UANG PALSU DAN BARANG PALSU
Saudaraku, pernah uang Rp 50.000,- ketinggalan di saku celana. Celana dicuci di mesin cuci, setelah selesai, uang tetap utuh karena terbuat dari cotton (kapas). Kemudian aku setrika uang itu dengan dilapisi handuk, kering, uang tetap utuh hanya warna pudar sedikit. Esoknya aku ke pasar beli 2 Bacang dan membayar dengan uamg Rp 50.000,- tersebut. Encik penjual Bacang wajahnya agak cemberut. Uang diterawang beberapa kali ke lampu neon. Kalau ditolak, ini pelanggan yang rutin beli Bacang dan kue-kue. Akhirnya dia mau menerima, dan aku bilang: “Cik, nanti kalau uangnya ditolak sama bank, minggu depan aku ke sini lagi. Bilang ya, nanti aku yang urus ke banknya.” Istriku memakai semir rambut impor yang box-nya warna hijau. Satu box ada 10 sachet semir, harga Rp 250.000. Beberapa karyawan di kantor juga memakai semir ini, hanya mereka beli eceran di warung Rp 35,000 per sachet. Kalau beli sekaligus 1 box ada 10 sachet, pakainya 3-4 minggu sekali, jadi semir mesti disimpan 7-10 bulan, bisa hilang ketlisut atau expired. Aku ke Pasar Baru dan istri titip untuk beli semir, lengkap dengan ciri warna box dan gambarnya. Saat istri menerima, dia langsung ngomel: “Kok mau sih dikasih barang palsu, bikin kulit kepala panas, dan dia tunjukkan box yang asli, memang ada beda.” Dua hari kemudian aku kembalikan semir palsu ke penjual, minta ganti uang, Enciknya marah-marah, dan aku bilang: “Cik terserah ya, nanti kalau aku laporkan dan polisi datang, dagangan Encik setoko bisa habis.” Penjual segera mengembalikan uang dengan ngomel. Ternyata karena semir ini banyak dijual secara diecer satuan, maka ada pihak-pihak yang sengaja membuat semir palsu. Saudaraku, mengapa si penjual Bacang sangat berhati-hati ketika menerima uang Rp 50.000,- yang saya bayarkan? Jelas, cuan (untung) mungkin hanya Rp 5.000,- tapi kalau kena uang palsu maka modal jualan 2 bacang Rp 45.000 akan amblas. Bank Indonesia dan seluruh bank sentral di dunia yang menerbitkan uang selalu mengumumkan gambar uang yang diedarkan dan berlaku, lengkap dengan ciri-ciri fisik, gambar dan security features yang ada. Juga bank sentral akan menarik UTLE (Uang Tidak Layar Edar) dan menggantinya dengan ULE (Uang Layak Edar) karena uang palsu tidak bisa meniru ciri dan fisik uang baru, tapi akan meniru kondisi uang yang agak kucel dan buram untuk mengecoh penerima uang yang kurang waspada. Pegawai bank yang baru direkrut pasti mendapatkan training tentang pengenalan uang hingga paham. Uang palsu bentuk dan macamnya terlalu banyak, memang mesin hitung bank dan ATM dilengkapi dengan detektor yang bisa membedakan uang palsu, namun kualitas pemalsuan uang semakin meningkat, jadi ketrampilan untuk membedakan fisik uang asli dan uang palsu tetap menjadi prioritas, terutama bagi karyawan bank bagian front office dan karyawan PJPUR (Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah), yakni perusahaan yang pekerjaannya menarik uang tunai dari ritel (pasar basah, pompa bensin, stasiun kereta, dan lain-lain) dan menyetorkan ke bank, juga bertugas mengisi uang di ATM. Saudaraku, hampir 2000 tahun lalu Tuhan Yesus juga memperingatkan murid-murid-Nya akan munculnya nabi-nabi palsu bahkan nekad mengaku sebagai Mesias. Mari kita merenungkan Matius 24:15-28 dengan penekanan pada ayat 24. Berita tentang kedatangan Mesias sudah sering kali berkumandang sejak puluhan tahun silam hingga sekarang. Beberapa berita bahkan disertai pengakuan yang ekstrem, adanya orang-orang yang mengaku sebagai Yesus Kristus hingga menyebut dirinya nabi yang diberi pesan khusus mengenai akhir zaman. Namun, sampai hari ini tak satu pun dari setiap klaim seputar akhir zaman dan kedatangan Yesus itu terjadi.Peringatan tentang berita palsu mengenai datangnya Mesias juga disampaikan Yesus ketika hidup di bumi. Pengajaran yang perlu dicermati dan diingat oleh setiap orang percaya, bahkan mereka yang merasa diri mereka “orang pilihan” agar jangan sampai disesatkan oleh berita palsu itu. Pengajaran yang juga perlu diberikan kepada generasi penerus, karena tampaknya semakin mendekati akhir dari segala sesuatu, berita tentang kedatangan Kristus kedua kali juga semakin marak. Jika pemahaman mereka akan firman Allah tidak kuat, dikhawatirkan mereka akan mudah tersesat atau dibuat kebingungan dengan pengakuan Mesias atau nabi palsu itu.Adanya peringatan khusus bahwa orang pilihan juga masih mungkin disesatkan, seharusnya membuat setiap orang percaya ekstra waspada. Alasannya, bukan tidak mungkin cara yang akan dilakukan oleh Mesias dan nabi palsu itu akan sangat halus, sehingga orang yang teperdaya olehnya tidak akan menyadari bahwa dirinya sedang terkena penyesatan. Hanya dengan pertolongan Roh Kudus, niscaya kita dapat mengenali manakala upaya penyesatan itu muncul, lalu menguatkan kita supaya jangan sampai disesatkan. Waspadalah! Waspadalah! Saudaraku, yakinlah keteguhan iman dan pertolongan Roh Kudus dapat menghindarkan kita dari penyesatan berita tentang kedatangan Kristus. (Surhert).