Doa Menghadirkan Kuasa Tuhan dan Mukjizat-Nya

PENGANTAR:Dalam Kitab Kisah Para Rasul bab 12 dikisahkan tentang peristiwa tragis karena ada martir kedua. Kali ini seorang rasul, yaitu Yakobus, saudara Yohanes yang Tuhan izinkan dibunuh karena Injil. Herodeslah pembunuh Rasul Yakobus dan kemudian menangkap serta memenjarakan Petrus. Malam sebelum Petrus dieksekusi, seorang malaikat menolong dia melarikan diri dari tahanan. Injil terus bergerak makin meluas.  Bacaan kita diambil dari Kisah Para Rasul 12:3-4: “Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak.” Menurut ayat 3, adakah yang merasa senang dengan kematian Yakobus? Disebutkan “orang Yahudi”, merujuk pada pemimpin orang Yahudi yang berpengaruh di Yerusalem yang mendorong penganiayaan terhadap orang-orang percaya kepada Yesus Kristus (Gereja). Herodes telah berupaya untuk menyenangkan hati para pemimpin orang Yahudi ini.  Apa rencana Herodes selanjutnya setelah dia melihat bahwa pembunuhan terhadap Yakobus telah membuat senang orang-orang Yahudi? Dia ingin tampil di depan umum untuk menghukum mati Petrus. Jika kita mengupayakan untuk menyenangkan hati orang banyak, bukan Tuhan, yang pasti kita akan dituntun lebih jauh ke dalam dosa. Pada hakikatnya, semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Tuhan (Roma 3:23), dengan begitu menyenangkan manusia dapat membawa seseorang untuk berbuat dosa. APA MAKNA DOA MENGHADIRKAN KUASA TUHAN DAN MUKJIZAT-NYA? Setelah Petrus ditangkap, jemaat dengan tekun mendoakannya. Hal penting yang dapat kita pelajari dari kisah ini tentang dampak dari doa-doa kita terhadap diri kita sendiri dan orang lain. Doa-doa kita yang tulus dan sungguh-sungguh mengundang mukjizat dan berkat Tuhan ke dalam kehidupan kita dan kehidupan orang lain. Apa artinya berdoa dengan tulus dan sungguh-sungguh? Maksud dari doa bukanlah untuk mengubah kehendak Bapa, tetapi untuk memperoleh bagi diri kita dan bagi yang lain berkat-berkat yang telah Tuhan berikan, tetapi yang dibuat dengan syarat bahwa kita memintanya dengan segenap hati. Berkat menuntut kerja atau upaya tertentu di pihak kita sebelum kita dapat memperolehnya. Doa adalah suatu bentuk kerja, dan merupakan sarana yang ditetapkan untuk memperoleh yang tertinggi dari segala berkat. KESIMPULAN: Dalam Kisah Para Rasul bab 12 ini, khususnya Kisah Para Rasul 12:1-5, dokter Lukas sebagai penulis Kisah Para Rasul menceritakan tentang pengajaran melalui kesungguhan dan ketulusan hati dalam berdoa. Berdoa, walau dipanjatkan oleh orang-orang dan tangan yang kecil tetapi doa menggerakkan hadirat Tuhan yang besar dan dahsyat.   Dalam Kisah Para Rasul 12:5 ada pernyataan, “Dengan tekun mendoakan”. Betapa pentingnya peranan doa bagi para pemimpin, seperti diuangkapkan oleh Presiden Thomas S. Monson berikut ini: “Saya menyampaikan terima kasih saya kepada Anda untuk kebaikan hati Anda kepada saya ke mana pun saya pergi. Saya berterima kasih kepada Anda untuk doa-doa Anda bagi saya. Saya telah merasakan doa-doa itu dan sangat bersyukur untuk hal itu”. Suatu gereja akan terdiri atas orang-orang yang dibentuk dalam jemaat setempat dan dipersatukan oleh Roh Kudus, yang dengan tekun mencari suatu hubungan pribadi dengan Bapa Surgawi dan Tuhan Yesus Kristus dalam doa. Melalui doa jemaat memiliki kesaksian yang berkuasa, orang berdosa akan diselamatkan, dilahirkan kembali, dibaptiskan dalam air dan dijadikan anggota jemaat. Berdasarkan hasil perenungan pendalaman kita dari Kisah Para Rasul bab 12, mari kita jawab pertanyaan berikut: Pesan apa yang Saudara peroleh pada pemahamanmu pada hari ini? Jelaskan apa makna “DOA MENGHADIRKAN KUASA TUHAN DAN MUKJIZAT-NYA?” Jelaskan, melalui doa jemaat memiliki kesaksian yang berkuasa. Selamat sejenak merenung dan mengaplikasikannya dalam hidup hari ini. Simpan dalam-dalam di hati: Doa yang sungguh-sungguh dengan tulus hati amat besar kuasanya. Amin (sp).

U L E

Saudaraku, ini ULE bukan istilah dari Nias ataupun Batak atau lainnya. Tapi lazim digunakan di bank, khususnya di kalangan bank yang mengedarkan uang. ULE artinya Uang Layak Edar, yakni uang kertas yang kondisinya masih bagus, masih bisa dihitung dengan menggunakan mesin, dan diedarkan lagi di masyarakat maupun melalui ATM. Bank Indonesia mengedarkan uang baru melalui bank-bank, yakni uang baru dikirimkan ke bank dan bank menyalurkan ke masyarakat. Dengan cepat uang kertas baru,  misalkan Rp10.000, berpindah tangan dari bank ke pedagang, ke pelanggan, ke penjual sayur mayur di pasar, ke nelayan dan penjual ikan, ke toko kelontong, ke sales canvasser, ke distributor susu,  disetor balik ke bank, lalu diambil ibu rumah tangga,  diberikan ke anaknya, jajan ke tukang es, si Rp10000 berputar lagi ke penjual sembako, dan masih berputar teruuuuss.  Pindah dari dompet ke tas, ke kantong, dompet lagi, dan berkeliling dari BI Jakarta ke bank di Bandung, terus ke Tasik, eh ikutan naik kereta ke Solo, lalu diajak terbang ke Medan, terbang lagi ke Batam terus ke Pontianak, lanjut ke Labuhan Bajo, diajak naik kapal barang ke Ambon, dan seterusnya. Hingga 8 bulan kemudian uang Rp10000 ini sudah kucel dan lusuh, diterima anggota jemaat, lalu dicemplungkan ke kantong kolekte, bendahara gereja agak ngomel:  “Kok uangnya bau”.  Lalu besoknya disetorkan ke bank. Nah, bank menangkap uang ini untuk disetorkan ke Bank Indonesia karena si Rp10000 sudah menjadi Uang Rupiah Tidak Layak Edar (UTLE) yang terdiri atas uang lusuh, cacat maupun rusak. Setelah diadministarsikan oleh BI, UTLE akan dimusnahkan. Meskipun si Rp10000 dari dari uang baru nyis-nyis keluar dari bank sudah berjalan-jalan berpindah tempat sesuai siapa yang menempatkannya dalam dompet atas tasnya hingga jadi ULE, diberikan ke berbagai orang dan kalangan, mulai dari artis, caleg DPRD, sopir, tukang bakso, PRT, anak sekolah hingga masuk kantong kolekte. Namun di mana pun si Rp10000 ini diberikan, maka si penerima akan mengucapkan TERIMA KASIH  karena sudah mendapatkan pembayaran atas jasa atau barang yang dijualnya.  Meski si uang kertas Rp10000 sudah menjadi UTLE, lusuh. sobek tetap diterima dengan disyukuri, karena setoran uang ke bank kalau kurang Rp10000 saja akan tetap ditagih oleh kasir bank. Alkisah, ini ada si Aliong. Lahir di Kudus. Sekolah SD,SMP, SMA, dan bergereja di Kudus. Kuliah di Semarang, lalu diterima kerja di Semarang di cabang pabrikan dari Kudus. Dia jadi sales rokok untuk wilayah Kabupaten Semarang, paling jauh ke Kendal,  Boja, Gunung Pati, Ungaran. Menikah dengan si Aling sekuliahan di Semarang, dan Aling kerja di percetakan di Kudus, jadi punya rumah merangkap toko di Bareng. Setiap Sabtu pagi Aliong balik ke Kudus, ketemu Aling, tahu-tahu anaknya dua.  Suatu ketika Aliong pensiun, lalu buka toko sembako dan jualan rokok di pasar Bareng. Suatu hari Pak Gembala besuk ke ruko Aliong, dan bertanya: “Ko Aliong, kalau ke gereja kok Minggu sore, sedangkan Ci Aling ke gereja pagi hari sekalian antar anak ikut SM. Apakah bisa ke gereja bersama-sama?”  Aliong menjawab “Pak Pendeta, kalau pagi pasar di sini ramai sekali, jadi mesti buka hingga jam 2 siang, jadi giliran saya sore ke gereja”.  Saudaraku, suatu ketika juga, tiba-tiba Ko Aliong kolaps. Jiwanya, karena sudah masuk kriteria diselamatkan, ya terbang ke pintu Surga. Ada Malaikat yang menyortir siapa-siapa yang boleh masuk. “Aliong, sini. Maju. Tangan kamu bawa oleh-oleh apa ke sini?” tanya Malaikat agak sangar. “Tangan saya tidak bawa apa-apa, di terbelo (peti mati) saya tidak bisa pegang apa-apa”,  Aliong menjawab. “Bukan oleh-oleh itu. Melalui tanganmu, berapa jiwa yang sudah kamu hantarkan ke Kristus?” Aliong mikir-mikir cukup lama. “Malaikat, hanya ada satu jiwa … “ “Siapa? “Itu Aling istriku, dia sebelum menikah tinggal di Gang Baru pojokan Capkauking, ibadah di seberang rumahnya, yang warna merah. Pacaran sama saya, mau masuk gereja, dibaptis … “ “Hanya satu?! Kamu dulu kerja di Semarang, jadi canvasser hingga ke pelosok-pelosok Kabupaten Semarang. Mana oleh-oleh dari situ? Kamu sehari ketemu orang sedikitnya 10 orang, kenapa tidak kamu kenalkan ke Tuhan Yesus? Anak-anakmu,  pernahkah kamu antarkan ke Sekolah Minggu dan kamu ketemu gurunya? Oleh-oleh jiwa hanya satu, tapi kamu dikasih umur hingga 71 tahun, bonus 1 tahun?” Aliong hanya diam.  Saudaraku, uang kertas, Si Rp10000 umurnya hanya 8 bulan, dari uang baru menjadi ULE, lalu masuk kategori UTLE, tapi di mana pun diberikan memberikan kebahagiaan kepada penerimanya, bahkan banyak yang mengucapkan terima kasih. Aliong atau mungkin kita, sudah dapat hidup sekian tahun di bumi ini karena anugerah Tuhan. Apakah kita selalu memberikan kebahagiaan kepada orang lain? Khususnya membawakan berita sukacita penebusan Tuhan Yesus Kristus? Berapa hasil dari tanganmu?  Saudaraku, kita sebagai orang percaya dan Pendukung Christopherus hendaknya selalu ingat dan setia melaksanakan amanat dari Tuhan Yesus sendiri: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20). (Surhert)

PEMILIHAN UMUM

Bicara tentang pemilihan umum, sebenarnya peristiwa semacam  juga dicatat di Alkitab dalam kitab Bilangan pasal 16-17, hanya bukan berbentuk coblosan. Begini ceritanya: Setelah beberapa lama bani Israel dipimpin Musa keluar dari perbudakan Mesir, ada banyak kejenuhan dan kejengkelan di kalangan umat.  Terutama akibat ketidakpercayaan 12 orang pengintai yang dikirim meninjau Tanah Kanaan, karena hanya 2 orang, yakni Yosua dan Kaleb yang yakin bani Israel dapat masuk ke Tanah Perjanjian. Sedangkan yang lainnya malahan takut dan ingin balik ke Mesir karena 10 orang pengintai mengatakan ada raksasa  di sana dan pasti akan menggilas bani Israel.  Akibatnya TUHAN murka dan menghukum bani Israel untuk berkelana di padang belantara hingga segenap angkatan – yang umurnya di atas 20 tahun harus mati karena tidak percaya kepada Janji TUHAN. Umat yang menerima hukuman TUHAN dan diprovokasi oleh Datan dan Abiram memberontak ke Musa dan Harun. TUHAN menghukum Datan dan Abiram termasuk keluarganya dengan cara mengerikan karena tanah mendadak terbuka dan menelan mereka semua.  Namun setelah itu bani Israel kembali mempertanyakan kepemimpinan Musa dan Harun, apakah mampu membawa umat masuk ke Tanah Perjanjian. Mereka menuntut pergantian pemimpin. Menghadapi tantangan ini Musa cukup goyah, dan mungkin membuat perhitungan-perhitungan untuk pemilihan pimpinan tunggal.  Kira-kira begini: Ada berapa jumlah umat? Diperhitungan awal (Bilangan 1) dihitung ada 603.550 orang dari 11 suku,  tidak termasuk suku Lewi,  yang berumur 20 tahun ke atas dan sanggup berperang, jadi ini kira-kira semuanya pria. Belum yang berumur 20 tahun ke bawah dan kelompok wanita. Mungkin totalnya kira-kira 1.200.000 orang. Nah, cara memilih 1 orang pemimpin bagaimana? Apakah ada pemilihan tiap suku dulu, lalu caranya bagaimana, mengingat jumlah orang dalam tiap-tiap suku berbeda. Ada yang jumlahnya besar seperti suku Yehuda, ada yang jumlahnya sedikit seperti sku Manasye. Bagaimana memilih calon-calonnya? Belum lagi perhitungan untuk TPS dan KPPS (petugasnya). Kalau di Indonesia 1 TPS untuk 300 suara,  kalau 1.200.000 jiwa akan dibutuhkan  4.000 TPS. Dimana tempat TPS-nya? Zaman itu belum ada kertas, jadi bukan coblosan, tapi mungkin memasukkan ranting kayu atau bambu ke kotak suara seperti pemilihan kepala desa. Nah akan ada berapa pohon yang akan ditebang dan dibuat tusukan pemilihan? Tentu Musa sangatlah mumet membuat draf untuk pemilihan calon tunggal pemimpin. Dia pasti meletakkan segala kesusahannya  di hadapan TUHAN, dan TUHAN berfirman: “Katakanlah kepada orang Israel dan suruhlah mereka memberikan kepadamu satu tongkat untuk setiap suku. Semua pemimpin mereka harus memberikannya, suku demi suku, seluruhnya dua belas tongkat. Lalu tuliskanlah nama setiap pemimpin pada tongkatnya.  Pada tongkat Lewi harus kautuliskan nama Harun. Kemudian haruslah kauletakkan semuanya itu di dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum, tempat Aku biasa bertemu dengan kamu.”  (Bilangan 17:2-4). Jadi tiap suku hanya boleh mengajukan satu calon tunggal, total 12 calon, dan ada 1 petahana dari suku Lewi yakni Harun. Setelah keputusan TUHAN ini pastilah tiap-tiap suku ribut dengan pemilihan awal kita-kira siapa yang akan dicalonkan sebagai caleg mewakili sukunya. Duabelas tongkat para caleg diletakkan di dalam Kemah Pertemuan, dan esoknya ketika Musa menengok hasil pemilihan TUHAN, tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam (Bilangan 17:5-8). Jadilah Harun ditetapkan sebagai pemimpin umat, seumur hidupnya hingga dia meninggal.  Itulah gaya pemilihan umum yang ditentukan TUHAN saat bani Israel keluar dari tanah Mesir. Di Google dicatat peristiwa keluar dari Mesir itu terjadi pada tahun Yahudi 2448 AM atau sekitar 1313 Sebelum Masehi, lebih dari 3300 tahun yang lampau.  Saudaraku, dalam beberapa hari mendatang kita semua akan melakukan coblosan memilih caleg DPRD, DPR, DPD dan calon Presiden. Kesempatan lima tahunan ini hukumnya wajib bagi kita yang percaya pada TUHAN, karena TUHAN melalui tangan-tangan umat-Nya akan memilih siapa-siapa yang akan menjadi pemimpin Indonesia untuk periode 5 tahun mendatang. Jangan ikut bujukan setan yang mengajak Saudara untuk tidak ikut coblosan atau merusak TPS dan surat suara, hingga terjadi kekacauan.  Berdoalah, minta TUHAN sendiri memberikan hikmat di dalam hati kita, dan kita mantap menuju TPS untuk melakukan coblosan, sesuai yang dikehendaki TUHAN. Berdoalah supaya TUHAN menyertai dan memberkati pemilihan umum di Indonesia. Saat pemimpin-pemimpin Indonesia terpilih nanti, biarlah mereka semua ini dengan tulus dan rendah hati dapat berdoa di hadapan TUHAN: “Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Umat Indonesia, lebih dari 270 juta jiwa. Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?”  (1 Raja-Raja 3:8-9). (Surhert).