PENGABDI TUHAN ATAU PENGABDI MAMON ?

Saudaraku, kehidupan selalu menguji ketulusan terhadap komitmen yang diambil manusia. Apa yang nampaknya baik, setelah diuji malah hasilnya buruk. Mari merenungkan Lukas 16:10-15. Sangat menarik saat membaca bagaimana Yesus menarik istilah Mamon untuk menggambarkan tentang kesetiaan. Mamon diartikan sebagai kekayaan (NIV : money). Istilah mamon berkonotasi negatif dalam budaya Yahudi. Yesus sendiri mengatakan bahwa Mamon dan Allah tidak dapat dilayani bersamaan dan manusia harus memprioritaskan salah satunya (Lukas 16:13), untuk memberikan respons kepada orang Farisi yang munafik. Lukas dengan jelas mengatakan mereka hamba-hamba uang (Lukas 16:14). Yesus menegur keras karakter orang Farisi yang sinis terhadap orang berdosa, padahal mereka sendiri juga terikat dengan sesuatu selain Allah. Pelajaran yang diberikan Yesus adalah :Mamon menguji kesetiaan.Bila seseorang dapat mengolah mamon dengan jujur, maka ia orang yang bisa dipercaya untuk memelihara harta rohani. Hal ini dikarenakan mereka bisa menggunakan mamon sebagaimana mestinya dan bebas dari kekuasaannya. Karakter demikian menunjukkan keteguhan hati karena mamon bagaikan perempuan cantik dan menarik untuk dimiliki. Mamon menguji ketulusan dan kesetiaan kepada Tuhan.Pengabdi mamon bukanlah pengabdi Allah.Mamon dan Allah jelas berseberangan maka manusia perlu untuk memutuskan mau menghamba kepada siapa. Yesus menyindir dengan keras karakter orang Farisi yang cinta uang dan meragukan kesungguhan mereka mengabdi pada kebenaran. Yesus meragukan ketulusan orang Farisi sebagai penjaga Taurat karena sikap mereka mendua. Hingga sekarang mamon masih bagaikan gadis cantik dan menarik untuk dimiliki, sangat banyak manusia yang takluk kepadanya. Namun Mamon dan Tuhan tidak pernah bersatu, maka manusia yang mau mengabdi kepada Tuhan maka ia harus netral terhadap daya pikat si mamon. Mamon tetap relevan menjadi batu uji karakter orang yang mengatakan dirinya pengabdi Tuhan sampai saat ini. Para pengabdi mamon akan terseleksi dan sedikit demi sedikit akan menjauh dari Tuhan. Sebagai Pengabdi-pengabdi Tuhan, mari terus berjuang tanpa lelah untuk menempatkan mamon sebagaimana mestinya dan tidak tunduk dalam kuasanya. Arahkanlah pegabdian kepada Tuhan dengan tulus karena Dia tahu benar isi hati manusia sebagaimana dikatakan manusia melihat apa yang dipandang mata namun Tuhan melihat hati (1 Samuel 16:7). Tetaplah tulus dan setia kepada Tuhan.Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)

TAHUN NAGA

Naga atau Liong atau Lung. Binatang apakah ini? Kok sedemikian ditunggu-tunggu sebagian orang yang memercayainya, hingga jadwal pernikahan pun dikebut agar bisa punya anak shio naga? Jelas mitologi naga dalam tradisi Tionghoa digambarkan sebagai mahkluk atau binatang yang memiliki gabungan dari beberapa binatang lainnya.  Bentuk panjang bisa meliuk-liuk mirip ular, bisa terbang seperti burung meski tidak punya sayap. Paha kaki seperti paha kuda yang kuat, cakar tajam seperti cakar burung elang, punya sungut entah ini seperti kumis kucing atau sungut ikan lele atau gurami. Lidahnya panjang seperti lidah ular kobra. Badannya bersisik besar seperti ikan arwana, giginya menyeringai kuat tajam seperti gigi ikan hiu atau gigi buaya. Ada tanduk seperti tanduk rusa atau kambing jantan, dan terutama matanya yang besar melalak,  tidak pernah berkedip jadi kalau terbang tidak pernah kelilipan debu atau mesti pakai kacamata helm. Karena binatang jerapah atau griraffe tidak ada di China zaman dulu, maka ciri jerapah yang berleher panjang jenjang tidak dimasukkan dalam ciri naga. Mungkin kalau dimasukkan maka naga bisa berdiri tegak menjulurkan lehernya.  Banyak suku atau daerah di Indonesia maupun di dunia yang punya gambaran binatang seperti naga yang menjulur di lukisan-lukisan, tiang, alat musik, dan lain-lain. Bahkan kata orang yang pekerjaannya meramal, katanya naga adalah binatang yang paling kuat sakti mandraguna hingga hanya motif naga yang dicantumkan di jubah kaisar-kaisar China, tapi peramal ini lupa, bahwa di jubah kaisar ada gambar mitologi lain yakni burung hong atau phoenix, juga ada bentuk singa yang menjaga pintu gerbang. Juga kalau para peramal membaca kisah-kisah Soen Go Kong atau Kera Sakti, maka ada banyak naga yang dihajar oleh kera ini. Jadi istilahnya, di atas langit masih ada langit.  Namun di kitab Ayub  ada binatang yang paling perkasa: “Dari dalam mulutnya keluar suluh, dan berpancaran bunga api.  Dari dalam lubang hidungnya mengepul uap bagaikan dari dalam belanga yang mendidih dan menggelegak isinya. Nafasnya menyalakan bara, dan nyala api keluar dari dalam mulutnya.  Bila ia diserang dengan pedang, ia tidak mempan, demikian juga dengan tombak, seligi atau lembing.  Tidak ada taranya di atas bumi; itulah makhluk yang tidak mengenal takut.”  (Ayub 41:10-12, 17, dan 24). Kalau Anda suka menonton film-film Godzilla, maka mungkin yang digambarkan di Ayub 41 itu mirip Godzilla. Tapi kalau Anda membaca kitab Wahyu mulai pasal 12 hingga pasal 20 akan menemukan binatang Naga yang merepresentasikan si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan yang akan dihajar dan diikat oleh Malaikat. Nah, jadinya binatang naga itu baik atau jahat? Saudaraku, kalau Anda punya keyakinan akan tahun-tahun yang memiliki shio atau cabang bumi dengan lambang-lambang hewan sejumlah 12 shio, lalu masih dikombinasi lagi dengan 5 elemen (wuxing): tanah, kayu, api, logam dan air. Jadinya 1 putaran bumi akan 5×12 tahun = 60 tahun. Padahal masih ada unsur penentu lainnya, seperti jam di zaman Tiongkok dulu hanya 40 menit untuk 1 jam, lalu ada 10 batang langit (tiangan), masih ada lagu 28 xiu atau konstelasi bintang, dan masih banyak lagi ketentuan tergantung kemauan Kaisar dari zaman dinasti apa.  Kalau Anda memikirkan itu semua, akan ruwetlah jalan dan alur pikir Anda karena memikir-mikirkan metafisika, salah satu cabang filsafat yang berusaha mencari hakikat dari segala yang ada. Kenyataannya, belum tentu ada orang menyebut dirinya “suhu” atau ahli ramal yang menguasai itu semua, karena setidaknya dia harus bisa membaca abjad China kuno agar bisa mempelajarinya.  Saudaraku, jelas pikiran dan visi Anda-lah yang akan diruwetkan jika terus membaca berbagai ramal meramal berdasar astrologi China. Padahal Tuhan memerintahkan jelas-jelas, hanya ada 7 hari dalam penciptaan dunia dan salah satunya adalah Sabat atau hari berhenti bekerja. Jadi di hari Sabat,  kita mesti mengkhususkan untuk beribadah dan memuliakan Tuhan.  Datang ke gereja pada hari perhentian Sabat atau Minggu dengan hati yang penuh syukur, membuka diri menerima Firman Tuhan, menyimpannya dalam hati, dan melaksanakan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, maka berkat Tuhan akan dicurahkan. Tidak takut akan berbagai goncangan yang disebutkan di astrologi, karena Tuhan memimpin hidup kita dan beserta kita di sepanjangan hidup. Untuk Saudaraku yang merayakannya: Selamat  merayakan Tahun Baru Imlek 2575. Semoga berkah keselamatan, kesehatan, kebahagiaan, dan kelimpahan, selalu ada untuk kita. Semoga segala usahamu membuahkan hasil yang gemilang, rezeki mengalir semakin deras, dan semakin banyak impianmu yang menjadi kenyataan. Oh ya, jangan lupa, dukunglah Yayasan Christopherus dengan DOA, DANA, DAN KARYA. (Surhert).