A Charismatic Person

KARISMA. Sahabat, orang berkarisma  biasanya memiliki prinsip bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Ia tak akan merendahkan kekurangan orang dalam aspek tertentu dan memuji kelebihan di luar batas wajar. Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karisma berarti keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya. Selain itu karisma juga berarti  atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas kepribadian individu. Karisma adalah sifat seseorang yang seakan mempunyai kemampuan dan kukuasaan yang luar biasa. Istilah karisma pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Troeltsch. Max Weber sering memakai istilah karisma dalam menjelaskan tentang kepemimpinan. Karisma dijadikan sebagai penyebab adanya pemimpin yang mampu memimpin tanpa adanya dukungan kekayaan maupun pemaksaan. Karisma terbentuk dan dimiliki oleh pribadi-pribadi tertentu secara alami. Secara umum, karisma dimiliki oleh tokoh agama dan tokoh politik.  Sahabat, karisma adalah kemampuan atau kehebatan yang dimiliki seseorang yang tidak diperoleh melalui pendidikan formal, melainkan pembawaan lahir.  Secara rohani karisma bisa diartikan kemampuan yang diberikan Roh Kudus secara khusus kepada orang percaya untuk dipergunakan melayani pekerjaan Tuhan, membangun jemaat dan semata-mata untuk kemuliaan nama Tuhan Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Raja-raja dengan topik: “A Charismatic Person (Seorang yang Berkarisma)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Raja-raja 10:1-29 dengan penekanan pada ayat 7.  Sahabat, keberhasilan dan sanjungan adalah dua hal yang dicari oleh kebanyakan orang. Bahkan banyak orang yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkannya.Namun Salomo tidak perlu bersusah-susah untuk meraih keberhasilan karena Tuhan menganugerahinya. Maka sanjungan atas keberhasilan Salomo pun terdengar hingga ke negeri Syeba. Ratu negeri Syeba sudah mendengar segala kelebihan Salomo, yang kesemuanya berkaitan dengan Tuhan (Ayat 1). Namun, ia tidak mau percaya begitu saja (Ayat 7). Sahabat, oleh sebab itu, ia ingin menemui Salomo untuk membuktikan segala sesuatu yang dia telah dengar (Ayat 2). Ia mendengar tentang hikmat yang dimiliki Salomo, maka ia datang hendak mengujinya. Lalu ketika ia tiba di hadapan Salomo, ia pun membuktikan kebenaran berita itu. Segala pertanyaan yang ia ajukan, dijawab tuntas oleh Salomo (Ayat 3).Ratu negeri Syeba mendengar juga tentang kekayaan Salomo. Namun apa yang ia lihat justru melebihi apa yang ia dengar (Ayat 7). Rumah yang telah Salomo dirikan, makanan di mejanya, tata cara para pegawai dan para pelayan Salomo, bahkan korban bakaran bagi Tuhan pun membuat sang ratu tercengang (Ayat 5). Rasa takjub membuat sang ratu memuji Tuhan, yang telah mengangkat Salomo menjadi raja (Ayat 9). Ratu juga menyebut keluarga Salomo dan para pegawainya sebagai orang yang berbahagia karena dapat melihat segala hikmat Salomo (Ayat 8). Semua yang dilihat ratu Syeba melebihi dari kabar yang didengarnya. Ratu Syeba tidak hanya memuji Salomo tetapi juga memuji Allah yang disembah Salomo (Ayat 9). Semua yang Salomo lakukan dan perbuat memuliakan Tuhan. Sahabat, Salomo adalah salah seorang  tokoh besar di Alkitab yang terkenal karena hikmat dan kekayaannya.  Nama  Salomo  berarti damai sentosa. Salomo memiliki karisma sangat luar biasa! Karena karismanya Salomo menjadi sangat terkenal dan dikagumi banyak orang! Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 7? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Keberadaan kita maupun segala yang kita miliki, semuanya berasal dari Tuhan dan milik Tuhan. Oleh karena itu pergunakanlah untuk memuliakan Tuhan sehingga Tuhan dipermuliakan dan banyak jiwa yang dibawa kepada Tuhan. (pg).

Working is A Life Calling

BEKERJA. Sahabat, Bob Black dalam tulisannya yang berjudul: “The Abolitition of Work” berkata: “Tidak seorangpun yang harus bekerja. Bekerja adalah sumber dari hampir semua kesengsaraan di dunia ini. Hampir semua kejahatan yang bisa Saudara sebutkan berasal dari bekerja atau dunia yang dirancang untuk bekerja. Untuk menghentikan kesengsaraan ini, kita harus berhenti bekerja.”  Dalam  kebudayaan yang suka bersantai, ada cukup banyak orang yang sepenuh hati menerima pemikiran Black. Di Amerika, orang menghabiskan sekitar 50 persen dari waktu aktif mereka untuk bekerja. Apakah bekerja itu merupakan kutukan, atau memang sesuatu yang dirancang secara unik untuk dilakukan oleh manusia? Berlawanan dengan pernyataan dari Bob Black, makna dan natur manfaat dari pekerjaan justru merupakan tema besar di Alkitab.Perihal bekerja dijelaskan di kitab Kejadian. Di pasal awal, Allah digambarkan sebagai pekerja utama; sibuk dengan penciptaan dunia (Kejadian 1:1-15). Alkitab menyatakan bahwa Allah bekerja selama enam hari dan beristirahat pada hari ketujuh. Allah adalah yang pertama kali yang melakukan pekerjaan di bumi; oleh karena itu, pekerjaan yang benar mencerminkan aktivitas Allah.Sahabat, karena Allah itu baik, bekerja juga baik (Mazmur 25:8; Efesus 4:28). Selanjutnya, kitab Kejadian 1:31 menyatakan bahwa ketika Allah melihat hasil dari pekerjaan-Nya, Dia menyebutnya:  “Sangat baik.” Allah kemudian memeriksa dan menilai kualitas pekerjaan-Nya. Ketika Ia memutuskan bahwa Dia telah melakukan pekerjaan yang baik, Dia menikmati hasilnya.  Hasil kajian Alkitab menunjukkan bahwa bekerja adalah aktivitas yang melekat kepada manusia secara hakiki sebagai suatu ciptaan. Allah, sang pencipta juga digambarkan sebagai sosok yang bekerja.  Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Raja-raja dengan topik: “Working is A Life Calling (Bekerja adalah Panggilan Hidup)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Raja-raja 9:10-28. Sahabat, sejak semula, panggilan hidup manusia adalah untuk bekerja. Itu sebabnya, manusia pertama ditempatkan di dalam Taman Eden dengan perintah untuk memelihara dan mengusahakannya. Dengan kata lain, boleh disebut manusia adalah pengusaha.Menjadi pengusaha berarti bekerja, niscaya mengusahakan sesuatu agar berdaya guna dan berhasil guna. Tak ada suatu apa pun di bawah langit ini yang dapat memastikan keberlangsungan hidup manusia. Hanya karena seseorang sudah berada dalam kecukupan, misalnya, tak berarti ia dapat bersantai-santai dan berandai-andai segala miliknya tak akan habis. Sesuatu yang orang dapatkan hari ini adalah hasil usahanya selama bertahun-tahun. Ia harus terus berusaha untuk kehidupannya pada masa depan.Sahabat, dalam konteks berusaha, Salomo dikisahkan masih terus berusaha untuk menyenangkan hati Hiram, meskipun belum sepenuhnya berhasil (ayat 12). Salomo merasa bahwa dengan memberikan 20 kota di Galilea akan menyenangkan hati Hiram. Ternyata Hiram tak senang dengan pemberian itu. Salomo sudah kaya raya, tetapi ia tidak tinggal diam. Ia masih terus bekerja keras mengusahakan banyak hal. Bukan untuk menambah kekayaan yang ia miliki, namun menjaganya agar tetap terawat baik (Ayat 15-28).Kita perlu belajar dari Salomo dengan menghayati bahwa bekerja  adalah panggilan hidup. Dengan demikian, kita dapat memiliki penghayatan yang lebih baik dan positif terhadap pekerjaan. Bekerja  perlu dilihat sebagai bagian hidup yang mesti dijalani dengan gembira. Benar bahwa ketika melakukan berbagai usaha, kita menghadapi banyak kendala. Oleh karenanya, jadikanlah semua itu sebagai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman yang lebih baik dan bahkan lebih menantang.Sahabat, kendala adalah peluang, bukan ancaman. Artinya, kita dipacu untuk melakukan berbagai terobosan yang pada akhirnya mendatangkan kebaikan bersama. Selama masih ada kesempatan untuk mengerjakan banyak hal, kerjakanlah dengan sekuat tenaga. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdsarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami tentang bekerja? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Ketika seseorang bekerja dengan sungguh-sungguh, maka tidak saja ia akan menerima upahnya di dunia ini, tetapi juga dari Tuhan. (pg).

Our Life Guarantee

KEPASTIAN. Sahabat, satu hal yang paling tidak kita sukai dalam hidup ini adalah menunggu. Terlebih lagi kalau harus menunggu dalam ketidakpastian. Ibarat berjalan dengan mata tertutup, situasi yang tak pasti membuat kita tidak bisa mengontrol apa yang bakal terjadi. Entahkah sesuai harapan atau tidak, kita tidak bisa tahu tanpa melewati masa-masa penantian mendebarkan terlebih dahulu. Dunia menawarkan berbagai bentuk kepastian, tetapi nyatanya semua itu tidak benar-benar menjadi jaminan. Berbeda dengan tawaran sok meyakinkan dari dunia, mengikut Tuhan seolah justru merupakan tantangan. Terkadang, kita ditempatkan pada beragam situasi ketidakpastian yang menegangkan. Satu hal dapat selalu kita pegang, sekalipun di tengah ketidakpastian yang mencekam, dengan bersandar pada Tuhan, kita pasti akan kuat menghadapi setiap tantangan yang menghadang. Oswald Chanbers berkata, “Iman banyak orang mulai bimbang bila kekhawatiran memasuki pikiran mereka. Cara untuk menyingkirkan ketakutan dari hidup kita adalah mendengar kepastian Allah, kata-kata sapaan Allah untuk kita.”  Sahabat, kepastian saya dibangun atas kepastian Allah kepada saya. Allah berfirman,   ”Aku sekali-kali tidak akan meninggalkankan engkau” supaya kemudian saya dengan pasti dapat berkata, “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut” (Ibrani 13:5-6). Hal itu bukan berarti bahwa saya takkan tergoda untuk merasa takut, tetapi saya akan mengingat kata-kata kepastian dari Allah. Saya akan merasa penuh keberanian hati, seperti seorang anak yang berusaha untuk mencapai tolok ukur yang ditetapkan ayahnya bagi dia. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Raja-raja dengan topik: “Our Life Guarantee (Jaminan Hidup Kita)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Raja-raja 8:54-66. Sahabat, di dalam ketidakpastian, hal yang paling penting adalah KEPASTIAN. Dengan kepastian, orang akan merasa aman dan nyaman. KEPASTIAN menjadi jaminan yang membuat setiap orang dapat menjalani hidupnya dengan tenang. Persoalannya adalah betapa sulitnya menemukan dan mendapatkan kepastian yang kokoh, tak berubah, dan tepercaya.Pada masanya, Salomo adalah raja yang amat kaya raya dan berkuasa penuh. Ia termasyhur sampai ke seluruh dunia. Namun demikian, dalam semua kejayaannya, Salomo tak meletakkan jaminan pada semua yang ia miliki. Alih-alih pada harta dan kuasanya, Salomo justru meletakkan segenap jaminannya ke dalam tangan Tuhan. Ia menegaskan dengan suara nyaring bahwa Tuhanlah yang telah memberikan tempat perhentian bagi umat (Ayat 56).Sahabat, ketika Tuhan memberikan tempat perhentian bagi umat, itu semua adalah tanda yang sangat jelas mengenai pemeliharaan Tuhan terhadap umat-Nya. Tuhan yang memberi perhentian adalah Tuhan yang sama, yang berjanji kepada umat ketika menuntun mereka keluar dari Mesir menuju ke Tanah Perjanjian. Semua yang dijanjikan Tuhan kepada Musa diwujudkan-Nya. Untuk itulah Salomo mengingatkan dan meminta umat agar tak melupakan apa yang sudah Tuhan kerjakan (Ayat 58).Secara sederhana, orang-orang pada masa kini sering meletakkan jaminan pada asuransi, materi, kekuatan, atau hal-hal lain yang dipandang dapat dijadikan sebagai pegangan. Padahal, itu semua semu. Tampaknya saja baik, tetapi sesungguhnya tak satu pun pernah bisa selalu diandalkan.Tahun kehidupan yang akan kita jalani masih panjang dan terbuka dengan berbagai kemungkinan di depan sana. Dalam menjalani semua itu, sudah pasti kita butuh jaminan agar kita mau dan mampu melanjutkan perjalanan hidup ini, apa pun tantangannya.Sahabat, berangkat dari bacaan kita hari ini, pilihan terbaik adalah memercayakan segenap jaminan hidup kita dalam pemeliharaan Tuhan. Tak ada jaminan lain yang lebih pasti selain dari Tuhan. Dialah yang memelihara hidup kita dengan penuh cinta kasih. Pemeliharaan Tuhan-lah yang menjadi jaminan hidup kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh berdasarkan hasil perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 57? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Hanya berjalan bersama Tuhan kita dapat menemukan kepastian di tengah dunia yang penuh keridakpastian. (pg).