V I N A

Saudaraku, nama lengkapnya Revina Dewi Arsita, gadis Cirebon kelahiran Januari 2000 dan meninggal di usia 16 tahun pada Agustus 2016. Vina meninggal bersama pacarnya Eki, jenasah keduanya diketemukan di jembatan layang Majasem kota Cirebon. Pihak keluarga Vina menerima kabar kematian pada esok harinya dan disebutkan karena kecelakaan tunggal lalu lintas.  Dari hasil forensik pemeriksaan jenazah pihak pemeriksa menemukan penyebab kematian Vina dan Eki bukan karena kecelakaan biasa, namun ada kekerasan penganiayaan dan kekerasan seksual. Kemudian polisi menindaklanjuti temuan ini dan berhasil mengamankan 8 orang ternyata anggota geng motor dan 3 orang lainnya raib entah kemana hingga hari ini. Kisah pembunuhan ini terjadi 8 tahun lalu, dan kita hanya mendengar kabar ke-8 orang anggota geng motor sudah mendapatkan hukuman, sedangkan 3 orang yang raib tidak diketahui. Peristiwanya sepertinya sudah senyap dan dilupakan orang, hingga ada produsen film yang membuat film berjudul Vina: Sebelum 7 Hari, dan ramai dipublikasikan dengan embel-embel kisah nyata dan disajikan dengan tampilan genre horor, bahkan ada publikasi melalu Youtube dalam beberapa tayangan. Jadilah kisah kriminal ini diperhatikan konsumen zaman now, dan bahkan hingga hari ke-6 pemutaran film di puluhan bioskop di berbagai kota sudah ditonton 2,5 juta orang yang membayar karcis bioskop. Nah ini, jika rata-rata karcis bioskop termurah Rp 60.000 per orang, 2,5 juta penonton dalam 6 hari, berarti sudah mendapatkan uang pemasukan sebesar Rp 150.000.000.000 (Seratus lima puluh miliar) Umumnya produsen film mendapat bagian sekitar 40% dari harga karcis, karena bioskop mesti membayar pajak tontonan, income bagi pemilik gedung bioskop, biaya promosi dan lainnya, jadi kira-kira pembuat film sudah mendapatkan income sekitar Rp 60 miliar dalam 6 hari tayang.  Saudaraku, kita baca Alkitab dan tidak ada cerita arwah korban pembunuhan yang menjadi hantu. Ketika Kain membunuh Habil adiknya, Tuhan menegur Kain: “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.” (Kejadian 4:10). Juga ketika Raja Saul pada malam sebelum terbunuh di medan perang, dia begitu ketakutan dan ingin berjumpa kembali dengan Nabi Samuel yang sudah meninggal puluhan tahun sebelumnya. Dia pergi menemui seorang dukun yang bisa memanggil arwah Samuel, dan penampakan Samuel ini berkata kepada Saul: “Mengapa engkau mengganggu aku dengan memanggil aku muncul?” (1Samuel 28:15). Lebih jauh lagi kalau kita menyelisik kisah Raja Daud yang menghamili Batsyeba (2 Samauel 11:5) yang masih berstatus istri dari Uria, salah seorang pahlawan yang sedang maju berperang. Daud menyuruh panglima Yoab panglima untuk menempatkan Uria di posisi yang paling sengit hingga Uria terbunuh, Daud membunuh Uria melalui tangan orang lain. Nyatanya Daud tenang-tenang saja tidak ada gangguan dari arwah Uria, bahkan bisa menikah resmi dengan Batsyeba setelah masa perkabungan 7-30 hari berakhir.  Daud memboyong Batsyeba ke istana, tetap tidak ada gangguan arwah dari Uria, bahkan Daud bisa tidur dengan tenang tanpa mimpi-mimpi buruk, hingga kelahiran anak hasil hubungan gelap ini yang sudah dilegalkan karena Batsyeba berstatus sebagai istri Daud. Tuhan mengutus Nabi Natan untuk menegur Daud, dan Tuhan menulahi anak pertama Batsyeba ini hingga meninggal. Dalam pengakuan Daud di Mazmur 51 dia mengakui dosa-dosa ini, namun tidak dituliskan bahwa dia tidak bisa tidur karena didatangi arwah orang yang dibunuhnya. Saudarku, jadi jelaslah bahwa arwah orang mati tidak bisa dipanggil, atau datangnya tidak dengan dijemput dan pulangnya tidak diantar, itu semua hanya rekayasa cerita horor di film supaya laris ditonton orang. Tuhan Yesus menceriterakan tentang Lazarus si miskin dan orang kaya yang jahat, dan Yesus menyebutkan bahwa Abraham mengatakan: “Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.”  (Lukas 16:26). Jadi jelaslah antara dunia orang mati dan orang hidup ada terbentang jurang yang tidak dapat diseberangi, jadi arwah maupun orang hidup tidak bisa lalu lalang pergi ke alam lainnya. Nah kalau Saudara sering ketakutan, sepertinya melihat hantu atau diganggu hantu, ini sebenarnya masalah kejiwaan yang disebut “Phasmopobia” yakni rasa takut yang berlebihan terhadap hantu, menyebabkan kecemasan dan serangan panik yang melumpuhkan pengidapnya setiap kali terpapar dengan hantu, yang timbul sebagai halusinasi karena sering melihat film-film yang  menakutkan, maupun akibat dan pengaruh budaya atau agama lain yang berhubungan dengan supranatural. Perhatikan perkataan Rasul Paulus ini: “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. … dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. (2Timotius 1:7 dan 10). Saudaraku, yakinlah dan percayalah pada Firman Tuhan, bukan takut pada halusinasi! (Surhert).

MENCARI SANG ROTI

Saudaraku, manusia cenderung untuk mencari dan mengikuti orang yang bisa memenuhi kebutuhannya.  Mereka menjadikan orang itu sebagai obyek yang dianggap mampu memenuhi kekurangannya. Yesus pernah mengalami hal yang sama, yaitu diikuti karena bisa memberi sesuatu.  Mari renungkan Yohanes 6: 22-29. Yesus menjadi magnet baru di kehidupan orang Yahudi pada saat itu karena kemampuannya menggandakan roti dan ikan sehingga bisa dimakan limaribu orang lebih dan tersisa banyak.  Siapa yang tidak takjub?  Di zaman orang sulit mencari makan, ada Seseorang yang bisa menggandakan makanan.  Magnet inilah yang membuat Yesus menjadi idola baru yang diburu oleh para rakyat.  Mereka mengejar Yesus kemanapun Yesus pergi atau tempat perkiraan tujuan Yesus.  Tujuan mereka jelas: mereka mencari roti gratis dari Yesus. Mereka menginginkan Yesus menggandakan roti lagi untuk mereka.   Namun Yesus tidak menuruti keinginan orang banyak itu walau sebenarnya itu adalah kesempatan bagi Yesus untuk menginjili mereka.  Yesus justru menjabarkan bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang diutus oleh Allah.  Bukan roti yang biasanya, namun Roti Kehidupan. Yesus memang melakukan mukjizat namun misi kedatangan Yesus bukan pada mukjizat fisik. Fokus Yesus adalah memperkenalkan Kerajaan Allah di muka bumi ini.  Maka Yesus menekankan bahwa orang yang mencari-Nya harus menemukan ROTI KEHIDUPAN  yaitu YESUS sendiri.   Saat pikiran hanya tertuju kepada roti fisik, maka mereka akan lekas merasa lapar.  Roti fisik tidak akan pernah memuaskan manusia karena manusia adalah makhluk yang tak pernah puas.  Yesus mengarahkan untuk manusia mengenal-Nya karena Ia akan memberikan kepuasan sejati yang membuat mereka tidak lagi serakah dan jatuh dalam pencobaan (Yakobus 1:14).   Keinginan seringkali menjadi raja dalam kehidupan manusia dan mengendalikan kehidupannya.  Namun keinginan manusia bersifat sementara dan tidak terpuaskan.  Maka manusia perlu belajar untuk menguasai keinginannya dan Yesus adalah sumber kehidupan yang membuat manusia tidak lagi dikuasai oleh keinginannya sendiri.  Manusia diarahkan untuk hidup dalam kehendak Allah.   Mencari “roti” seringkali menjadi alasan seseorang mengikut Kristus.  Ada sebuah ajaran yang dinamakan teologi kemakmuran atau teologi sukses yang lebih menekankan kepada bentuk kasih Allah kepada manusia adalah dengan memberi kemakmuran finansial dan kesehatan serta kesuksesan hidup dibandingkan dengan salib yang harus dipanggul oleh para pengikut Kristus.   Akibatnya berkat Allah hanya diukur dari kekayaan dan kesuksesan saja dan para penganut ajaran ini memandang Allah bagaikan tambang emas semata. Mereka terus haus untuk menambah “berkat” dan tidak akan pernah puas dengan kehidupan.  Apakah ini yang Dia kehendaki dari para pengikut-Nya?  Betapa sedihnya Dia yang dicari hanya karena roti dan bukan merindukan kehadiran pribadi-Nya.  Oleh karena itu mari lapar akan Yesus: menjalin relasi yang kuat, menikmati jalan kehidupan dalam tuntunan-Nya dan terus bertumbuh dalam Firman-Nya.   Saudaraku, CARILAH TUHAN maka kamu akan hidup … (Amos 5:6).  Saat manusia sungguh mencari Tuhan, maka Tuhan akan MEMBEBASKAN MANUSIA  dari belenggu keinginan yang tak terpuaskan.  Mari mencari Tuhan, bukan mencari berkat semata.  Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)

PULIH LAHIR BATIN

Saudaraku, setiap orang sakit pasti ingin pulih dari sakitnya.  Alkitab mencatat bagaimana Yesus melakukan banyak mukjizat kesembuhan namun ternyata Yesus juga melakukan pemulihan spiritual kepada mereka yang disembuhkan-Nya.  Mari renungkan Yohanes 5:1-18.   Orang lumpuh itu masih berharap untuk sembuh walau ia sudah 38 tahun sakit.  Itulah alasan mengapa ia setia menunggu di tepi Kolam Bethesda.  Namun pertemuannya dengan Yesus menunjukkan bahwa ada yang lebih diperlukan orang itu dibandingkan dengan kesembuhan fisiknya, yaitu: Kebebasan dari pengharapan yang sempit. Air kolam Bethesda berkhasiat, itu yang dia dengar dan juga membentuk persepsinya tentang kolam itu.    Ia berpikir hanya air kolam yang digoyangkan malaikat  itu saja yang bisa menyembuhkannya, maka saat Yesus menawarkan kesembuhan sang orang lumpuh itu berkata, ”Tidak ada orang yang mengangkat aku ke kolam itu.” Tapi hari itu ia menyadari bahwa Tuhan menggoyangkan fokusnya dengan menunjukkan satu Pribadi yang bisa menyembuhkan.  Ia tidak diangkat masuk ke kolam Bethesda namun hanya diminta mengangkat tikar alas tidurnya oleh Yesus.  Ia tidak disembuhkan oleh “malaikat” yang mengguncangkan air kolam tetapi oleh Yesus.    Memahami kebutuhan yang lebih penting dari kesembuhan fisik.   Pesan Yesus kepada orang itu adalah tidak melakukan dosa lagi supaya tidak terjadi yang lebih buruk.  Berharap kepada malaikat yang mengguncangkan kolam adalah hal yang keliru dan pemahaman ini diluruskan oleh Yesus maka Yesus menginginkan orang itu mengubah fokus kehidupannya kepada Tuhan dan itu lebih dari kesembuhan fisik.  Dengan fokus kehidupan yang benar, orang itu akan mampu berjalan dalam kebenaran walaupun sekelilingnya mengarah kepada yang tak benar. Inilah pemulihan yang sejati. Yesus menyampaikan secara tidak langsung bahwa Dialah Sang Sumber Kesembuhan kepada orang itu.  Orang yang sudah disembuhkan itu diminta untuk hidup dalam kebenaran agar tidak terjadi yang lebih buruk lagi padanya. MUKJIZAT TERBESAR adalah saat Allah turun menjadi manusia, menderita, mati dan bangkit untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman dosa.  Kepada Allah yang melakukan kedahsyatan pekerjaan inilah, manusia diajak oleh Allah sendiri untuk mengarahkan fokus hidup hanya kepada-Nya.   Saudaraku, Allah mampu bekerja melampaui perkiraan manusia karena Allah dapat melakukan jauh lebih banyak dari yang dapat kita minta atau pikirkan (Efesus 3:20), maka manusia perlu untuk membuka diri pada pekerjaan-Nya yang melampaui akal manusia.   Namun seringkali manusia malah terjebak dalam mukjizat seperti kesembuhan, pemenuhan kebutuhan atau jawaban doa seperti yang diharapkan dan bukan kepada Tuhan secara pribadi.  Ukuran kasih Tuhan hanya tergantung dari mukjizat yang dialami, bukan pada karya keselamatan yang dikerjakan-Nya.   Akibatnya kekecewaan melanda saat mukjizat tak dialami, saat jawaban doa tidak seperti yang diharapkan.  Mari belajar untuk mencari Kristus dengan benar dan memusatkan kehidupan kepada karya keselamatan yang dikerjakan-Nya.  MUIKJIZAT KESELAMATAN adalah MUKJIZAT TERBESAR, melampaui semua mujizat supranatural yang lain.  Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)

God’s Mercy Replaces His Wrath

KEMURAHAN HATI. Sahabat, kemurahan hati merupakan sifat baik hati dan tidak egois, terutama dalam hal berbagi uang dan barang berharga lainnya dengan orang lain. Alkitab banyak berbicara tentang kemurahan hati sebagai sifat karakter yang diinginkan. Amsal 22:9 mengatakan: Orang yang murah hati akan diberkati, karena mereka membagi rezekinya dengan orang miskin. Tuhan itu murah hati, dan Dia mengharapkan kita untuk mengikuti teladan-Nya. Kemurahan hati Tuhan terlihat di sekitar kita. Tuhan menciptakan planet ini yang secara khusus cocok untuk menopang kita dan memenuhi kebutuhan serta kesenangan kita. Dia membekali kita dengan warna, cahaya, suara, udara, dan kemampuan untuk merasakan dan menikmati, mendengar dan menghargai, menyentuh dan merasa puas. Yang terpenting, Tuhan menunjukkan kemurahan hati-Nya ketika Dia mempersembahkan Putra-Nya sebagai kurban untuk menebus dosa kita. Menghadapi kemurahan hati seperti itu, kita hanya bisa berkata, Syukur kepada Tuhan atas anugerah-Nya yang tak terkatakan! (2 Korintus 9:15). Pemberian Yesus kepada umat manusia yang berdosa merupakan tindakan kemurahan hati yang paling utama. Sebagaimana kita telah diampuni, maka kita juga harus mengampuni (Efesus 4:32). Ketika kita melihat Tuhan bermurah hati, kita juga harus bermurah hati. Kemurahan hati dapat diwujudkan dalam banyak cara. Kita dapat memberikan waktu kita, sumber daya materi kita, keramahtamahan kita, dan persahabatan kita. Alkitab mengajarkan prinsip umum bahwa orang yang murah hati akan mendapat perkenan Tuhan (Amsal 11:2426). Firman Tuhan dengan jelas menyatakan bahwa orang yang murah hati akan diingat dan diberi pahala, baik di dunia ini maupun di akhirat. Tuhan menantang kita untuk bermurah hati karena Dia ingin kita menerima berkat yang datang dari-Nya. Yesus berkata, Berilah, maka kamu akan diberi. Takaran yang baik, yang dipadatkan, digoncang, dan dituangkan ke atas, akan dicurahkan ke pangkuanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai, akan diukurkan kepadamu (Lukas 6:38). Janji ini mencerminkan kebenaran 2 Tawarikh 16:9 bahwa mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk menguatkan mereka yang berserah diri sepenuhnya kepada-Nya. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Zakharia dengan topik; Gods Mercy Replaces His Wrath (Kemurahan Hati Tuhan Menggantikan Murka-Nya). Bacaan Sabda diambil dari Zakharia 12:1-9. Sahabat, akhir Zakharia pasal ke-11 menunjukkan Tuhan murka kepada umat-Nya. Ia tidak lagi peduli jika mereka binasa. Namun, dalam bacaan kita pada hari ini, kita belajar bahwa murka Tuhan kemudian diganti oleh kemurahan-Nya (bdk. Mazmur 30:6). Bacaan kita pada hari ini menunjukkan kebaikan Tuhan. Walaupun Yerusalem telah dikepung, tetapi Tuhan akan membuat semua pengepungnya menjadi pening (Ayat 2). Yerusalem seolah seperti bejana yang berisi anggur. Banyak bangsa datang dan minum dari bejana sampai mabuk. Dengan begitu, mereka tidak mampu lagi menghancurkan Yerusalem. Sahabat, Yerusalem kemudian diumpamakan seperti batu yang besar. Siapa pun yang mencoba mengangkatnya akan luka parah (Ayat 3). Kuda-kuda yang menyerang Yerusalem sampai frustrasi, bahkan menjadi gila. Kaum Yehuda pun, akhirnya, memuji penduduk Yerusalem karena memiliki kekuatan dari Tuhan (Ayat 4-5). Bahkan, kaum-kaum di Yehuda digambarkan sebagai anglo berapi. Mereka menyambar ke kanan dan ke kiri dan menghabiskan segala bangsa di sekeliling. Akan tetapi, Yerusalem akan tetap berdiri tegak (Ayat 6). Semua ini menekankan betapa Tuhan akan membuat Yerusalem tidak terkalahkan. Tuhan akan memberikan kemenangan kepada kemah-kemah Yehuda. Dengan begitu, keluarga Daud dan penduduk Yerusalem tidak merasa sombong (Ayat 7). Selanjutnya, Tuhan akan melindungi Yerusalem. Caranya dengan membuat warganya yang paling lemah menjadi sehebat Daud (Ayat 8). Keluarga Daud sendiri akan menjadi seperti Malaikat Tuhan yang memimpin mereka. Itu menggambarkan betapa hebatnya mereka. Itu seolah ingin menekankan bahwa Yerusalem tidak mungkin kalah. Segala bangsa yang mencoba menyerang Yerusalem akan dipunahkan (Ayat 9). Sahabat, jika karena ketidaktaatan Tuhan menyatakan murka-Nya dan mendisiplin kita, maka jangan putus asa. Tuhan adalah Allah yang murka-Nya cepat berganti menjadi anugerah jika kita mau bertobat. Oleh karena itu, marilah bertobat. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?2. Apa yang Sahabat pahami tentang bermurah hati? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Semoga kita dimampukan oleh Tuhan untuk melihat kemurahan-Nya yang jauh melampaui murka-Nya. (pg).

Become God’s People

GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH. Sahabatku, dalam ajaran Kristen, terdapat konsep gereja sebagai umat Allah. Ini merupakan konsep yang berkaitan dengan cara hidup jemaat yang mula-mula yang tercatat dalam Alkitab. Mengenai gereja, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikannya sebagai rumah tempat berdoa dan melakukan upacara agama Kristen. Namun dalam bahasa Yunani, gereja juga diartikan sebagai ekklesia dan kuriake. Ekklesia adalah orang-orang yang Tuhan panggil keluar dari dunia untuk menjadi saksi-Nya. Sedangkan kuriake merupakan orang-orang yang dipanggil untuk menjadi milik Kristus dan memuliakan nama-Nya. Hal ini seperti dijelaskan dalam buku “Gereja yang Bertumbuh dan Berkembang” tulisan Timotius Sukarman (2021) Gereja dapat dikenali dengan dua ciri: Pertama, kumpulan orang percaya sebagai hamba yang melayani untuk memuliakan Allah. Kedua, kumpulan orang percaya yang selalu dipelihara Tuhan melalui pelayanan firman, sakramen, dan kuasa Roh Kudus yang sudah dijanjikan-Nya. Konsep gereja sebagai umat Allah menekankan bahwa gereja bukan organisasi manusiawi, namun merupakan perwujudan karya Allah yang konkret. Dengan kata lain, arti gereja sebagai umat Allah, yaitu gereja bukan merupakan organisasi, namun keluarga dari orang-orang yang dipanggil oleh Sabda Allah. Anggota gereja dikumpulkan bersama-sama menjadi umat Allah dan kemudian menjadi Tubuh Kristus dan hidup dari Tubuh Kristus. Gereja sebagai umat Allah juga mengacu pada persamaan setiap anggota gereja, di mana semua anggota gereja memiliki kesejajaran dan persamaan status yang fundamental. Tidak ada kelas atau golongan tertentu dalam lingkup persekutuan anggota jemaat karena semuanya adalah orang terpilih, orang kudus, murid, dan saudara seiman. Keberadaan gereja sebagai umat Allah bukan tanpa alasan, persaudaraan tersebut bertujuan untuk menjadi saksi sebagai persekutuan religius melalui kegiatan keagamaan. Misalnya, peribadatan, pewartaan, hingga menjadi garam dan terang bagi kehidupan sekitar (Kisah Para Rasul 2:41-47). Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Zakharia dengan topik: Become Gods People (Menjadi Umat Milik Allah). Bacaan Sabda diambil dari Zakharia 9:1-8. Sahabat, dalam nubuatnya Zakharia menegaskan bahwa semua bangsa adalah milik Allah (Ayat 1). Allah berkuasa dan berdaulat terhadap semua bangsa di dunia. Sekali lagi karena mereka semua adalah kepunyaan-Nya. Pada masa itu bangsa-bangsa mempunyai dan menyembah dewanya sendiri, namun sesungguhnya semua bangsa itu adalah milik Allah. Karena itu, Allah memiliki wewenang mutlak untuk melakukan apa yang Dia anggap baik. Allah akan memiskinkan Tirus dan menghabiskannya dengan api (Ayat 4). Kota-kota Filistin seperti Askelon, Ekron, Gaza, dan Asdod juga akan merasakan hukuman Allah. Allah juga akan melenyapkan persembahan korban orang Filistin (Ayat 7). Meskipun mereka tidak mengakui Allah, namun pada akhirnya mereka akan menjadi milik Allah sendiri. Mereka akan dianggap kaum Yehuda dan orang Ekron digambarkan seperti orang Yebus (Ayat 7). Sahabat, inilah kabar baik nubuat ini mereka semua menjadi milik Allah. Ungkapan “seperti suatu kaum di Yehuda” dan “orang Ekron seperti orang Yebus” memperlihatkan betapa Allah juga mengasihi bangsa lain. Di dalam penghukuman karena telah bertindak melawan Allah, menyembah allah lain dan menindas umat pilihan Allah, ada anugerah yang disediakan Allah. Orang Yebus pada masa Yosua diperbolehkan tinggal di tengah kaum Yehuda di Yerusalem, bukan sebagai orang yang ditaklukkan, melainkan sebagai orang yang sederajat (Yosua 15:63). Dalam nubuat ini jelaslah, Allah tidak bersikap sewenang-wenang. Dia murah hati. Di balik hukuman yang disiapkan-Nya, Allah memberikan anugerah-Nya. Allah memberi kesempatan bagi bangsa lain menjadi umat milik-Nya. Sahabat, jika Allah ingin setiap orang menjadi milik-Nya, maka orang percaya pun harus bertindak demikian. Pekabaran Injil harus dilakukan dengan penuh ketulusan. Jangan sampai cara Pekabaran Injil malah membuat orang tidak merasakan kasih Kristus. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah. Berdasarkan hasil perenungan dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?2. Apa yang Sahabat pahami tentang gereja? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Marilah kita taat kepada Tuhan bukan karena takut hukuman melainkan karena kita mengasihi-Nya. (pg). 

Fruitful Life

BERBUAH. Sahabat, secara alami, buah adalah hasil tanaman sehat yang menghasilkan apa yang seharusnya dihasilkannya (Kejadian 1:11-12). Dalam Alkitab, kata buah sering digunakan untuk menggambarkan tindakan lahiriah seseorang yang diakibatkan dari kondisi hatinya. Buah yang baik adalah buah yang dihasilkan oleh Roh Kudus. Galatia 5:2223 memberi kita titik awal. Buah dari Roh-Nya ialah: Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri Semakin kita mengizinkan Roh Kudus bebas mengendalikan hidup kita, semakin nyata buahnya (Galatia 5:16, 25). Yesus mengatakan kepada para pengikut-Nya: Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, ” (Yohanes 15:16). BUAH yang BENAR mempunyai MANFAAT yang KEKAL. Yesus memberitahu kita dengan jelas apa yang harus kita lakukan untuk menghasilkan buah yang baik. Dia berkata: Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:45). Sahabat, cabang harus tetap melekat erat pada batangnya agar tetap hidup. Sebagai murid Kristus, kita harus tetap terhubung erat dengan-Nya agar tetap produktif secara rohani. Ranting memperoleh kekuatan, makanan, perlindungan, dan energi dari pokok anggur. Jika dipatahkan, ia cepat mati dan tidak berbuah. Ketika kita mengabaikan kehidupan rohani kita, mengabaikan Firman Tuhan, jarang berdoa, dan menutup bagian-bagian kehidupan kita dari pimpinan Roh Kudus, kita seperti ranting yang patah dari pokok anggur. Hidup kita menjadi tidak membuahkan hasil. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Zakharia dengan topik: Fruitful Life (Hidup yang Berbuah). Bacaan Sabda diambil dari Zakharia 8:20-23. Sahabat, Allah memulihkan Yehuda dan Israel. Hal itu berdampak tidak hanya secara internal, tetapi juga eksternal. Tuhan mempersiapkan mereka untuk menjadi panutan bagi bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, mereka harus memancarkan kasih Allah kepada bangsa-bangsa lain. Intinya adalah Yehuda dan Israel harus setia menjadi pelaku firman Allah. Banyak bangsa telah mendengar Yehuda menjadi berkat, sehingga banyak bangsa-bangsa dan penduduk kota akan mendatangi mereka (Ayat 20). Selanjutnya mereka akan menyampaikan berita tersebut ke kota-kota yang lain. Mereka ingin mengenal Allah Yehuda dengan tujuan ingin melunakkan hati Tuhan dengan mencari-Nya (Ayat 21). Akhirnya, mereka akan datang ke Yerusalem untuk beribadah. Sahabat, kejadiannya sangat menakjubkan. Sepuluh orang dari berbagai bangsa akan memegang erat ujung jubah seorang Yahudi. Mereka berkata akan mengikuti Allah Yehuda (Ayat 23). Mereka seperti haus dan ingin menikmati ranumnya berkat yang dinikmati oleh bangsa Yehuda. Yehuda akan menjadi berkat jika hidup seturut perintah Allah. Mereka akan BERBUAH BANYAK dan harum namanya di antara bangsa lain. Kehebatan dan kemahakuasaan Allah Yehuda akan terus diperbincangkan. Allah Yehuda akan menjadi buah bibir dan dicari bangsa lain. Inilah yang disebut BERBUAH RANUM BERLIPAT GANDA, sehingga, bangsa lain pun ingin ikut serta menikmatinya. Yesus memerintahkan para murid untuk hidup berbuah. Jika kita hidup tinggal di dalam- Yesus, maka kita akan berbuah. Buahnya bisa beratus kali lipat ganda, sehingga orang lain akan memuliakan nama Yesus. Sahabat, bagaimana hal itu bisa terjadi? Sebagai murid Kristus, hati kita wajib menjadi tanah yang subur agar firman Allah bertunas dan bertumbuh, sehingga, pohonnya akan menghasilkan buah ranum yang bisa dinikmati oleh semua orang dari berbagai kalangan. Dengan demikian, hal yang perlu kita renungkan: “Buah hidup apakah yang sedang kita hasilkan?” Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?2. Sahabat, apa yang kamu kerjakan agar hidupmu dapat terus berbuah? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tetap terhubung erat dengan Pokok Anggur yang sejati merupakan satu-satunya cara agar sampai masa tua pun kita masih dapat berbuah. (pg).