ANUGERAH UNTUK YANG MEMBUTUHKAN

Saudaraku, manusia bisa memiliki respons yang berbeda saat menerima pemberian yang biasanya disebabkan oleh tingkat kebutuhan terhadap pemberian tersebut.  Mereka yang memiliki rasa butuh yang tinggi akan bersukacita saat menerima pemberian. Mari renungkan respons para penerima anugerah Kerajaan Allah sebagaimana dituliskan dalam Lukas 14:15-24. Orang-orang yang menolak undangan dari penyelenggara pesta  itu masing-masing memiliki alasan yang rasional untuk tidak menghadiri pesta.  Namun di atas semua alasan itu, orang-orang yang sebenarnya mendapatkan hak istimewa tersebut menganggap urusan pribadi mereka lebih penting dan merasa tidak perlu dalam pesta.  Mereka adalah orang-orang yang saat itu tidak membutuhkan pesta.   Respons berbeda terlihat saat sang penyelenggara pesta mengajak orang-orang yang cacat, miskin, buta dan lumpuh untuk datang ke pesta itu.  Mereka adalah lapisan masyarakat yang tersingkir sehingga membutuhkan makanan dan pengakuan sosial.  Mereka menyambut gembira dan memenuhi rumah pesta itu.  Mereka kenyang dan merasa dimanusiakan.  Mereka yang bersukacita menerima berkat tak terduga. Kerajaan Allah menawarkan anugerah bagi mereka yang mau datang dengan rasa butuh.  Rasa membutuhkan menjadi kunci untuk menikmati anugerah dan  hidup di dalamnya.  Seburuk apa pun nilai seseorang, ketika ia datang kepada Tuhan dengan rasa butuh maka ia akan menemukan Allah, sang pemilik Kerajaan Allah itu.  Rasa butuh muncul karena kesadaran yang muncul sebagai karya Roh Kudus dan membutuhkan kerendahan hati untuk menerima pemberian Allah. Kehidupan sering kali mengaburkan prioritas manusia sehingga mereka menjadi salah fokus.  Apa yang penting malah diabaikan  dan apa yang kurang penting malah dikejar dengan sepenuh kekuatan.  Mengejar kebutuhan hidup jauh lebih penting daripada menerima dan menghidupi anugerah Allah.  Oleh karena itu butuh untuk sadar diri supaya bisa memahami apa yang paling penting dalam hidup: Anugerah Allah, karena dengan anugerah Allah manusia akan memiliki kekuatan menjalani kehidupan dengan cara yang sesuai dengan Firman Tuhan dan menggenggam keselamatan kekal.  Tetaplah rendah hati dan peliharalah rasa butuh kepada anugerah-Nya  sebagaimana Matius 5 ayat yang ketiga mengatakan, “Berbahagialah mereka yang miskin di hadapan Allah karena mereka yang punya Kerajaan Allah”   dan   ayat yang keenam yang mengatakan, “Berbahagialah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran, maka mereka akan dipuaskan”. Hiduplah dalam anugerah dan nikmati penyertaan Tuhan dalam dinamika kehidupan.  Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)

The Ambitions of Two Women

AMBISI. Sahabat,  definisi ambisi menurut The Webster’s Dictionary adalah keinginan yang kuat untuk memperoleh kesuksesan dalam hidup dan mencapai hal-hal besar atau baik yang diinginkan. Sesungguhnya ambisi dapat memberikan dampak positif terhadap kehidupan seseorang bahkan komunitasnya. Baik kita tertarik untuk memulai bisnis sendiri, menekuni olahraga atau seni, belajar bahasa, meraih kekuasaan, atau memperjuangkan persamaan hak, ambisi yang sehat dapat menjadi titik awal yang baik. Sahabat, ketika kita memiliki tujuan yang jelas, kita mungkin akan lebih fokus pada tujuan tersebut dan lebih termotivasi untuk berupaya mencapainya. Ambisi dapat membantu kita memprioritaskan tindakan dan membuat keputusan yang membawa kita lebih dekat ke tujuan. Ambisi berpotensi mendorong pertumbuhan pribadi dan penemuan diri. Kita sering kali belajar lebih banyak tentang kemampuan  diri sendiri  ketika kita menantang diri sendiri dan melampaui zona nyaman. Pertumbuhan seperti itu memungkinkan kita mengembangkan keterampilan baru dan menjadi kreatif, mencari cara baru untuk menjadi sukses. Lalu apa bedanya ambisi dan obsesi? Obsesi adalah ide, pikiran, bayangan, atau emosi yang tidak terkendali, sering datang tanpa dikehendaki atau mendesak masuk dalam pikiran seseorang yang mengakibatkan rasa tertekan dan cemas.  Jika kita punya rencana, lalu memfokuskan energi dan pikiran untuk merealisasikannya, berarti kita memiliki ambisi. Jika keinginan itu sudah mendominasi pikiran tanpa terkendali sampai membuat emosi meluap, bahkan kadang dengan pengejaran membabi buta, berarti kita sudah terobsesi.  Untuk meraih ambisi, kita sering memaksakan diri. Alhasil, ketika sukses tidak dicapai, kita sangat kecewa. Punya ambisi sebenarnya boleh-boleh saja (bahkan wajib), tapi tak perlu sampai terobsesi. Pasalnya, obsesi hanya akan membuat kita berbuat atau mengorbankan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu.  Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Raja-raja dengan topik: “The Ambitions of Two Women (Ambisi Dua Orang Perempuan)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Raja-Raja 11:1-21. Sahabat, bacaan Alkitab hari ini berkaitan dengan dua orang putri raja yang memiliki AMBISI yang berbeda, yaitu Atalya yang AMBISInya jahat dan Yoseba yang AMBISInya baik. Atalya, istri Raja Yoram, adalah ibu dari Raja Ahazia. Saat mengetahui bahwa suami dan anaknya sudah mati, ia berniat membunuh semua keturunan raja (Ayat 1).  Sahabat, bagaimana mungkin seorang nenek bisa melakukan tindakan yang begitu kejam, yaitu membunuh cucu-cucunya sendiri? Tindakan Atalya yang amat sadis itu bisa dimengerti bila kita mengingat bahwa ia adalah putri raja Ahab dan ratu Izebel yang terkenal jahat (2 Tawarikh 21:6). Ia mempunyai AMBISI jahat, yaitu menjadi orang yang paling berkuasa di Kerajaan Yehuda.  AAMBISI Yoseba, putri Raja Yoram, saudara perempuan Raja Ahazia yang menjadi istri imam Yoyada (2 Tawarikh 22:11), amat berbeda. Ia menyembunyikan Yoas, anak Raja Ahazia yang masih berusia setahun, bersama dengan inang penyusunya (Ayat 2).  Selama enam tahun, Yoseba dan Yoyada menyembunyikan Yoas (Ayat 3) di rumah Tuhan. Mereka mempersiapkan Yoas untuk naik takhta pada usia tujuh tahun (Ayat 4-12). Walaupun harus berhadapan dengan Atalya yang berhati Iblis, Yoseba dan Yoyada berambisi untuk menobatkan Yoas sebagai raja (Ayat 12). Atalya dengan AMBISI  jahatnya mati dibunuh dengan cara yang tidak hormat (Ayat 15-16). Yoseba dengan AMBISI kudusnya membuat segenap rakyat Yehuda bersukaria (Ayat 20). Sahabat, jauhilah AMBISI jahat yang akan menghancurkan reputasi dan masa depan kita sendiri! AMBISI jahat akan membuat orang lain marah dan memusuhi diri kita, sehingga nama Tuhan dipermalukan. Kejarlah AMBISI  kudus dengan motivasi dan tujuan yang benar. AMBISI kudus akan menghasilkan sukacita dan damai sejahtera bagi orang-orang di sekitar kita dan membuat nama Tuhan dipermuliakan. Apakah kita memiliki ambisi yang kudus? Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh berdasarkan hasil perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 1 dan 2? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Ambisi bukanlah apa yang kita lakukan  tetapi apa yang akan kita lakukan. (pg).