SATU BUKAN SERAGAM
Saudaraku, Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang ada pada lambang negara Garuda Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda tetapi satu. Alkitab ternyata juga memuat nilai Bhinneka Tunggal Ika, maka mari kita merenungkan Kisah Para Rasul 2:1-40. Perayaan Pentakosta yang ramai menjadi makin hiruk pikuk dengan kabar mabuknya para murid Yesus di pagi hari sehingga rumah itu ramai dikerumuni massa. Mereka yang mendatangi rumah itu kaget dan heran karena para murid itu bisa berbicara dalam berbagai bahasa dan massa memahami pesan yang disampaikan padahal para murid Yesus adalah orang Yahudi Galilea yang tak menguasai bahasa asing apalagi menerima mereka yang berbeda dengan bangsa dan adat mereka. Yang lebih mengherankan adalah dari sekian banyak bahasa yang keluar dari mulut para murid yang tersampaikan kepada banyak orang asing itu memiliki pesan yang sama: Memuliakan pekerjaan Allah yang besar. Pesan inilah yang membuat mereka membuka telinga kepada Injil dan setelah Petrus menjelaskan situasi, mereka menjadi percaya dan dibaptiskan. Peristiwa Pentakosta ini menjadi titik balik dari para pengikut Yesus dari sekumpulan para penakut yang pesimis, menjadi sekumpulan orang yang berani memberitakan tentang Kristus. Berita tentang Kristus tersebar dari Yerusalem menuju ke luar Yerusalem melalui orang-orang yang menerima Injil dan dibaptiskan. Dari lokal menjadi global dalam satu peristiwa dengan satu berita pokok: Pekerjaan Allah yang besar. Inilah kerja Roh Kudus yang Maha Dahsyat. Ia menyatukan bangsa-bangsa yang berbeda dalam satu irama, satu frekuensi dalam pekerjaan-Nya. Manusia membuat banyak tembok dalam kehidupan, diantaranya: Etnisitas, adat istiadat, bahasa dan dialek. Tak jarang karenanya manusia tidak bisa bersatu dan hidup dalam pertikaian dan kesalah pahaman sehingga saling menjegal dan menjatuhkan. Namun Roh Kudus datang untuk menyatukan perbedaan dan mengarahkannya kepada pekerjaan Allah. Tembok pemisah warisan Menara Babel dihapuskan oleh Roh Kudus. SATU bukan berarti SERAGAM, melainkan menghargai PERBEDAAN untuk SATU TUJUAN. Indonesia disatukan oleh Pancasila, bukan berarti Indonesia harus menjadi seperti satu suku mayoritas melainkan segala perbedaan itu dijembatani oleh Pancasila untuk satu tujuan bersama. Demikian juga Roh Kudus MENJADI PENYATU setiap orang yang percaya kepada Kristus, apa pun etnisnya, aliran gerejanya, tingkat pendidikannya ataupun usianya. Roh Kudus menyatukan untuk membuat yang berbeda memiliki satu tujuan bersama: Memuliakan pekerjaan Allah yang besar. Saudara, masihkah hal ini menjadi tujuan bersama umat Allah? Atau karya Roh Kudus hanya dipersempit dengan manifestasi ritual yang memperuncing perbedaan dan membuat diskriminasi baru? Mari kembali kepada asal. Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)
Berusahalah HIDUP DAMAI dengan SEMUA ORANG. Meme Firman Hari Ini.
Tasting the Goodness of God
MAZMUR 34. Sahabat, dalam Mazmur 34 Daud mengecap kebaikan Tuhan dan mengajak kita ikut menikmatinya. Saat itu, Daud baru saja lolos dari bahaya maut. Sebelumnya, karena dikejar Raja Saul bersama tentaranya yang bermaksud membunuhnya, ia pun melarikan diri sampai ke Gat. Raja Akhis, raja kota itu pun mendapat laporan dari para hambanya bahwa mereka menemukan Daud, pahlawan Israel. Di tengah rasa takut yang hebat, Daud berakting seolah-olah gila. Daud pun diusir (1Samuel 21:10-15) sehingga ia dapat melarikan diri kembali. Hal tersebut sangat melegakan hati Daud sehingga ia menulis Mazmur 34. Daud bisa lolos karena Tuhan memberi hikmat dan meloloskannya (Ayar 5).Ketika Daud terhindar dari peristiwa mencekam itu, ia belum terbebas sepenuhnya dari bahaya. Ia masih harus bersembunyi sementara di gua Adulam (1Samuel 22:1). Namun, rasa takutnya lenyap. Dengan demikian, mengecap kebaikan Tuhan tidaklah harus menunggu segenap keadaan sudah menjadi baik. Syukur kepada Tuhan, hari ini kita dapat melanjutkan belajar dari kitab Mazmur dengan topik: “Tasting the Goodness of God (Mengecap Kebaikan Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari Mazmur 34:1-23 dengan penekanan pada ayat 9, “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” Sahabat, Daud, seorang pemimpin yang dihadapkan pada banyak tantangan dan rintangan, sering mencari perlindungan dan kekuatan dari Tuhan dalam pengalaman hidupnya. Dalam konteks bacaan kita pada hari ini, Daud telah menemukan bahwa ketika seseorang memilih untuk bergantung sepenuhnya pada Tuhan, mereka akan menemukan bahwa Tuhan baik dan setia dalam memenuhi kebutuhan dan memberikan perlindungan. Jadi, secara keseluruhan, bacaan kita pada hari ini mengajak kita untuk mengamati dan merenungkan kebaikan Tuhan dalam hidup kita, serta untuk mencari perlindungan dan kebahagiaan dalam hubungan yang erat dengan-Nya. Hal ini merupakan undangan untuk hidup dengan kesadaran akan hadirnya Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita, serta untuk mengalami kegembiraan yang bersumber dari ketergantungan kita pada-Nya. Bacaan kita pada hari ini mengajak kita untuk merenungkan dua hal penting: Pertama, Kebaikan Tuhan. Pemazmur menekankan bahwa Tuhan itu baik. Meskipun hidup kita penuh dengan berbagai tantangan dan kesulitan, kita dipanggil untuk memerhatikan kebaikan Tuhan di sekitar kita. Banyak kali, kebaikan Tuhan dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti berkat yang diberikan, perlindungan yang diberikan, atau kasih yang ditunjukkan kepada kita melalui orang lain. Dengan merenungkan kebaikan Tuhan, kita dapat memperoleh sikap syukur yang lebih besar dalam hidup. Kedua, perlindungan dalam Tuhan. Pemazmur juga menyatakan bahwa orang yang berlindung pada Tuhan akan berbahagia. Hal ini menunjukkan pentingnya memiliki hubungan yang kuat dengan Tuhan dan memercayakan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. Ketika kita mencari perlindungan dalam Tuhan, kita meletakkan keyakinan kita pada-Nya untuk memberikan bimbingan, perlindungan, dan kekuatan dalam menghadapi segala situasi. Sahabat, hal tersebut membawa kedamaian dan kebahagiaan yang sejati, karena kita tahu bahwa kita tidak sendirian dalam menghadapi hidup ini. Karena itu, kita diingatkan untuk senantiasa mencari kebaikan Tuhan dalam hidup kita dan untuk memperkuat hubungan kita dengan-Nya sebagai sumber perlindungan dan kebahagiaan yang abadi. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 10-11? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kecaplah dan lihatlah kebaikan-kebaikan Tuhan, nikmati perlindungan dan penyertaan-Nya setiap hari. (pg).