Light Things in God’s Eyes
KECAPI. Sahabat, dari Lembaga Alkitab Indonesia saya mendapatkan informasi bahwa kecapi (kinnor) merupakan alat musik yang pertama disebut dalam Alkitab dan satu-satunya alat musik bertali yang disebut dalam Pentateukh (Taurat). Disebutkan bahwa Yubal adalah bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling (Kejadian 4:21). Kinnor merupakan jenis Lyra (kecapi kecil) yang dimainkan dipangkuan seseorang dengan memetikan senarnya, dan yang menurut bukti sejarah dan arkeologi senarnya terbuat dari usus domba. Itu jugalah salah satu alat musik yang akan dipakai oleh Laban orang Siria itu untuk melepas Yakub seandainya tidak diam-diam pergi (Kejadian 31:27). Ukuran alat musik ini kecil sehingga dapat dibawa-bawa dengan mudah. Alat musik inilah yang dimainkan oleh Daud untuk menenangkan Raja Saul (1 Samuel 16:23). Kecapi memiliki bentuk dan jumlah talinya berbeda-beda, tetapi semua jenis kecapi menghasilkan bunyi yang menyenangkan. Selain digunakan untuk kegiatan peribadatan, kecapi juga sering digunakan dalam lingkungan kehidupan sehari-hari (Yesaya 23:16). Pada umumnya kecapi ini dimainkan dengan menggunakan sebuah alat petik (plectrum), seperti memainkan alat musik gitar. Namun, sepertinya Daud lebih suka memainkannya tanpa menggunakan alat petik (1 Samuel 16:16, 23; 18:10; 19:9). Kecapi terbuat dari kayu dan tukang-tukang yang terampil dapat membuat kecapi dari perak atau gading serta menghiasinya dengan indah. Alat-alat musik, yang dibuat atas perintah Raja Salomo seperti misalnya kecapi dan gambus untuk Bait Suci bahannya terbuat dari kayu cendana pilihan (1 Raja-raja 10:12). Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Raja-raja dengan topik: “Light Things in God’s Eyes (Perkara Ringan di Mata Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Raja-raja 3:9-27 dengan penekanan pada ayat 9. Sahabat, ketika raja Israel (Yoram), raja Yehuda (Yosafat) dan raja Edom mengadakan perjalanan jauh hendak berperang melawan Moab, di tengah perjalanan mereka kehabisan air sehingga semua orang yang turut bersamanya, termasuk tentara dan hewan yang mengikutinya, kehausan luar biasa. Dalam kesulitan tersebut mereka menemui nabi Elisa atas saran dari pengawai raja Israel, untuk meminta petunjuk Tuhan. Semula Elisa menolak, tapi karena di situ ada Yosafat, raja Yehuda, akhirnya Elisa mau juga mengabulkan permintaan mereka. Nabi Elisa memerintahkan memanggil pemetik kecapi. “Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan TUHAN meliputi dia.” (ayat 15). Memainkan alat musik (kecapi) bagi Tuhan berbicara tentang pujian dan penyembahan bagi Tuhan. Ketika puji-pujian berkumandang, hati Tuhan disenangkan dan hadirat-Nya turun melawat umat-Nya, sebab Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel. (Mazmur 22:4). Ketika hadirat Tuhan meliputi Elisa sementara kecapi dimainkan, Tuhan menyatakan kehendak-Nya, “Beginilah firman TUHAN: Biarlah di lembah ini dibuat parit-parit,” (Ayat :16), meski secara kasat mata “Kamu tidak akan mendapat angin dan hujan, namun lembah ini akan penuh dengan air, sehingga kamu serta ternak sembelihan dan hewan pengangkut dapat minum. Dan itupun adalah perkara ringan di mata TUHAN; …” (Ayat 17-18-a), bahkan mereka mendapatkan berkat yang lebih dari Tuhan, “… juga orang Moab akan diserahkan-Nya ke dalam tanganmu.” (Ayat 18-b). Pergumulan berat apa yang sedang Sahabat hadapi? Ekonomi keluarga kering atau gersang? Sakit-penyakit kita divonis tidak mungkin sembuh? Atau masalah-masalah berat lain yang secara manusia tidak ada jalan keluar? Jangan putus asa! Angkatlah suara dan pujilah Tuhan! Undang hadirat-Nya memenuhi hidupmu. Percayalah, saat Tuhan bertindak tidak ada perkara yang terlalu sukar bagi-Nya, karena Dia Mahasanggup. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh berdasarkan hasil perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 17? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan mampu menjadikan segala yang tidak mungkin menjadi mungkin, asal itu sesuai dengan kehendak-Nya. (pg).