DALAM TOPANGAN TUHAN
Saudaraku, surat wasiat yang dituliskan oleh mendiang aktor Korea Selatan yang ditemukan meninggal bunuh diri berbunyi seperti ini,”Tidak ada cara lain yang bisa dilakukan. Ini satu-satunya cara.” Sang aktor meninggal tragis karena ia tidak melihat cara untuk memulihkan dirinya dari skandal yang sedang dihadapinya. Manusia masa sekarang dituntut untuk memiliki daya lenting agar bisa meneruskan hidupnya. Daya lenting adalah kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit. Mari kita renungkan Yosua 1 : 1-9 sebagai renungan di awal tahun 2024. Perjalanan eksodus sudah belangsung 40 tahun, generasi sudah berganti dan tidak ada kesempatan untuk kembali. Orang Israel hanya punya satu pilihan: Maju sampai Tanah Perjanjian. Namun di saat yang paling krusial justru Tuhan mengambil Musa karena kesalahan yang pernah dilakukannya. Dalam kondisi seperti itulah Tuhan memilih Yosua untuk menjadi pemimpin yang baru dan memimpin manusia yang berjumlah begitu banyak, dengan karakter tegar tengkuk dan mencapai target untuk memberikan tempat tinggal bagi dua belas suku. Bukanlah perkara mudah bagi seorang Yosua yang selama ini ada di belakang seorang pemimpin besar bernama Musa. Yosua perlu punya ketangguhan, fokus yang kuat dan daya lenting yang memadai untuk bisa mengerjakan tugasnya.. Ada dua hal yang menjadi syarat penyertaan Tuhan atas Yosua supaya bisa menyelesaikan pekerjaan besar itu, yaitu: Menguatkan kepercayaan kepada Tuhan Tantangan pertama yang harus ditaklukkan Yosua adalah dirinya sendiri mengingat Yosua butuh waktu dan nyali untuk menerima tanggung jawab yang begitu besar. Maka Tuhan menawarkan diri-Nya kepada Yosua dengan menjadi jawaban sekaligus penjamin bagi Yosua. Dunia digital sudah menjadi dunia sesehari manusia masa kini. Dengan adanya kecerdasan buatan, kecanggihan gadget dan keinginan manusia untuk terus belajar, menjadikan manusia overconfident, merasa bisa mengatasi semua. Manusia perlu untuk menyadari keterbatasannya dan belajar mempercayai Tuhan, bahwa Tuhan mampu bekerja dengan cara yang luar biasa untuk MENOPANG dan memberi kekuatan manusia untuk bangkit dari masa sulitnya. Mengikuti semua hukum dengan tegak lurus Tantangan kedua yang harus dikuasai Yosua adalah menetapkan fokus hidupnya. Fokus kehidupan inilah yang menjadi dasar dan semangat untuk terus berjuang di masa sulit. Yosua nantinya akan berhadapan dengan bangsa-bangsa yang asing sekaligus berjuang bersama orang-orang yang labil dalam iman. Karena itulah Tuhan menginginkan Yosua memiliki keyakinan Firman yang kuat dengan menjalankan Firman Tuhan dengan tegak lurus dan taat dengan sungguh. Manusia yang percaya Kristus perlu menata fokus hidupnya kepada Tuhan dengan komitmen untuk melakukan Firman-Nya dengan sungguh-sungguh agar mampu memulihkan diri dari segala luka hatinya. Ketika ia menjadi pelaku Firman, maka hatinya akan dipenuhi damai sejahtera untuk dapat bertahan dalam kebenaran. Sebagaimana tahun-tahun yang lalu, tahun 2024 bukanlah tahun yang mudah. Mari menjalani tahun yang baru dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena Tuhan berfirman, ”janganlah takut sebab Aku menyertai engkau; jangan bimbang sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan bahkan menolong engkau, Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan.” (Yesaya 41:10). Mari tetap percaya dan jangan bimbang. Walaupun nantinya banyak tantangan yang harus dihadapi, mari miliki daya lenting dengan kekuatan Tuhan. Teruslah maju, jangan menyerah. Selamat bertumbuh dewasa. Selamat memasuki dan menjalani tahun baru 2024. (Ag).
MANUSIA BERENCANA, TUHAN YANG MENENTUKAN
Tahun 2023 sudah kita tinggalkan, dan kita memasuki tahun 2024. Setiap kita pasti memiliki rencana masing-masing di tahun yang baru. Yang belum punya pasangan mungkin berencana menikah, yang sekolah mungkin merencanakan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yang lain mencari pekerjaan, membeli rumah, atau rekreasi dengan bepergian ke luar negeri, dan lain sebagainya. Dalam ilmu manajemen, rencana selalu berada di depan, sebelum pelaksanaan dan evaluasi. PDC atau Plan, Do and Check, merupakan kegiatan dalam sebuah aktivitas manajemen yang selalu berurutan. Rencana merupakan fondasi setiap langkah berikutnya. Ibarat rumah tanpa fondasi maka bangunan rumah akan mudah roboh atau hancur berantakan. Seperti seluruh aktivitas kehidupan tanpa berencana dulu, maka langkah selanjutnya akan tidak menentu, dan yang pasti sulit untuk melakukan apa yang harus dikerjakan dan dievaluasi. Semua orang mempunyai rencana, namun seringkali rencana tidak berjalan sesuai harapan. Segala sesuatunya selalu berubah, peluang baru muncul, dan terkadang hambatan menghalangi. Nah, banyak orang bilang “Man Proposes but God Disposes” artinya kita merencanakan tetapi Tuhan yang menentukan. Dalam Amsal 19:21, dikatakan: “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.” Dengan kata lain manusia boleh saja merencanakan segala macam hal, tetapi kehendak TUHANlah yang akan terjadi. Ada satu pelajaran penting mengenai perencanaan yang dapat kita petik dari ayat ini bahwa kecuali rencana kita merupakan bagian dari rencana kekal Allah, maka rencana itu tidak akan berhasil. Kalau demikian, apakah lebih baik kita tidak berencana saja, toh Tuhan yang akan menentukan, jadi kita serahkan saja hidup kita kepada Tuhan. Mengalir saja, kata banyak orang. Sebanarnya Amsal 19:21 tidak menyurutkan atau melarang kita membuat rencana. Faktanya, di bagian lain dalam Alkitab, Allah meminta kita untuk merencanakan masa depan kita, “Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan” (Amsal 21:5). Versi lain menerjemahkan ayat ini sebagai berikut, “Berencanalah dengan matang maka kamu akan berkelimpahan.” Menurut ayat terebut kita harus membuat rencana dengan hati-hati, namun saat kita membuat rencana, hendaklah kita menyadari bahwa rencana kita tunduk pada kedaulatan dan kehendak Tuhan. Rencana kekal Allah adalah yang tertinggi di atas semua rencana kita. Oleh karena itu, tidak semua yang kita rencanakan akan pasti terwujud. Kata rencana dalam Amsal 19:21 berasal dari kata kerja Ibrani khawshab yang berarti memikirkan sesuatu yang ingin dilakukan: “Banyak rencana yang ada di benak manusia.” Rencana adalah pikiran kita, yaitu hal-hal yang ada dalam pikiran kita atau hal-hal yang ingin kita capai atau peroleh. Dalam bahasa aslinya kata pikiran dalam Amsal 19:21 bisa juga diterjemahkan sebagi hati. Itu sebabnya dalam alkitab versi King James kita membaca, “Ada banyak rencana di dalam hati manusia.” Hati dianggap sebagai pusat kehidupan kita. Rencana kita adalah apa yang menjadi pusat kehidupan kita. Ini adalah hal-hal yang kita sangat peduli, atau memotivasi kita untuk hidup. Dalam Perumpamaan Orang Kaya yang Bodoh, sebuah perumpamaan yang menggambarkan dosa ketamakan, kita melihat orang kaya yang bodoh membuat rencana-rencana yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk menyenangkan dirinya saja (Lukas 12:18-19). Orang kaya yang bodoh membuat rencana yang egois dan serakah. Tetapi Tuhan berkata dalam Amsal 19:21, “Banyak rencana yang ada di benak manusia, tetapi kehendak TUHANlah yang terlaksana.” Oleh karena itu, sekali lagi, kecuali rencana kita merupakan bagian dari rencana kekal Allah, maka rencana itu tidak akan berhasil. .Apa pun rencana kita tahun ini, serahkan semua pada Tuhan. Mari kita dengan rendah hati mengakui bahwa Dia mengendalikan segala sesuatu. Seseorang penulis mencatat, “Livingstone berencana pergi ke Tiongkok, namun Tuhan menuntunnya ke Afrika, untuk menjadi misionaris-negarawan, jenderal, dan penjelajah. Alexander Mackay bersiap untuk bekerja di Madagaskar, namun diarahkan ke Uganda, untuk membantu pendirian salah satu misi paling luar biasa di dunia. Carey mengusulkan untuk pergi ke Laut Selatan, namun dibimbing secara illahi ke India, untuk memberikan Alkitab dalam bahasa ibu mereka kepada jutaan orang di India.” Mungkin anda punya rencana yang sangat besar dalam hidup anda, tetapi Tuhan bisa menuntun anda untuk melakukan hal besar lainnya untuk kemuliaan nama-Nya. Tuhan tahu apa yang terbaik untuk kita. Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk tunduk pada kehendak dan kedaulatan-Nya yang kekal, bijaksana, dan sempurna. Ingat, tempat terbaik untuk kita berada adalah dalam kehendak Tuhan. Jika kita melakukan kehendak Tuhan, di mana pun kita berada, kita akan berada di tempat yang terbaik. Yang pasti adalah, “kehendak Tuhan tidak akan pernah membawa kita ke tempat di mana kasih karunia Tuhan tidak dapat menjaga kita.” Selamat berencana untuk tahun yang baru. Ingatlah sekali lagi apapun yang kita rencanakan, semua itu bisa terjadi atau tidak pernah sama sekali, semua Tuhan yang menetapkan. Jagadeesh Kumar berkata, “Terkadang hal-hal tidak terjadi dalam hidup kita seperti yang kita rencanakan tetapi terkadang hal-hal yang terjadi dalam hidup kita bahkan tidak tidak direncanakan, tetapi keduanya terjadi sebagai rencana Tuhan.” Selamat memasuki tahun baru 2024. Tuhan memberkati! (SHJ).
A Unique and Different Call
PANGGILAN YANG UNIK. Sahabat, pada Selasa, 28 November 2023, saya diajak oleh bapak Ev. Andreas Christanday untuk menghadiri acara Ibadah Penahbisan Stephanus Damaris Hall di Sekolah Tinggi Agama Kristen Terpadu (STAKT) “Pesat” Salatiga. Mengapa gedung pertemuan tersebut diberi nama Stephanus Damaris? Karena bapak Damaris merupakan “PAHLAWAN DESA” dan Yayasan Pesat sesuai dengan namanya Pelayanan Desa Terpadu, fokus pelayanan mereka di PEDESAAN. Pada tahun 1967 Stephanus Damaris memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai asisten menteri dan memfokuskan hidupnya untuk memberitakan injil. Dia menerima panggilan yang unik. Walau saat itu ia berada dalam kondisi yang cukup mapan, namun dengan kesadaran penuh ia berkomitmen menjadi penginjil dengan menjual segenap hartanya. Hati Ev. Damaris sangat mencintai Indonesia, utamanya yang ada di pedesaan atau daerah-daerah pelosok di Indonesia. Ketika Damaris semakin terkenal sebagai penginjil yang bisa berkotbah dan memiliki karunia nubuatan, hatinya tidak berubah terhadap kecintaannya dengan orang-orang yang ada di pelosok-pelosok daerah. Ia begitu peduli dan memerhatikan hamba-hamba Tuhan yang tinggal dan melayani di sana. Kerap kali ia membawa pakaian, memberikan motor, perahu, sejumlah uang atau apa pun yang diperlukan hamba-hamba Tuhan yang kurang mampu guna kebutuhan hidup atau kebutuhan pelayanan mereka.. Setiap ia berkunjung dan memberitakan firman Tuhan di suatu gereja yang ada di desa, ia hanya membawa sehelai atau dua helai pakaian saja, karena isi tasnya diutamakan untuk membawa pakaian atau barang-barang yang dibutuhkan jemaat dan hamba-hamba Tuhan di desa tersebut. Uang persembahan yang ia terima setelah selesai berkotbah pun ia berikan kembali kepada istri hamba Tuhan yang ada di desa itu.Semua tindakan dan ajaran Evangelis Damaris banyak menginspirasi dan memberi dampak positif bagi dunia pelayanan gereja, kususnya untuk menyadarkan gereja-gereja di kota untuk peduli pada gereja-gereja di desa. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Raja-raja dengan topik: “A Unique and Different Call (Panggilan yang Unik dan Berbeda)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Raja-raja 19:19-21 dan Lukas 5:1-11. Sahabat, ada berbagai macam cara Tuhan memanggil kita, baik untuk percaya atau untuk melayani-Nya (pelayanan apapun; tentu tidak harus menjadi pendeta). Dalam bacaan kita pada hari ini, Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa supaya Elisa mengikut Dia. Elisa izin ke orang tuanya, dan mengikuti Elia (1 Raja-raja 19:21). Panggilan berbeda diterima oleh Yohanes, Yakobus dan Petrus. Melihat kejadian yang ajaib, Petrus merasa tidak layak hidup dekat dengan rabi (guru) Yesus yang mengadakan mukjizat. Namun justru ia dipanggil untuk mengiring perjalanan Yesus (Lukas 5:10-11). Sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. Sahabat, bagaimana Tuhan memanggilmu untuk percaya? Bagaimana Sahabat menerima panggilan untuk melayani? Setiap kita mempunyai panggilan yang unik dan berbeda satu dengan yang lain. Namun ada hal yang perlu kita miliki: Menanggapi panggilan itu dengan segenap hati, dan menjalani panggilan itu dengan penuh ketaatan. Taatkah kita menjalaninya? Taatkah kita mengikuti-Nya? Mari, hari ini Tuhan mengingatkan panggilan-Nya kepada kita, karena itu mari kita menjalaninya dengan penuh ketaatan dan ketekunan. Sahabat, perjalanan yang tidak mudah mungkin kita alami. Jalan berliku harus kita jalani. Namun ingatlah: Yesus sudah menjadi yang sulung dari apa yang kita alami dan kita hadapi sebagai orang yang mengikut Dia. Mari kita berjalan dengan langkah tegap. Dia yang kita percayai selalu di depan kita dan menyertai kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarakan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu? Ceritakan secara singkat bagaimana Sahabat dapat mengenal Yesus dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatmu. Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Panggilan Tuhan untuk melayani adalah kasih karunia yang harus disambut dengan spontan, penuh sukacita dan rasa syukur. (pg).
KASIH itu SABAR. Meme Firman Hari Ini.
MEREFLEKSI MASA LALU
Saudaraku, Alkitab mencatat siapa Saulus orang Tarsus (Kisah Para Rasul 8 dan 9). Surat Filipi menuliskan refleksi Rasul Paulus tentang fokus dan tujuan hidupnya setelah ia mengenal Sang Kristus. Benarkah ia sengaja membuang masa lalunya demi Kristus? Mari membaca Filipi 3:1-16 Ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari bacaan ini, yaitu: Perubahan fokus kehidupan Ayat 7 menjelaskan fokus hidup Paulus bukanlah Taurat lagi namun Kristus. Perubahan ini tentunya berasal dari krisis kehidupan yang dialami Paulus dalam perjumpaan pertamanya dengan Kristus (Kisah Para Rasul 8: 3-6). Dari masa krisis itulah Paulus menemukan bahwa Kristus lebih berharga dari apa yang dimilikinya saat itu. Saking berharganya Kristus, ia menganggap masa lalunya bagaikan sampah (ayat 8) yang harus dibuang demi memperoleh Kristus. Paulus sengaja mencatat pencapaiannya di masa lalu yang dulu menjadi kebanggaannya (Filipi 3:5-6). Namun saat fokus hidup berubah, maka Paulus berani melepaskan segala pencapaian itu untuk mengejar Kristus, sekuat keinginannya mengejar Taurat di masa lalu. Perubahan tujuan kehidupan Karena fokus berubah, maka tujuan hidup Paulus juga mengalami pergeseran. Ia mengatakan bahwa tujuan hidupnya adalah mengenal Kristus agar ia menjadi serupa dengan-Nya sehingga pada akhirnya ia mengalami kebangkitan dari orang mati (ayat 10-11). Bahkan dengan jelas Paulus mengatakan bahwa ia berlari (berusaha keras) untuk menuju panggilan surgawi dalam Kristus. Paulus tidak santai untuk meraih panggilan surgawi, ia gigih untuk meraihnya, Keseriusan Paulus terhadap iman percayanya dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya. Sebuah pepatah mengatakan: “Pengalaman adalah guru yang terbaik.” Karena pengalaman didapat dari masa lalu, maka tidak salah kalau dikatakan bahwa masa lalu adalah guru yang terbaik. Pribadi Paulus dibentuk oleh masa lalunya, yang tidak lain adalah seorang Farisi yang oleh karenanya Paulus punya keseriusan dan kegigihan dalam mengejar dan membangun kepada Kristus. Apa yang dikatakan masa lalu adalah sampah bukan berarti Paulus ingin sama sekali menghilangkan masa lalunya. Paulus justru memakai energi masa lalunya untuk mengejar Kristus yang menjadi fokus dan tujuan hidupnya yang baru. Ia melihat Kristus jauh lebih berharga dari apa yang dikejarnya dulu, maka ia mengarahkan mata rohaninya kepada Kristus secara penuh untuk mengejar-Nya dengan gigih dan semangat. Masa lalu bisa jadi pahit dan menyedihkan, namun pada realitasnya masa lalu tetaplah sejarah yang tidak mungkin bisa terhapus dari hidup seorang manusia. Selalu masih ada sisa guratannya, masih ada samar jejaknya. Daripada berusaha membuang, mari belajar untuk merefleksi, seperti Paulus. Manusia ada sekarang karena masa lalu. Daripada meratapi atau berusaha menutupi masa lalu, mari pakai pembelajaran masa lalu untuk menuju kepada fokus dan tujuan hidup yang lebih baik, makin serius dan dewasa dalam iman kepada Kristus. Mari syukuri masa lalu karena jika Tuhan tidak bekerja dalam masa lalu, maka orang tidak akan menemukan-Nya di masa kini dan masa depan. Tuhan masih dan akan terus bekerja menuliskan sejarah manusia. Mari berjalan bersama-Nya dengan kepala yang tegak karena Dia. Selamat memasuki tahun 2024 dan selamat bertumbuh lebih dewasa. (Ag)