kepada-Nya (Ayat 18). Daud menutup Mazmur 35 dengan doksologi yang agung atas kebesaran Tuhan (Ayat 27-28).Orang-orang di sekitar kita bisa berbuat jahat dan menyakitkan, tetapi percayalah bahwa kita punya Sang Hakim yang Adil. Bagian kita adalah menyerahkan hidup sepenuhnya ke dalam tangan-Nya, maka Ia akan bertindak. Daud sadar bahwa Tuhan mempunyai caranya sendiri dalam bertindak, entah membalas mereka saat itu juga atau di kemudian hari. Sikap Daud yang benar yaitu tetap memuji Tuhan dalam keyakinan imannya akan Tuhan, DIA MENUNGGU WAKTU TUHAN DENGAN SABAR,  bukan menuntut Tuhan bertindak sesuai dengan keinginannya. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 9 dan 18? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Di bagian tengah Mazmur 35 ada sebuah perubahan besar yaitu ketika Daud mengakui bahwa keselamatan itu berasal dari Tuhan (Ayat 9), dan Daud tetap setia memuji Tuhan dalam segala hal (Ayat 18). (pg).