Telling About the Miraculous Deeds of God
HATI YANG BERSYUKUR. Sahabat, bersyukur adalah kunci di dunia dan akhirat. Bersyukur merupakan wujud ungkapan perasaan terima kasih kepada Tuhan atas semua kenikmatan dan anugerah yang setiap hari kita rasakan. Namun, tidak jarang kita semua luput dan lupa untuk bersyukur, apalagi ketika kita sedang mendapatkan masalah dan cobaan yang berat. Pemazmur merasakan perbuatan Allah yang ajaib dalam dirinya. Perasaan yang mendalam itu hendak diberitakannya kepada setiap orang. Itulah sebabnya Pemazmur menuliskan Mazmur 9. Hati yang bersyukur adalah hati yang berterima kasih. Tuhan telah berbuat, maka kita patut berterima kasih. Tidak menceritakan berarti tidak berterima kasih. Inilah dasarnya mengapa ada ibadah syukur, yakni ibadah untuk berterima kasih kepada Tuhan. Tuan rumah biasa menceritakan peristiwa-peristiwa yang dialami dari Tuhan. Sahabat, perbuatan Tuhan mana yang diceritakan? Menurut Pemazmur, perbuatan Tuhan yang ajaib. Ajaib di sini maksudnya, datangnya tindakan Tuhan disaat kita tidak bisa menolong diri kita sendiri. Hanya Tuhan yang dapat melakukannya. Syukur kepada Tuhan, hari ini kita dapat melanjutkan belajar dari kitab Mazmur dengan topik: “Telling About the Miraculous Deeds of God (Menceritakan Perbuatan Tuhan yang Ajaib)”. Bacaan Sabda diambil dari Mazmur 9:1-21 dengan penekanan pada ayat 2. Sahabat, mengapa syukur atau rasa terima kasih, kemudian, harus dinyatakan dengan menceritakan perbuatan Tuhan? Karena hati yang berterima kasih selalu berorientasi ke situ. Inilah inti kekuatan pemberitaan gereja di mana-mana: menceritakan kebaikan-kebaikan Tuhan: “… beritakanlah perbuatan-perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa” (Ayat 12). Perbuatan Tuhan, dalam segala bentuknya, selalu berakibat baik dan orang yang menerimanya akan berbahagia. Kebahagiaan ini biasanya tidak terbendung, orang ingin meluapkannya melalui doa, pujian, air mata bahagia dan seruan. Tetapi ternyata ini tidak cukup, kebahagiaan itu ingin keluar melalui kesaksian, melalui kata-kata lisan atau pun tulisan agar orang lain tahu. Alkitab penuh dengan kesaksian-kesaksian orang yang menerima perbuatan Tuhan. Gereja-gereja diwarnai dengan kesaksian seperti ini. Dorongan ini jugalah yang bergelora di dada Pemazmur sehingga dia berseru, “Aku mau bersyukur kepada Tuhan …aku mau menceritakan perbuatan-Mu yang ajaib.” (Ayat 2). Ia tidak dapat menahan rasa bahagianya untuk konsumsi sendiri melainkan meluapkan itu dalam kata-kata sehingga orang lain pun tahu. Andaikan dia tidak menyatakan kesaksiannya, kita tentu tidak tahu bagaimana Allah bertindak membela perkaranya, melindunginya dari orang fasik. Kita juga mungkin tidak tahu betapa kuat keyakinannya pada Tuhan. Tapi dari kesaksiannya itu kita boleh mendengar lagi tentang kebaikan Tuhan. Salah satu moto gereja adalah bersaksi. Apa yang kita saksikan? Yang kita saksikan bukanlah keluarga kita, pekerjaan kita, jabatan kita atau diri kita, melainkan perbuatan Tuhan! Perbuatan Tuhan dalam keluarga, dalam pekerjaan, dalam kehidupan anak-anak dan dalam diri kita. Sahabat, jikalau kita mampu mematahkan rasa enggan untuk bersaksi, maka “ruang-ruang kesaksian” tidak akan sepi atau kekurangan orang yang bersaksi karena banyak orang rindu menguraikan ceritanya tentang perbuatan Tuhan dalam hidupnya. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu? Tolong sharingkan secara singkat apa yang Sahabat lakukan ketika menerima kebaikan dan pertolongan Tuhan dalam hidupmu? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Janganlah lupa untuk bersyukur. Bagaimanapun keadaan kita, sejatinya semua itu adalah karunia Tuhan semata. (pg).