HADIAH BAGI PASANGAN HIDUP
Natal memang peristiwa tentang kelahiran Tuhan Yesus, tetapi tidak bisa dipungkiri, bahwa natal juga sering dilihat sebagai peristiwa yang digunakan pasangan suami istri untuk saling memberikan hadiah. Tentu saja hadiah tersebut umumnya diberikan sang suami kepada sang istri. Meskipun sebaliknya, ada juga seorang istri yang memberikan hadiah kepada sang suami. Hadiah pada saat natal ternyata juga bisa diberikan dengan nilai yang spektakuler. Tengok saja bagaimana suami aktris Elizabeth Taylor, Richard Burton pernah memberikan kado natal berupa cincin berlian serta Ruby 8,24 Van Cleef & Arpels dengan total US$ 4,2 juta atau Rp. 59 miliar kepada sang istri. Ada juga artis Beyonce memanjakan pasangannya, Jay-Z dengan arloji super mahal pada Desember 2012, berupa arloji Hublot “Bing Bang” yang saat itu dibanderol seharga US$ 5 juta atau Rp 70,2 miliar. Masih banyak lagi bagaimana para pasangan memberikan hadiah natal dengan nilai yang fantastis. Bagaimana dengan kita semua? Apakah Natal harus ditandai dengan pemberian materi yang menakjubkan kepada pasangan kita? Pengamsal mengingatkan: “Sekalipun ada emas dan permata banyak, tetapi yang paling berharga ialah bibir yang berpengetahuan.” (Amsal 20:15). Tuhan dengan lembut mengingatkan kita bahwa batu Ruby dan berlian hanyalah batu, namun pengetahuan akan Tuhan adalah hal yang paling berharga di dalam hidup kita. Kita harus belajar bagaimana memahami Natal dengan lebih fokus pada Firman Tuhan dan hubungan baik dengan pasangan dengan mengurangi dan memikirkan hal-hal yang sifatnya duniawi. Memang tidak selalu mudah untuk menghindari konsumerisme yang mendorong kita untuk menginginkan lebih banyak hal, padahal keinginan tersebut dapat menimbulkan konflik dalam sebuah pernikahan. Maka inilah yang harus kita lakukan, dan yang bisa membantu kita mengurangi gangguan terhadap dunia material. Tuhan memperingatkan kita supaya kita menjauhi materialisme. Melalui ayat ayat alkitab berikut, peringatan itu sangatlah jelas: 1 Yohanes 2:16 mengatakan: “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia”. Matius 6:33 berbunyi: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Galatia 5:16-17 berbunyi: “Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging karena keduanya bertentangan sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.” Ibrani 13:5 juga mengingatkan: “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu …” Jelas sekali ayat-ayat di atas mengingatkan kita untuk tidak memikirkan dan memusatkan hidup kita kepada materialisme, tetapi harus berpusat kepada Tuhan. Dalam rangka merayakan Natal, agar kita terhindar dari hal-hal yang sifatnya duniawi dan terus berpusat pada firman Tuhan, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan oleh pasangan suami istri. Hindari Berbelanja Terus Menerus Kita harus mengurangi belanja dan membaca dengan teliti semua yang akan kita beli. Setelah menetapkan anggaran Natal bersama pasangan, kita harus membuat daftar belanja dan patuhi itu. Selanjutnya kita harus berhenti mempelajari setiap tawaran yang muncul di ponsel kita atau di mana pun. Kita cenderung ingin membeli lebih banyak daripada yang ada di daftar kita karena kita merasa bisa menemukan sesuatu yang lebih baik. Namun menemukan hadiah yang “sempurna” tidak sepenting hubungan kita dengan pasangan atau kesehatan rohani kita. Prioritaskan Pengalaman, Bukan Materi Merencanakan kegiatan yang murah dapat membuat kita tetap dalam semangat Natal dan jauh dari keinginan daging dan mata. Kita bisa mengajak pasangan kita makan bersama di warung sambil berdiskusi tentang Natal, kita bisa menghabiskan waktu untuk nonton bersama pasangan film-film keluarga yang menyegarkan, atau berkunjung ke panti asuhan, melayani orang-orang yang membutuhkan. Ciptakan Tradisi Sederhana Ada banyak hadiah yang diberikan kepada para pasangan, yang diberikan selama bertahun-tahun dan hadiah itu kemudian sering dilupakan. Namun ada hadiah tertentu yang memiliki makna mendalam yang bertahan lama, meskipun tidak mahal atau tidak dipungut biaya, dan itulah yang harus kita usahakan. Misalnya, setiap tahun pasangan bisa memberi hiasan pohon Natal sebagai lambang cintanya. Memberikan buku tentang bagaimana membangun hubungan suami istri, atau tentang mengurus anak-anak, dan lain sebagainya. Semua tradisi sederhana itu harus kita ciptakan agar dapat membantu kita fokus pada permata hubungan kita dengan pasangan dan Tuhan, bukan pada permata dunia. Mungkin pasangan kita belum memiliki batu Ruby, atau pakaian yang gemerlap, tetapi itu bukan kebutuhan mendasar. Maka kita perlu dengan lembut memberitahu pasangan kita bahwa ada yang lebih penting dan lebih berharga daripada batu permata dan pakaian atau tas yang mahal. Anugerah firman Tuhan melalui Amsal 20:15 memberi kita konsep merayakan Natal yang luar biasa. Bukan berfokus pada materi tetapi fokus pada pengetahuan akan firman Tuhan, yang merupakan anugerah yang jauh lebih berharga daripada batu permata dan barang berharga apa pun. Selamat Natal, Saudaraku. Bersukacitalah. (SHJ).
Knowing God and Serving the True God
PENYEMBAHAN. Sahabat, kata Yunani di Perjanjian Baru yang sering diterjemahkan sebagai “penyembahan” (proskuneo) memiliki makna “tersungkur di hadapan” atau “bersujud di hadapan.” Penyembahan merupakan sebuah sikap roh. Karena penyembahan merupakan kegiatan pribadi yang terjadi dalam diri seseorang, maka orang percaya menyembah Allah setiap saat, tujuh hari dalam seminggu.Ketika orang-orang percaya secara resmi berkumpul bersama-sama dalam penyembahan, titik fokusnya harus tetap pada penyembahan pribadi kepada Allah. Bahkan sebagai bagian dari jemaat, setiap orang yang mengambil bagian harus menyadari bahwa ia sedang menyembah Allah secara pribadi. Supaya bisa benar-benar menyembah Allah, kita harus memahami siapa Dia dan apa yang telah Dia lakukan. Satu-satunya tempat di mana Dia mengungkapkan diri-Nya sepenuhnya hanyalah di Alkitab. Penyembahan adalah ekspresi pujian dari hati yang terdalam kepada Allah, yang kita pahami melalui Firman-Nya. Jika kita tidak memiliki kebenaran yang dinyatakan di Alkitab, kita tidak mungkin mengenal Allah. Kita tidak mungkin bisa benar-benar menyembah-Nya.Karena perbuatan yang tampak (lahiriah) bukanlah hal utama dalam penyembahan di kekristenan, tidak ada aturan mengenai apakah kita harus melakukannya dengan duduk, berdiri, tersungkur, diam, atau menyanyikan pujian dengan keras dalam penyembahan bersama. Hal-hal ini harus diputuskan bedasarkan kesepakatan jemaat. Yang paling penting justru apakah kita sudah menyembah Allah dalam roh (di dalam hati kita) dan kebenaran (di dalam pikiran kita) atau belum. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Raja-raja dengan topik: “Knowing and Serving the True God (Mengenal dan Melayani Allah yang Sejati)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Raja-raja 18:20-46 dengan penekanan pada ayat 26. Sahabat, ratusan nabi Baal dan Asyera berdoa dengan sepenuh hati di gunung Karmel. Mereka menyembelih lembu dan mengadakan berbagai ritual dengan harapan sang Baal dan Asyera, dewa dan dewi kesuburan Kanaan, akan menjawab mereka dengan mengirimkan api dari langit. Mereka bahkan menoreh-noreh badan hingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Begitulah ritual peribadatan mereka. Namun, segala upaya penyembahan mereka sia-sia belaka. Baal bukanlah Allah yang sejati. Ia tidak dapat berbuat apa-apa, sekalipun para pemujanya mengabdi kepadanya dengan sungguh-sungguh. Nabi Elia lalu menunjukkan kepada mereka, serta kepada seluruh Israel, bahwa hanya ADA SATU ALLAH yang benar. KENALILAH DIA. Dialah yang pantas DISEMBAH dan DIPUJA.Sahabat, hingga saat ini, ada cukup banyak orang melakukan berbagai ritual peribadatan kepada sesuatu yang bukan Allah, dengan bersungguh-sungguh. Mungkin mereka melakukannya karena mengikuti warisan kepercayaan nenek moyang. Sebagian lain melakukannya karena ketidaktahuan, atau karena menjadi korban penyesatan. Yang jelas, itulah yang mereka ketahui dan yakini sebagai kebenaran. Ketika tidak ada PENGENALAN terhadap ALLAH yang SEJATI, maka akan ada pemujaan terhadap berbagai objek lain sebagai pengganti-Nya. Kita tahu, semua itu sia-sia belaka.Sahabat, sebagai orang-orang yang telah mengenal Allah, kita dipanggil untuk MEMBERITAKAN nama-Nya. MEWARTAKAN kasih-Nya melalui KATA dan TINDAKAN, agar mereka juga dapat MENGENAL ALLAH yang SEJATI, dan beribadah kepada-Nya setulus hati. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 18? Mari sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Mengenal dan melayani Allah yang sejati, itulah yang menjadikan hidup dan pelayanan kita berarti. (pg). .