God is Real and Exist

KITAB MAZMUR. Sahabat sesungguhnya kitab Mazmur merupakan satu kitab pergumulan naik-turunnya emosi dan jiwa manusia; tidak ada yang tersembunyi di situ, kita bisa membaca di dalamnya kehidupan orang-orang saleh yang semuanya terbuka bagi kita. Selain itu  kita juga bisa mendapati diri kita dalam pergumulan tersebut,  kalau memang kita merupakan orang-orang yang bergumul.  Tapi yang penting di sini bukan pergumulan itu sendiri, lalu dengan bergumul, kita seakan-akan jadi lebih hebat daripada orang lain karena banyak pergumulan. Kita tidak mempermuliakan pergumulan itu sendiri. Hal yang penting kita pelajari di sini adalah bagaimana seseorang berespons di hadapan Allah, bahwa di dalam segala keadaan relasinya dengan Allah makin dekat dan semakin dekat, dia mengenal Allah dengan lebih baik, dia mengenal dirinya dengan lebih baik, dan dia juga mengenal dunia sekelilingnya dengan lebih baik. Sahabat, Mazmur 14 sangat mirip dengan Mazmur 12, sebuah mazmur yang menguatkan orang-orang benar yang minoritas, yang keadaannya di bawah, tidak punya kekuatan. Di sini juga ada semacam kontras antara kebebalan dan bijaksana; dalam pengertian paradoksal, apa yang dilihat Tuhan dengan yang dilihat dunia itu berbeda, yang biasanya dianggap hebat ternyata di hadapan Tuhan sebetulnya bodoh/bebal.  Sebaliknya, orang yang hidup bergantung kepada Tuhan, dari mata dunia kelihatan seperti orang-orang bodoh, yang tidak berjuang, yang tidak punya kemampuan, tapi itulah orang-orang yang bijaksana menurut Tuhan. Syukur kepada Tuhan, hari ini kita dapat melanjutkan belajar dari kitab Mazmur dengan topik: “God is Real and Exist” (Tuhan itu Nyta dan Ada). Bacaan Sabda diambil dari Mazmur 14:1-7. Sahabat, mengapa kejahatan terus merajalela? Jawabannya karena manusia tidak lagi takut akan Allah, bahkan tidak percaya akan keberadaan Allah. Mungkin mereka tidak lagi percaya kalau Allah itu ada dan nyata.Pemazmur mengungkapkan bahwa orang bebal tidak mengakui keberadaan Allah di dalam hatinya (Ayat 1). Tidak ada kebaikan di dalam perbuatan mereka (Ayat 2). Tidak ada satu pun yang mencari Allah dan tidak ada yang berbuat baik (Ayat 3). Mereka tidak menyadari keberadaan Allah dan menikmati setiap perbuatan jahat mereka (Ayat 4), dan mereka tidak menyadari penyertaan dan perlindungan Allah atas umat-Nya (Ayat 5-6).Menyangkali keberadaan Allah membuat manusia hidup di luar kebenaran. Manusia makin percaya diri untuk melakukan apa yang menjadi kehendak pribadinya. Mereka berpikir bahwa perbuatan mereka benar dan baik, tetapi tidak ada hal baik yang berasal dari hati yang penuh dengan dosa. Hati yang dipenuhi dosa, akan tampak dari perbuatan. Semua yang bersumber dari dosa pasti menghasilkan perbuatan dosa. Inilah yang membuat kejahatan terus ada. Mereka menyangka Allah tidak ada sehingga mereka dapat berbuat sesuka hati mereka.Sahabat, ketidakpercayaan mereka terhadap keberadaan Allah juga membuat mereka tidak takut pada hukuman Allah. Mereka melakukan berbagai kejahatan tanpa rasa takut dan gentar sedikit pun. Padahal, pada kenyataannya Allah itu ada. Keselamatan-Nya bagi orang percaya dan keadilan-Nya atas dosa adalah kebenaran yang pasti akan terlaksana. Pada waktu-Nya nanti, keselamatan kekal akan dinyatakan bagi orang percaya dan hukuman kekal bagi mereka yang hidup menyangkal Allah.Kita patut bersyukur karena kita adalah orang-orang yang hidup dalam anugerah Allah. Kita diizinkan untuk mengenal Allah dan hidup di dalam keselamatan-Nya. Inilah alasan mengapa kita harus hidup sebagai orang benar dan bukan seperti orang bebal.Sahabat, mari kita hidupi sikap takut akan Allah dengan mengerjakan keselamatan yang sudah dianugerahkan Allah bagi kita, hingga semua orang menyaksikan dan mengakui karya Allah yang nyata dalam hidup kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu? Apakah Sahabat yakin Allah itu ada dan terus berkarya hingga saat ini? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Percayalah bahwa Allah itu sungguh ada dan Dialah satu-satunya sumber keselamatan kita. (pg).

GEREJA MULA-MULA

Saudaraku, zaman Tuhan Yesus mengajar di dunia, tidak ada gereja, tapi hanya ada Bait Suci, yang di Alkitab disebut Bait Allah. Ada dua Bait Suci di Yerusalem: Pertama, Bait Salomo atau Bait Suci Pertama dibangun sekitar abad ke-10 SM untuk menggantikan Kemah Suci. Bangunan ini dihancurkan oleh Raja Nebukadnezar  pada tahun 586 SM. Kedua, Bait Suci Kedua dibangun setelah bangsa Yehuda kembali dari pembuangan di Babel, sekitar tahun 536 SM, selesai pada 12 Maret tahun 515 SM. Kemudian Raja Herodes Agung melakukan perluasan bangunan sekitar tahun 19 SM. Sedangkan Yesus Kristus disalib antara tahun 30-33 M (beda penghitungan kalender). Menurut penanggalan Yahudi, disalib tanggal 14 Nisan, beberapa jam sebelum hari Paskah Yahudi dirayakan, 15 Nisan yang dimulai pada jam 18:00. Paskah Yahudi pada hari Sabat atau Sabtu. Yohanes  20:1 mencatat:  “Pada hari pertama minggu itu (berarti hari Minggu), pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, …”  Tuhan Yesus bangkit. Kisah Para Rasul 1:3  mencatat:  “ … selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri …” Kisah Para Rasul  2:1-3 mencatat: “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat … lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.” Kisah Para Rasul 2:14 mencatatat:  Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, …” Jadi data tentang gereja mula-mula dapat diketahui: Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta, atau hari ke-50 setelah Tuhan Yesus bangkit. Hari ke-50 adalah hari Minggu tahun 33 Masehi, bukan hari Sabat atau Sabtu.  Tempat dicurahkannya Roh Kudus bukan di Bait Allah, tapi di satu tempat di Yerusalem.  SedangkanPetrus berkhotbah, ada kira-kira 3.000 orang bertobat dan dibaptis. Siapa anggota pertamanya? Sesuai Kisah Para Rasul 2:5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Cerita selanjutnya: Kisah Para Rasul 2:42-43 mencatat:  “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul … selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa … sedang rasul-rasul mengadakan banyak mujizat dan tanda.” Kisah Para Rasul 3:1 mencatat:  “Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah.” Mereka pergi ke Bait Suci Yerusalem. Kisah Para Rasul  4 mencatat:  Petrus dan Yohanes berkhotbah di Bait Allah, akhirnya ditahan oleh imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki. Mulailah terjadi penekanan terhadap gereja mula-mula. Kisah Para Rasul  6 mencatat:  Para rasul mengangkat 7 orang untuk melakukan pelayanan kepada jemaat, sedangkan rasul-rasul memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman. Inilah 7 orang anggota majelis gereja yang pertama, bukan dari kalangan orang Lewi. Kisah Para Rasul 7 mencatat:  Stefanus, salah seorang majelis pertama, berkhotbah dan mendapatkan perlawanan dari Mahkamah Agama. Akhirnya Stefanus ditangkap, dihukum mati dirajam batu.  Tahunnya dicatat di Wikipedia: tahun 34 Masehi. Selanjutnya  Kisah Para Rasul 8:1 mencatat:  Mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Dengan kata lain gereja mula-mula mulai menyusut jemaatnya, hanya rasul-rasul yang tertinggal.  Informasi dari Wikipedia selanjutnya,  Pada tahun 48 M ada sidang di Yerusalem – sesuai Kisah Pata Rasul 15. Antara tahun 64-67 M Petrus dan Paulus ditangkap di kota Roma dan dihukum mati. Akhirnya pada tanggal 4 Agustus 70 Masehi Bait Allah di Yerusalem dihancurkan oleh tentara Romawi di bawah Jenderal Titus. Tentu saja gereja mula-mula juga ikut bubar dan jemaatnya melarikan diri ke tempat-tempat lain. Saudaraku, coba perhatikan:  Umur gereja mula-mula, berdiri tahun 33 M, masa jaya, hingga mulai ada penganiayaan pada 34 M, masih bertahan hingga 48 M, akhirnya bubar pada tahun 70 M. Umur totalnya hanya sekitar 37 tahun. Jika gereja mula-mula tetap bertahan di Yerusalem, tidak ada aniaya yang hebat, maka tidak ada jemaatnya yang melarikan diri ke tempat-tempat lain, ke seluruh dunia, namun tetap sambil memberitakan Firman Tuhan.  Hal tersebut sesuai sabda Tuhan Yesus Kristus: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” (Matius 28:19) Saudaraku, memang, pemberitaan Firman Tuhan ke segala bangsa memerlukan upaya dan pengorbanan yang besar dan sungguh-sungguh, seperti yang dilakukan oleh jemaat gereja mula-mula. (Surhert).