NIAN GAO

Nian Gao (Kue Keranjang) mudah didapatkan di sekitar tahun baru Imlek. Dibuat dari tepung ketan, jadi agak lengket-lengket, mirip dengan dodol yang merupakan penganan asli Indonesia.  Puluhan tahun lalu kami pernah melihat seorang pembuatnya di daerah Sleko (jalan Pemuda) Kudus. Tepung dicampur air  gula diolah, diberi warna dan rasa, diaduk di beberapa wajan besar hingga matang. Kemudian dituang di wadah-wadah bulat, setengah kering dibungkus dengan daun bambu karena  saat itu plastik masih langka, dan diletakkan di tampah, dan dikemas lagi dalam besek atau keranjang bambu kecil yang anyamannya longgar jadi bisa melihat isinya. Yang laris dijual yang berdiameter 10 cm dan beratnya sekitar 500 gram. Di Tiongkok sejak zaman Dinasti Zhou (sekitar  tahun 500 SM) ada penganan yang disebut Nian Gao. Dibuat dari tepung beras. Beras hasil panen yang berlimpah ditumbuk dijadikan tepung, dan diolah, dicetak bentuk batu bata. Ini awet hingga beberapa bulan kemudian, bisa dimakan rakyat saat paceklik atau perang dengan cara dituang air panas, disebut Nián gāo 年糕, artinya kue beras.  Karena bisa disimpan lama dan tidak rusak, rakyat membuat istilah yang berbunyi Nián nián gāo sheng 年年高升 artinya meningkat dari tahun ke tahun. Ya jelas, bisa menyimpan beras hasil panen hingga awet lama, tidak takut ada kutu beras, tetap dapat dimakan sepanjang tahun. Kemudian hari nian gao dibentuk lingkaran, bahan dari tepung beras bisa digantikan dengan tepung ketan. Nah karena melambangkan rezeki tahan lama, jadilah Nian Gao turut disajikan dalam meja sembahyang. Ukuran Nian Gao jadi bervariasi, paling kecil berdiameter sekitar 5 cm lalu meningkat hingga ada yang 20 cm. Ditumpuk di meja, mulai dari yang besar hingga yang kecil, hitungan tumpukan biasanya 8 atau 八 Bā bunyinya dalam hokkien mirip 富 fù artinya rezeki, atau 9 tumpuk 九 Jiǔ yang bunyinya mirip kata kekal, abadi, durable.  Disajikan di meja sembahyang maksudnya agar si pemberi bisa mendapatkan rezeki yang durable, jangka panjang hingga masuk tahun mendatang. Memang dalam budaya Tionghoa ada banyak makanan, barang, nomer dan lain-lain yang bisa diartikan lebih lanjut, karena karakter Mandarin ada 4.000 karakter lebih dan banyak bunyinya yang mirip-mirip tapi beda arti. Memohon doa kepada yang di atas dengan berbagai penganan, masakan dan buah yang disajikan, pokoknya semuanya memiliki arti yang baik, bahagia, rezeki, dan seterusnya. Makin kaya, makin panjang meja persembahannya dan makin banyak sesajinya. Didoakan di malam Imlek dengan maksud persembahan-persembahan ini naik ke langit, dan mengharapkan berkat akan turun di hari-hari ke depan sesuai arti nama-nama barang yang dipersembahkan. Nah, saat sanak keluarga berkumpul di hari raya Imlek, hidangan-hidangan yang sudah disajikan tersdebut akan dimakan bersama, agar sama-sama mendapatkan berkat. Saudaraku, diceritakan di kitab Kisah Para Rasul pasal 10:  Di kota Kaisarea ada seorang perwira dari kesatuan tempur Italia yang bernama Kornelius. Dia percaya kepada TUHAN, saleh, seisi rumahnya takut akan Allah, memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. Suatu siang kira-kira jam tiga, ketika Kornelius berdoa, jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya: “Kornelius!” Tentu Kornelius sangat takut, menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: “Ada apa, Tuhan?” Jawab malaikat itu: “Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau.” Itulah buah kesalehan Kornelius, semua doa dan sedekahnya telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat dia. Tentu Kornelius tidak hanya berdoa supaya dirinya, istri dan anaknya selalu mendapatkan kebahagian berlimpah-ruah, kesehatan yang sangat prima, bisa selalu menang perang  (Pada zaman itu perang harus dalam jarak dekat pakai pedang atau tombak), atau nanti saat pensiun dia bisa jadi orang tajir dan menjadi crazy rich, apalagi dia berpangkat perwira.  Kornelius  tidak egois, dia SENANTIASA BERDOA KEPADA  ALLAH. Tentu dia juga berdoa bagi kesejahteraan bangsa dan negara, juga berdoa bagi umat Yahudi  (bangsa yang dijajah Roma, dan sedekah kepada umat Yahudi.  TUHAN BERKENAN akan doa-doanya, yang naik ke hadirat  Allah. Pengamsal mengingatkan kita: “TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya” (Amsal 15:29)  Untuk Saudaraku yang merayakan Tahun Baru Imlek: Selamat  menyambut dan merayakannya. Tetaplah panjatkan doa bagi kesejahteraan rakyat dan negara Indonesia. Semoga kita memiliki pemimpin yang sungguh-sungguh takut dan berbakti pada TUHAN, supaya segala doa, sedekah dan upaya mensejahterakan bangsa dapat naik ke hadirat  Allah dan Allah mengingat segenap rakyat Indonesia.  Oh ya, hampir lupa, semoga ada cukup banyak Saudaraku yang berkenan berdoa untuk pelayanan Christopherus dan berkenan mengirimkan angpao untuk mendukung pelayanan Christopherus. (Surhert).

CAP GO MEH

Perayaan Cap Go Meh dirayakan pada tanggal 15 bulan pertama Imlek, dan bertepatan dengan bulan purnama (full moon 100%), wajah bulan nampak 100% dengan jarak terdekat ke bumi. Jadi nampak bundar dan  bersinar terang. Ini bulan purnama merupakan tanggal 15 penanggalan lunar (sistem penanggalan yang didasarkan atas perhitungan fase bulan), dan justru pada saat bulan baru maka (planet) bulan tidak nampak sama sekali. Jadi ingat 1 Samuel 20:24 Raja Saul mengadakan jamuan makan dengan para anak buahnya ketika bulan baru tiba, jadi bertepatan dengan tanggal 1 kalendar lunar. Cap Go Meh memang berjarak 15 hari dari Tahun Baru Imlek tanggal 1 lunar, tapi dari tanggal 1 lunar hingga 15 lunar setidaknya ada 2 upacara penting bagi penganut kepercayaan mereka. Jadi dalam kurun 15 hari ada 3 perayaan utama, dan ditutup dengan Cap Go Meh.  Karena acara itu sebagai penutup rangkaian acara tahun baru Imlek, maka diadakan dengan meriah dan mengetengahkan simbol-simbol kebudayaan Tionghoa seperti arak-arakan liong, barongsay dan bahkan beberapa sesembahan utama juga diarak. Rumah-rumah jemaat dan jalan-jalan yang akan dilalui arak-arakan dihias meriah dengan lampion dan bunga-bunga berwarna merah. Memang ini perayaan yang melibatkan kepercayaan-kepercayaan tradisional etnik Tionghoa, namun kemudian berbaur dengan adat kebudayaan masyarakat setempat. Saat perayaan Cap Go Meh berlangsung, gadis-gadis Tionghoa di zaman dulu yang dipingit sebelum mendapatkan jodoh, akan dibebaskan untuk berjalan-jalan menonton arak-arakan. Bahkan diceriterakan ada kaisar-kaisar, jenderal dan petingginya yang tidak memakai baju kebesarannya namun ikut berbaur dengan rakyat menyaksikan festival.  Jadi saat Cap Go Meh terjadi interaksi sosial yang tidak membedakan perbedaan strata sosial maupun ekonomi. Hanya saja khusus di Indonesia beberapa kali perayaan Cap Go Meh ditetapkan hanya boleh dilangsungkan sekitar tempat ibadahnya dan tidak boleh ada arak-arakan, demi menjaga situasi keamanan dan politik.  Setelah selesai acara Cap Go Meh, ya segala pernik-pernik perayaan termasuk liong, barongsay maupun sesembahan dikembalikan ke tempat ibadah semula, menunggu diarak 1 tahun Cap Go Meh berikutnya, atau menunggu acara HUT lokal tempat ibadah tersebut kalau ada dan dirayakan. Jemaatnya melakukan sembahyang di tempat ibadahnya hanya pada tanggal 1 dan 15 kalender lunar saja, jadi dalam 1 bulan hanya 2 kali ibadah, tapi banyak umatnya yang hanya sembahyang 1 kali per bulan.  Yang penting tiap pagi atau malam memasang hio di depan rumah atau altar rumah minta berkat dari yang diyakininya. Lalu ajaran-ajaran hanya berupa tradisi lisan, diceriterakan turun temurun atau antar kawan, jadi dalam satu upacara adat di suatu tempat bisa berbeda dengan upacara adat yang sejenis di tempat lain.  Kalau kita bertanya mengapa mesti ada upacara ini atau mengapa mesti melakukan itu, biasanya dijawab, katanya … katanya … kata si suhu … dan seterusnya tergantung orang-orang tua yang ngomong. Jadi ada adat dan ibadah yang berbeda dari tiap-tiap suku, marga dan rumah ibadah, yang sama hanya perayaannya bertepatan dengan tahun baru Imlek dan Cap Go Meh.  Memang Pemerintah telah membentuk suatu organisasi sosial yang memayungi berbagai macam kelenteng dan kuil, namun hanya bersifat sosial dan ibadahnya tetap diserahkan ke masing-masing setempat.  Berbeda dengan Gereja yang memiliki 5 acara penting: Natal, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus  Ke Surga, dan Pentakosta. Juga pada setiap  Minggu diadakan Ibadah di gereja yang bukan saja diisi khotbah tapi juga puji-pujian. Dalam setiap kegiatan ibadah Minggu setidaknya kita akan mendapatkan pengajaran Firman Tuhan dari Hamba Tuhan, kemudian ada kelas-kelas Pembinaan, juga Persekutuan antar sesama anggota jemaat, dorongan untuk ikut dalam penginjilan, dan ajakan ikut berdiakonia untuk membantu masyarakat yang berkekurangan.  Saudaraku, mengingat pentingnya kita mengikuti ibadah, mari kita perhatikan Firman Tuhan yang terdapat di Ibrani 10:25: “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Untuk Saudaraku yang merayakannya: Selamat  merayakan Tahun Baru Imlek 2575. Semoga berkah keselamatan, kesehatan, kebahagiaan, dan kelimpahan, selalu ada untuk kita. Semoga segala usahamu membuahkan hasil yang gemilang, rezeki mengalir semakin deras, dan semakin banyak impianmu yang menjadi kenyataan. Oh ya, jangan lupa, dukunglah Yayasan Christopherus dengan DOA, DANA, DAN KARYA. (Surhert).

Learn about the Meaning of Understanding Life

ROBERT ANTHONY SNOW.  Sahabat, dari Wikipedia saya mendapatkan info bahwa Robert Anthony Snow (1 Juni 1955 – 12 Juli 2008) adalah seorang jurnalis Amerika, komentator politik, pembawa berita, kolumnis, musisi, dan Sekretaris Pers Gedung Putih ke-25 di bawah Presiden George W, Bush,  dari Mei 2006 hingga pengunduran dirinya pada bulan September 2007.  Snow juga bekerja untuk Presiden George HW Bush sebagai kepala penulis pidato dan Wakil Asisten Urusan Media, dari tahun 1991 hingga 1993. Di antara dua tugasnya di Gedung Putih, Snow adalah seorang penyiar dan kolumnis surat kabar.  Setelah bertahun-tahun menjadi pembawa acara tetap untuk The Rush Limbaugh Show dan memberikan komentar berita untuk National Public Radio, ia meluncurkan program radio bincang-bincangnya sendiri, The Tony Snow Show , yang kemudian menjadi  sindikasi nasional.  Dia juga menjadi tokoh tetap di Fox News Channel mulai tahun 1996, menjadi  pembawa acara Fox News Sunday dan Weekend Live, dan sering menjadi pembawa acara The O’Reilly Factor.   Pada bulan April 2008, Snow sempat bergabung dengan CNN sebagai komentator. Ia juga menyampaikan beberapa pidato penting, termasuk pidato utama di Konferensi Aksi Politik Konservatif pada tahun 2007 dan 2008. Dalam kapasitas jurnalistik dan pemerintahannya, Snow secara umum mendukung tujuan-tujuan konservatif. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Raja-raja dengan topik: “Learn about the Meaning of Understanding Life (Belajar tentang Arti Memahami Hidup)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Raja-raja 20:1-11 dengan penekanan pada ayat 3. Sahabat, Robert Anthony Snow, pernah berjuang melawan kanker selama tiga tahun. Pada 2008 sebelum meninggal, ia menulis: “Sebagian penderita kanker sembuh, sebagian tidak. Menghadapi kefanaan dan keringkihan tubuh, cara kita memandang hidup jadi makin bijak. Kita lebih bisa menghargai hal-hal kecil, menyadari pentingnya iman, dan mengalami betapa besarnya kuasa kasih. Itulah karunia yang mungkin tidak dipahami orang sehat. Itu seninya sakit. Menurutku, ada hal yang jauh lebih parah dari sakit, yaitu hidup sehat, tetapi hampa.”Dalam bacaan kita pada hari ini, Raja Hizkia pernah mengalami sakit yang akan mendatangkan kematian. Saat itu ia sangat terpukul. Di tengah kepedihan hatinya, ia teringat betapa fananya hidup. Ia tersadar bahwa kedudukannya sebagai raja tidak ada artinya di hadapan Tuhan. Matanya pun jadi terbuka bahwa hal TERPENTING dalam hidup ini tidak lain adalah MEMULIAKAN TUHAN. Pengalaman sakit itu memberinya hikmat dan memperkaya hidupnya sehingga ia semakin mengenal Allah.Tidak sedikit orang beranggapan negatif tentang penyakit yang diderita. Tetapi, firman Tuhan menunjukkan bahwa MASA SAKIT  dapat menjadi MASA PEMBELAJARAN  untuk MEMPERKAYA HIDUP kita. Belajar tentang arti MEMAHAMI HIDUP, memahami karya Tuhan, dan menggunakan kesempatan hidup!  Sahabat, jika hari ini kita hidup sehat dan bugar, hargailah itu sebagai kesempatan untuk menjalani hidup yang menyenangkan hati-Nya. Namun, kala kita mesti menanggung sakit, kita dapat tetap mengucap syukur kepada-Nya. Masa sakit dapat menjadi MASA PEMBELAJARAN  tentang bagaimana MEMAKNAI HIDUP  menurut kehendak-Nya. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh berdasarkan hasil perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 1-3? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Ketika kesulitan hidup mengimpit kita, sanggupkah kita tetap setia dan tetap percaya kepada Allah yang hidup? (pg).