KALAU SUDAH BERCERAI, SIAPA YANG SALAH?

Saudara, terus terang, aku lupa kalau ditanya darimana aku mendapatkan “Approach Theory” yang ternyata manjur diterapkan bagi pasangan muda yang ingin membina keluarga hingga di hari tua, bukan manjur-jur 100% tapi minimal bisa dijadikan guidance di masa pacaran. Approach Theory tentang hubungan pemuda Aliong dan pemudi Aling agar bisa beranak cucu “sampai maut memisahkan mereka” disarankan sebagai berikut: Approach atau pendekatan pertama, yakni tingkatan basa basi, good manners, courtesy, politeness. Awal hubungan Aliong dan Aling dimulai dari omong-omong ringan ngalor ngidul saat ketemu beli pizza di mall. Bisa saling melihat orang yang diajak ngomong ini apakah punya tata krama yang baik, apakah perilakunya sopan atau kasar atau ramah. Approach atau pendekatan kedua yakni personal data, mulai menukar data tentang keluarga, saudara, asal-usul orangtuanya, dari etnik atau suku apa, rumahnya dimana, dan seterusnya. Pendekatan kedua bisa berjalan kalau kedua belah pihak ada nice feeling di tingkatan pertama. Approach atau pendekatan ketiga yakni mulai ngomong soal hobby, personal interest, dan apakah bisa playing together. Aliong jadi sales rokok dan usai kerja suka me-time di coffee shop, dan Aling di pagi hari membantu orangtuanya jualan di Gang Baru dan punya hobby beli baju-baju baru untuk tampil di medsos. Nah mesti dipikir lebih jauh, apakah Aliong dan Aling bisa mengikuti atau mengendalikan hobby calon pasangannya? Approach atau pendekatan keempat yakni mulai memikirkan view, thinking, opinion, judgment. Aliong tahu bahwa Aling penganut kepercayaan di rumah ibadah di perempatan Gang Gambiran dan Sebandaran, apakah mau diajak ke gereja yang di jalan Pemuda? Apakah Aliong kalau diajak ngomong Aling bisa mengimbangi, karena Aling alumni akunting dan Aliong lulusan teknik kimia? Juga mesti mengenal opini masing-masing pihak gimana, apalagi jika mengomentari suatu peristiwa, seperti adanya banjir berkepanjangan di daerah Demak dan Kudus,  siapa yang salah, dan seterusnya. Approach atau pendekatan kelima, yang paling puncak, yakni affect, sense, sensation, sentiment atau disebut tingkat perasaan. Aling menangis semalaman saat menunggu papanya di rumah sakit yang mendadak stroke, nah adakah simpati dari Aliong? Atau pas adiknya Aliong mendapatkan beasiswa masuk NUS Singapore bayar hanya 30%, nah bagaimana reaksi Aling, suka atau nyinyir? Di tingkatan kelima ini seharusnya belum ada hubungan seksual antara Aliong dan Aling, masing-masing tetap bertekad menjaga kesucian hingga lewat hari pernikahan. Ini sangat bagus, karena kalau sudah hubungan seksual lebih dulu, ya akan muncul perasaan yang lain lagi karena sudah menyangkut kepercayaan dan harga diri, apalagi kalau sampai hamil duluan …. Nyatanya hubungan Aliong dan Aling tetap mulus hingga tingkatan kelima, meskipun bukan perfect dan bahkan sering diwarnai pertengkaran hebat saat kedua belah pihak menguji approachnya. Tapi akhirnya Aling mau dibaptis di gereja, dan keduanya sepakat ikut bimbingan pernikahan di gereja, lalu lanjut diberkati pernikahannya di gereja dan ada perjamuan sederhana mengundang sanak keluarga dan handai taulan. Aliong dan Aling dapat menikmati menimang cucu, hingga Aliong suatu ketika dipanggil pulang ke Rumah Bapa. Beda dengan Anik yang tergila-gila pada Anyong – mamanya asal Seoul pinggiran, dan Anyong juara vokal kontes ndangdut di stasiun TV. Anik follow IG dan tiktok Anyong, komunikasi sebentar via medsos dan mudah jatuh cinta, apalagi Anik wajahnya photogenic dan tampilan modern. Nikah besar-besaran diliput media, eh enam bulan kemudian pisah ranjang, lalu benar-benar pisah surat kawin.  Yah, Anik kenal Anyong masih di tingkatan basa-basi dan sedikit mengenal data pribadi, lalu mengobral cinta menyerahkan tubuhnya ke Anyong yang jadi pujaan hati, sementara buat Anyong ada puluhan perempuan yang antre mau bersamanya. Bahkan kalau Anda ingat beberapa tahun lalu ada artis yang mendendangkan lagu “Alamat Palsu” sepertinya hanya candaan, namun ternyata kejadian beneran dan alamat rumah si calon suami ternyata palsu. Approach Theory yang aku dapatkan mungkin sudah 40 tahun yang lalu, tapi kalau menganalisa mengapa banyak pernikahan yang jarang hingga kaken-ninen, setidaknya ada tahap pendekatan yang masih belum matang namun dilangkahi atau diterabas dengan alasan nanti lihat perkembangannya atau opo jarene. Jika Saudara bisa melewati lima tahapan, jangan yakin jika Saudara punya jargon kemampuan bisa melakukannya sendiri. Bagaimanapun Saudara dalam setiap langkah dan tahapan harus minta petunjuk Tuhan agar mata hati tidak dibutakan dan bisa melihat jalan yang benar.  Raja Daud bersaksi: “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Mazmur 119:105). Daud mengibaratkan firman Tuhan sebagai penuntun hidupnya. Ia menggunakan firman Tuhan sebagai pelita tidak untuk menyoroti hidup orang lain, tapi dirinya sendiri.  Daud tidak melupakan firman Tuhan dalam kegelapan hidupnya, tetapi justru menggunakannya sebagai terang agar dia bisa dipulihkan kembali. Dia juga sadar bahwa Tuhan adalah penolongnya, yang tidak akan membiarkannya sendiri. Mari belajar dari Daud yang menggunakan firman Tuhan sebagai terang untuk melihat kedalaman hatinya dan terus berpengharapan kepada  Tuhan. Saudaraku, terang sangat diperlukan dalam keadaan gelap, sehingga tidak tersesat ke jalan yang salah. Terang sangat dibutuhkan untuk menerangi hati dan pikiran kita sehingga menolong kita tidak gegabah dalam mengambil keputusan, terutama yang berkaitan dengan keutuhan keluarga kita. (Surhert).

SANDAL JEPIT

Saudaraku, dari penggunaannya sandal jepit dikategorikan sebagai alas kaki, tetapi kalau kita pergi ke toko sepatu dan mau beli sandal jepit acapkali dibilang tidak jual, tapi bila ke household convenience store atau toko serba ada yang menjual alat-alat kebutuhan rumah tangga,  malahan bisa membeli sandal jepit yang rak tempatnya disandingkan dengan sikat dan sapu, jadi dikategorikan sebagai kebutuhan rumah tangga. Kemasan sandal jepit dari pabrik tidak dibungkus dalam plastik atau box khusus, tapi diikat sepasang-sepasang dan langsung masuk karung, warna campur, per karung sekitar 50-100 pasang dan dihitung sebagai kodi, 1 kodi = 20 pasang, bukan lusinan. Jika di toko ada sandal jepit dibungkus kantong plastik, itu upaya penjual sendiri supaya tidak dicuri orang dan langsung dipakai.  Pernah bertemu dengan seorang pemilik pabrik sandal jepit terbesar di Jatim, karyawannya 10.000 orang lebih. Dia bilang harga sandal jepit sangat murah, bila dipakai tiap hari untuk jalan di aspal panas, jalan berbatu dan jalan berlumpur akan cepat jebat, atau tali sandalnya putus, tidak ada penggantinya, ya langsung beli sandal jepit baru. Kelihatannya penggunaan sandal jepit sangat mudah. Oh, bukan begitu ya. Untuk menggerakkan ujung jari kakimu masuk ke bawah tali sandal jepit ternyata melewati proses syaraf di otak yang rumit. Kita sering melihat orang yang tiba-tiba stroke, yakni kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak mengalami gangguan atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik), akibatnya penderita mengalami kelumpuhan atau bahkan langsung meninggal karena pecahnya pembuluh darah.  Stroke iskemik atau non-hemoragik tidak mengakibatkan kematian langsung, disebabkan karena ada gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh darah otak, atau gumpalan darah yang terbentuk di bagian tubuh lain, namun terbawa hingga menuju ke otak, hingga mengganggu aliran darah ke bagian otak. Secara umum, stroke non-hemoragik dapat menimbulkan beberapa gejala seperti mati rasa atau kebas, sulit menggerakkan otot wajah/lengan/kaki. Ada wajah yang menjadi merot, mendadak sulit berbicara hingga cadel, kehilangan keseimbangan dan sulit berjalan. Nah pada orang yang mengalami gejala stroke iskemik umumnya jari-jari kaki akan  kebas, hingga sulit memakai sandal jepit sekalipun. Orang sehat di tempat gelap dapat meletakkan jari kakinya di bawah tali sandal jepit, dengan gerakan jari kaki sedikit maka tali sandal jepit akan masuk dijepit oleh jempol dan jari telunjuk kaki.  Orang yang kebas sering mengalami kendala memasukkan jari kakinya di bawah tali sandal jepit, dan kalau masuk sandal sering dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah kaki. Orang yang kena stroke lumpuh, memasukkan sandal jepit ke kaki malahan harus dibantu orang lain karena seluruh jari kakinya tidak bisa digerakkan. Ironisnya, kalau si pasien meninggal dunia, akan dipakaikan sepatu yang tertutup, bukan pakai sandal jepit karena akan susah sekali menjepitkan sandal jepit ke almarhum.  Saat kita melihat ke kaki kita yang sedang memakai sandal jepit, ingatlah ini merupakan anugerah yang Tuhan sudah diberikan kepada hidup kita. Sebagai anugerah umum Tuhan,  yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar (Matius 5:45); atau sebagai anugerah khusus, karena ada syaraf-syaraf otak yang sehat, yang memerintahkan ujung jari kaki bisa mudah masuk ke bawah tali sandal jepit dan memakainya dengan benar. Saudaraku, seringkali kita melupakan bahwa segenap tubuh kita ini milik Tuhan. Untuk itu mari kita renungkan Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus yang terdapat di 1 Korintus 6:12-20 dengan penekanan pada ayat 20.  Siapakah pemilik bumi serta segala isinya, dan dunia serta segala yang ada di dalamnya? Tuhan (Mazmur 24:1). Kita memang memiliki harta, tetapi sebetulnya harta itu milik Tuhan. Kita dipercaya untuk memakai dan mengelolanya. Siapakah pemilik tubuh kita? Saat kita percaya pada Kristus dan mengikuti Dia, kita adalah milik Tuhan. Kita menjadi satu roh dengan Kristus (Ayat 17).  Saudaraku, tubuh kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar oleh darah Kristus sehingga tubuh kita adalah milik Kristus. Apakah kehendak Kristus bagi tubuh kita? MEMULIAKAN ALLAH.  Hidup kudus dengan menjauhi percabulan yang mencemarkan tubuh (Ayat 18). Menjaga pikiran, tindakan, dan perasaan agar selaras dengan firman-Nya. Jangan mendukakan Roh Kudus yang diam dalam diri kita.Tubuh kita milik Tuhan, muliakanlah Tuhan dengan tubuh kita. Segala sesuatu yang kita miliki dan kita pakai saat ini berasal dari Tuhan. Jadilah pengelola yang benar. Dengan demikian, segala sesuatu yang kita gunakan saat ini, termasuk tubuh kita, memuliakan Tuhan dan mendatangkan sukacita bagi orang-orang yang merasakan dampak pikiran, perbuatan, dan ucapan kita.    Saudaraku, ingatlah: Pengelola yang benar MENGELOLA  dengan BIJAK segala sesuatu MILIK TUANNYA.  (Surhert).