Believe in the Faithful Love of God
MATANYA TIDAK BERCAHAYA. Sahabat, kalau kita membaca Mazmur 13, Pemazmur memulai doanya dengan pertanyaan “Berapa lama lagi Tuhan?” Pertanyaan itu diulangi sampai lima kali dalam 6 ayat. Hal itu menunjukkan betapa kuatnya perasaan Pemazmur seolah-olah dirinya ditinggalkan Allah. Artinya, derita yang dirasakan Pemazmur sangat berat dan sudah mencapai batas yang dapat ditanggungnya.Sebenarnya apa pokok masalah yang sedang dihadapi Pemazmur? Apakah dirinya sakit parah? Apakah nyawanya terancam? Ternyata tidak. Jika demikian, mengapa Pemazmur mengatakan MATANYA TIDAK BERCAHAYA ? Bila mata Pemazmur tidak bercahaya, hal itu berarti Allah tidak bersama dengannya. Apakah benar Allah sudah tidak menyertai Pemazmur?Sahabat, Mazmur 19:9 menyatakan bahwa mata seseorang akan bercahaya karena firman Tuhan. Jika dilihat dari sudut pandang Mazmur 19:9, maka ungkapan Pemazmur menunjukkan bahwa Allah tidak lagi berfirman kepadanya. Tidak adanya firman Allah itulah yang membuat hati Pemazmur goyah. Ia seolah-olah kehilangan pegangan dan tuntunan hidup karena selama ini hidupnya berlandaskan pada firman Allah. Itulah alasannya pemazmur meratap, “Berapa lama lagi Tuhan?”Ada batas kekuatan manusia untuk bertahan menghadapi persoalan hidup. Jika kita merenungkan ungkapan hati Daud dalam kitab Mazmur ini, tentu kita dapat menarik kesimpulan tentang apa yang terjadi pada dirinya. Ya, Daud merasa sangat lelah dan tidak mampu lagi menghadapi beragam persoalan yang bertubi-tubi menimpanya.Syukut kepada Tuhan, hari ini kita dapat melanjutkan belajar dari kitab Mazmur dengan topik: “Believe in the Faithful Love of God (Percaya Kepada Kasih Setia Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari Mazmur 13:1-6 dengan penekanan pada ayat 6-a. Sahabat, doa Pemazmur dalam bacaan kita pada hari ini berisi banyak pertanyaan: “Berapa lama lagi, Tuhan, Kaulupakan aku terus menerus?”; “Berapa lama lagi Kau sembunyikan wajah-Mu terhadap aku?”; “Berapa lama lagi aku harus menaruh kekhawatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari?”; “Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?”. Bukankah doa-doa seperti itu juga yang sering kita ucapkan kepada Tuhan untuk menyatakan ketidakmampuan kita mengatasi persoalan hidup? Menurut saya, ungkapan hati seperti ini sangat wajar muncul dalam pikiran atau ucapan kita. Daud pun merasa seolah-olah Tuhan meninggalkannya. Tetapi, satu ucapan terakhir yang patut kita cermati dan kita teladani: Daud tetap menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan! Itulah yang membuatnya dapat bertahan dan tampil sebagai pemenang pada akhirnya.Apakah yang memampukan Daud bertahan? KASIH SETIA TUHAN. Kasih setia-Nya menyediakan perlindungan dan kekuatan baginya sehingga ia mampu bertahan jauh melampaui batas kemampuannya sebagai manusia. Begitu juga, di tengah pergolakan badai hidup, Sahabat, dan saya dapat mengandalkan kasih setia Tuhan. Dia tidak akan membiarkan kita tergeletak, tetapi kita akan menyaksikan kuasa-Nya menolong dan meneguhkan kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami dari ungkapan: “Matanya tidak bercahaya”? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tanpa kasih setia Tuhan, dengan apakah kita akan bertahan dalam menghdapi berbagai persolan hidup? (pg).