OVER OPTIMIS

Saudaraku, bertemu dengan orang yang optimis sungguh menyenangkan karena masalah seberat apa pun akan terasa lebih ringan.  Namun optimisme perlu diimbangi dengan pengamatan yang cermat karena optimisme yang berlebihan akan merugikan.  Mari renungkan Yohanes 13:36-38. Yesus mengenal Petrus dengan baik karena Petrus masih ada hubungan kekerabatan dengan-Nya.  Hubungan itu dipererat dengan kebersamaan selama tiga tahun yang membuat Yesus semakin mengenal karakter murid-Nya ini.  Itulah sebabnya Yesus menanggapi dengan skeptis perkataan Petrus yang dengan yakin akan menyertai-Nya walau harus bertaruh nyawa.  Secara terbuka Yesus menyatakan keraguan-Nya bahkan Ia berkata Petrus akan menyerah dalam beberapa jam ke depan.  Bukan karena Petrus adalah pribadi yang lemah, namun Yesus tahu benar beratnya tantangan itu tak sebanding dengan kemampuan Petrus.   Walaupun ada nada optimis dalam ucapan Petrus, namun Yesus tak sependapat.  Petrus mengasihi Yesus dan khawatir ditinggalkan, namun Yesus ingin menyadarkan Petrus tentang sebuah realitas yang memang harus dihadapi, realitas pahit namun membawa kemuliaan yaitu kematian-Nya.  Yesus juga mengajar Petrus untuk mengikuti kehendak Allah dan tidak mengandalkan kekuatannya sendiri. Saudaraku, sebagaimana manusia yang lain, para pengikut Kristus juga diperhadapkan dengan tantangan kehidupan.  Banyak pengkhotbah menekankan bahwa posisi sebagai umat pilihan Allah membuat pengikut Kristus diberi keistimewaan untuk menjadi pemenang dan klaim ini membuat mereka seringkali merasa over yakin.   Umat Tuhan tidak mungkin kalah, dan karena memegang klaim tersebut justru umat seringkali ‘terpeleset’, meyakini kemampuan sendiri alih-alih bersandar kepada Tuhan, dan bahkan menyangkal realitas yang tidak seperti yang diharapkannya.   Dari teguran Yesus kepada Petrus menunjukkan bahwa sebenarnya manusia perlu untuk melihat tantangan dengan menyandarkan diri kepada Dia yang lebih tahu hari esok.  Memang Tuhan selalu melindungi umat-Nya namun Tuhan lebih menginginkan umat bersandar kepada-Nya dengan penuh kerendahan hati.   Sekalipun menjadi umat pilihan, namun para pengikut Kristus diharapkan untuk meminta petunjuk-Nya di setiap jalan.  Itulah sebabnya Daud menuliskan nyanyian agar para orang saleh tetap meminta petunjuk-Nya dalam menempuh perjalanan hidup, sebagaimana tertulis dalam Mazmur 32:8 yang mengatakan, “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.” Saudaraku, RELASI.  Tuhan menginginkan RELASI TETAP TERJALIN  walaupun sudah ada hak Istimewa sebagai umat pilihan. Dengan relasi yang benar, maka umat Allah tak akan jumawa dalam iman percayanya.  OPTIMIS BOLEH boleh namun jangan OVER OPTIMIS.   Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)

SETIAP LANGKAH ADALAH ANUGERAH

Saudaraku, mari kita membaca dan merefleksikan Yesaya 41:10: “… janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” Satu minggu sudah Kensa menggunakan seragam putih abu-abunya. Yang dilengkapi dengan badge warna coklat di saku kemeja sebelah kiri. Yah, sekolah memang sudah dimulai sejak dua minggu lalu, tapi di minggu pertama dia masih memakai seragam SMP nya karena program MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Jadi baru di minggu berikutnya dia bisa memakai seragam SMA nya. Kemeja putih Kensa bukan kemeja baru. Kemejanya adalah kemeja SMP yang baru dipakainya setahun lalu saat dia naik kelas IX. Masih putih bersih, jadi tinggal diganti badge dan identitas sekolahnya.  Celana abu-abu Kensa juga bukan celana baru. Sebenarnya lebih tepatnya sih celana baru yang lama. Ha… ha… ha…, maaf kalau terasa membingungkan. Jadi dua buah celana abu-abu Kensa itu awalnya adalah celana Damai (kakak Kensa). Pada saat bulan Maret 2020, dengan pertumbuhan fisik yang sangat pesat, dia membutuhkan celana abu-abu yang baru. Kubuatkanlah dua celama supaya bisa dipakai bergantian. Sayang, saat celana baru siap dipakai, tibalah pandemi covid 19 yang menghentikan semua kegiatan sekolah. Sampai lulus SMK, Damai tidak pernah memakai celana itu karena lamanya pandemi. Makanya kusebut “Celana baru yang lama” Tidak butuh waktu, dengan beberapa permak, jadilah celana abu-abu ini menjadi milik Kensa. Saudaraku, menyaksikan Kensa berseragam putih abu abu adalah bukti kebaikan Tuhan yang sungguh nyata bagiku. Bukti penyertaan dan kemurahan Tuhan yang mengalir sedemikian dahsyatnya bagiku dan keluargaku.  Flash back ke Juni 2018, aku bahkan tidak berani berharap bahwa Kensa akan menyelesaikan sekolah dasarnya. Saat itu adalah awal aku menerima vonis dari dokter bahwa Kensa mengidap kanker getah bening Tapi Tuhan sungguh sumber kekuatan dan pertolongan. Pada tahun 2020, Meski harus berjalan dengan tertatih, meski harus sekolah dengan banyak bolong absensi, meski harus sekolah beriringan dengan pengobatan dan kemoterapi, Kensa tetap bisa menggunakan toga wisuda untuk kelulusan SD nya meski dengan kepala tidak berambut. Kelulusan pertama yang diraihnya setelah kanker menyerang. Masa sekolah dasar dilewati. Selangkah demi selangkah masa sekolah menengah pertama dijalani di dalam pandemi. Kensa masih tetap harus berjalan bersama dengan semua pengobatan yang harus dijalani. Bahkan pada Juli 2022, ketika benjolan kembali muncul untuk kali ketiga, ketika biopsi harus kembali dijalankan dan pada akhirnya memberi hasil yang sama; Kensa tetap berusaha untuk terus berjalan menapaki sekolahnya.  Aku tidak memberi target apa pun kepadanya. Bisa masuk sekolah selama satu minggu penuh saja, hatiku sudah sangat bersyukur. Yah, fisiknya memang belum bisa kembali sama seperti sebelum sakit. Pengobatan kemoterapi juga harus kembali dijalankan selama dia berada di kelas IX. Hipokalemia juga masih sering menyerang dan memberi rasa sakit di kaki dan badannya. Saudaraku, namun sungguh, ini yang seringkali membuatku terkagum, Kensa tidak pernah menyerah. Sepanjang satu tahun ini dia harus menjalani kemoterapi ulangan sebanyak 6 siklus (kemo terpanjang yang pernah dijalaninya). Dia tetap menjalani hari-harinya. Tanpa keluh, meski kadang bosan minum obat dan takut untuk diinfus karena sulitnya mencari vena yang masih bagus. Hari demi hari masa-masa di SMP nya dilalui Kensa dengan tidak mudah. Sekolahnya banyak sekali tertinggal karena pengobatan dan kemoterapi yang sangat intens. Sampai akhirnya tiba juga bulan Juni 2023. Kensa dinyatakan lulus SMP dan beranjak ke jenjang berikutnya. Perjalanan yang seringkali terasa sangat sunyi dan berat. Tapi selalu tiba pada ujung perjalanan dan mencapai target yang dituju. Terkadang Kensa berjalan sangat pelan, bahkan pernah harus berhenti sejenak. Tapi Tuhan senantiasa memberi kekuatan dan semangat baru. Tepujilah Tuhan untuk semua anugerah-Mu. Saudaraku, menyaksikan Kensa saat ini sudah tiba di masa SMA nya, dengan iman  dan dengan pengharapan pastiku kepada Tuhan, aku percaya dia akan terus bisa melangkah sampai ke jenjang – jenjang yang lebih tinggi selanjutnya. Dengan Tuhan sebagai penopang sekaligus sebagai pimpinan. Berjalan selangkah demi selangkah. Di dalam Tuhan dan bersama Tuhan. Sampai Kensa dipakai-Nya untuk menjadi berkat, bagi sesama dan bagi dunia. Fly high Baby Boy! (Novi Reksanto)