V I N A
Saudaraku, nama lengkapnya Revina Dewi Arsita, gadis Cirebon kelahiran Januari 2000 dan meninggal di usia 16 tahun pada Agustus 2016. Vina meninggal bersama pacarnya Eki, jenasah keduanya diketemukan di jembatan layang Majasem kota Cirebon. Pihak keluarga Vina menerima kabar kematian pada esok harinya dan disebutkan karena kecelakaan tunggal lalu lintas. Dari hasil forensik pemeriksaan jenazah pihak pemeriksa menemukan penyebab kematian Vina dan Eki bukan karena kecelakaan biasa, namun ada kekerasan penganiayaan dan kekerasan seksual. Kemudian polisi menindaklanjuti temuan ini dan berhasil mengamankan 8 orang ternyata anggota geng motor dan 3 orang lainnya raib entah kemana hingga hari ini. Kisah pembunuhan ini terjadi 8 tahun lalu, dan kita hanya mendengar kabar ke-8 orang anggota geng motor sudah mendapatkan hukuman, sedangkan 3 orang yang raib tidak diketahui. Peristiwanya sepertinya sudah senyap dan dilupakan orang, hingga ada produsen film yang membuat film berjudul Vina: Sebelum 7 Hari, dan ramai dipublikasikan dengan embel-embel kisah nyata dan disajikan dengan tampilan genre horor, bahkan ada publikasi melalu Youtube dalam beberapa tayangan. Jadilah kisah kriminal ini diperhatikan konsumen zaman now, dan bahkan hingga hari ke-6 pemutaran film di puluhan bioskop di berbagai kota sudah ditonton 2,5 juta orang yang membayar karcis bioskop. Nah ini, jika rata-rata karcis bioskop termurah Rp 60.000 per orang, 2,5 juta penonton dalam 6 hari, berarti sudah mendapatkan uang pemasukan sebesar Rp 150.000.000.000 (Seratus lima puluh miliar) Umumnya produsen film mendapat bagian sekitar 40% dari harga karcis, karena bioskop mesti membayar pajak tontonan, income bagi pemilik gedung bioskop, biaya promosi dan lainnya, jadi kira-kira pembuat film sudah mendapatkan income sekitar Rp 60 miliar dalam 6 hari tayang. Saudaraku, kita baca Alkitab dan tidak ada cerita arwah korban pembunuhan yang menjadi hantu. Ketika Kain membunuh Habil adiknya, Tuhan menegur Kain: “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.” (Kejadian 4:10). Juga ketika Raja Saul pada malam sebelum terbunuh di medan perang, dia begitu ketakutan dan ingin berjumpa kembali dengan Nabi Samuel yang sudah meninggal puluhan tahun sebelumnya. Dia pergi menemui seorang dukun yang bisa memanggil arwah Samuel, dan penampakan Samuel ini berkata kepada Saul: “Mengapa engkau mengganggu aku dengan memanggil aku muncul?” (1Samuel 28:15). Lebih jauh lagi kalau kita menyelisik kisah Raja Daud yang menghamili Batsyeba (2 Samauel 11:5) yang masih berstatus istri dari Uria, salah seorang pahlawan yang sedang maju berperang. Daud menyuruh panglima Yoab panglima untuk menempatkan Uria di posisi yang paling sengit hingga Uria terbunuh, Daud membunuh Uria melalui tangan orang lain. Nyatanya Daud tenang-tenang saja tidak ada gangguan dari arwah Uria, bahkan bisa menikah resmi dengan Batsyeba setelah masa perkabungan 7-30 hari berakhir. Daud memboyong Batsyeba ke istana, tetap tidak ada gangguan arwah dari Uria, bahkan Daud bisa tidur dengan tenang tanpa mimpi-mimpi buruk, hingga kelahiran anak hasil hubungan gelap ini yang sudah dilegalkan karena Batsyeba berstatus sebagai istri Daud. Tuhan mengutus Nabi Natan untuk menegur Daud, dan Tuhan menulahi anak pertama Batsyeba ini hingga meninggal. Dalam pengakuan Daud di Mazmur 51 dia mengakui dosa-dosa ini, namun tidak dituliskan bahwa dia tidak bisa tidur karena didatangi arwah orang yang dibunuhnya. Saudarku, jadi jelaslah bahwa arwah orang mati tidak bisa dipanggil, atau datangnya tidak dengan dijemput dan pulangnya tidak diantar, itu semua hanya rekayasa cerita horor di film supaya laris ditonton orang. Tuhan Yesus menceriterakan tentang Lazarus si miskin dan orang kaya yang jahat, dan Yesus menyebutkan bahwa Abraham mengatakan: “Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.” (Lukas 16:26). Jadi jelaslah antara dunia orang mati dan orang hidup ada terbentang jurang yang tidak dapat diseberangi, jadi arwah maupun orang hidup tidak bisa lalu lalang pergi ke alam lainnya. Nah kalau Saudara sering ketakutan, sepertinya melihat hantu atau diganggu hantu, ini sebenarnya masalah kejiwaan yang disebut “Phasmopobia” yakni rasa takut yang berlebihan terhadap hantu, menyebabkan kecemasan dan serangan panik yang melumpuhkan pengidapnya setiap kali terpapar dengan hantu, yang timbul sebagai halusinasi karena sering melihat film-film yang menakutkan, maupun akibat dan pengaruh budaya atau agama lain yang berhubungan dengan supranatural. Perhatikan perkataan Rasul Paulus ini: “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. … dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. (2Timotius 1:7 dan 10). Saudaraku, yakinlah dan percayalah pada Firman Tuhan, bukan takut pada halusinasi! (Surhert).