UTUH UNTUK TEOFILUS

Saudaraku, sebuah produk jarang sekali dipromosikan secara jujur.  Sisi positif dari produk selalu ditonjolkan secara maksimal dan kekurangan produk diberitakan dengan seminimal mungkin.  Injil adalah sebuah produk yang memperkenalkan Kristus.  Injil mempromosikan Kristus dengan jujur dan tanpa ditutupi sehingga manusia mengenal Allah dengan utuh dan benar.  Mari kita merenungkan Lukas 1:1-4. Injil Lukas didedikasikan untuk seorang yang bernama Teofilus yang nampaknya ingin mengetahui tentang Yesus Kristus.  Sang penulis buku adalah Lukas, seorang dokter yang menjadi pengikut Kristus dan bergabung dengan pelayanan Paulus (Kolose 4:14).  Kemungkinan Teofilus adalah salah seorang rekan Lukas yang menjadi pejabat dan tertarik untuk mengenal figur Yesus Kristus karena gerak penginjilan yang luar biasa dari pengikut Jalan Tuhan.  Sebagai seorang rekan, Lukas dengan bersemangat mencari data tentang Yesus, mengumpulkan informasi dari para saksi mata, mengurutkan dan membukukan  dengan baik.  Ia hanya menginginkan Teofilus dapat mengenal sosok Yesus yang disembah dan disebar luaskan  oleh para pengikut Jalan Tuhan dengan penuh perjuangan.  Lukas menyadari bahwa Teofilus bukan orang Yahudi dan sebagai seorang pejabat yang terpelajar maka Teofilus membutuhkan informasi yang cukup dan masuk akal tentang figur Yesus.  Butuh waktu yang cukup panjang untuk Lukas memproses sehingga kisah Yesus dan pengajaran-Nya dapat  didokumentasikan tapi semua proses ini dijalani oleh Lukas demi memperkenalkan Kristus pada rekannya.  Hasilnya adalah Injil Lukas yang menceritakan Kristus sejak sebelum kelahiran hingga ketelah kebangkitan.  Sebuah perjalanan panjang untuk  karya yang hebat.  Lukas menyatakan kasih kepada Tuhan dan kepada Teofilus dengan total.  Setiap kisah yang terangkai dalam Injil Lukas memiliki makna perjuangan seorang yang rindu memperkenalkan Sang Kristus dengan UTUH  dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.  Semua demi Teofilus. Cara Tuhan memperkenalkan diri kepada tiap orang sungguh kreatif.  Tuhan memakai umat-Nya untuk memperkenalkan diri kepada  semua orang, semua kalangan.  Oleh karena itu umat Allah perlu untuk : Memahami dan memperkenalkan Allah dengan utuh Pemahaman yang utuh tentang Allah membuat seseorang mampu untuk memperkenalkan Allah dengan benar.  Allah yang mengasihi, namun juga Allah yang tegas dan mendidik.  Allah yang membuat mukjizat namun juga Allah yang menjalani penderitaan hingga akhir. Oleh karena itu setiap umat perlu terus belajar dan makin mengenal Allah sehingga dapat memperkenalkan Kristus dengan pemahaman yang lurus, sesuai Firman Tuhan. Berani membayar harga untuk menginjil Butuh pengobanan untuk memperkenalkan Kristus dengan cara yang utuh.  Lukas membayar harga penginjilan dengan menyusun buku sejarah dan ajaran Yesus, Injil Lukas.  Setiap orang percaya yang menginjil perlu keberanian untuk mengorbankan apa yang dimiliki untuk melaksanakan amanat Kristus, baik itu waktu, pemikiran dan bahkan kehidupan masa depannya. Tidak diceritakan bagaimana sikap Teofilus setelah menerima dua buku Lukas, Injil Lukas dan Kisah Para Rasul.  Tidak diceritakan apakah Teofilus bertobat dan masuk menjadi pengikut Jalan Tuhan.  Namun melalui Injil Lukas Teofilus mendengar kebenaran dengan utuh dan mengenal figur Yesus Juru Selamat.  Lukas menyadari bahwa Teofilus adalah orang yang dikasihi Allah sebagaimana arti Namanya (Theo= Allah, Philos= kasih), maka Lukas menyatakan Injil Kristus kepadanya.  Mari tetap mengabarkan Injil karena SETIAP MANUSIA adalah TEOFILUS, orang yang dikasihi Allah.  Namun kabarkan Injil dengan utuh sehingga nama Tuhan dikenal sesuai dengan Firman-Nya.  Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)

Patience Brings Goodness

KESABARAN. Sahabat, ketika segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana, kesabaran adalah hal yang mudah untuk dilakukan. Ujian sejati dari kesabaran terjadi ketika hak-hak kita dilanggar;  ketika mobil lain memotong jalur kita di jalanan; ketika kita diperlakukan tidak adil; ketika rekan kerja kita mengejek iman kita, dan sebagainya. Ketidaksabaran tampak seperti kemarahan yang kudus. Alkitab menyatakan kesabaran sebagai salah satu dari buah Roh (Galatia  5:22) yang harus dihasilkan oleh semua orang percaya  (1 Tesalonika 5:14). Kesabaran merupakan bentuk perwujudan iman kita terhadap waktu, kemahakuasaan, dan kasih Allah. Kesabaran itu tidak bisa dibangun dalam semalam. Kuasa dan kebaikan Allah sangat penting dalam membangun kesabaran. Surat Kolose 1:11 menyatakan bahwa kita dikuatkan oleh-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar. Sedangkan surat Yakobus 1:3-4 menguatkan kita untuk tahu bahwa pencobaan adalah cara yang Dia gunakan untuk menyempurnakan kesabaran kita. Sahabat, di dalam Alkitab, kita melihat banyak contoh dari perjalanan hidup tokoh-tokoh Alkitab dengan Allah ditandai dengan kesabaran. Yakobus mengingatkan kita akan nabi-nabi yang merupakan teladan penderitaan dan kesabaran (Yakobus 5:10). Dia juga mengingatkan kita mengenai Ayub, yang ketekunannya dihargai dengan apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya (Yakobus 5:11). Abraham juga, menunggu dengan sabar dan memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya (Ibrani  6:15). Yesus adalah teladan kita dalam segala hal. Dia menunjukkan kesabaran  dengan mengabaikan kehinaan, tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah (Ibrani 12:2). Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Samuel dengan topik: “Patience Brings Goodness (Kesabaran Mendatangkan Kebaikan)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Samuel 16:5-16 dengan penekanan pada ayat 12. Sahabat, seorang polisi mengalami peristiwa tidak menyenangkan ketika ia menghentikan seorang perempuan bermobil yang melakukan pelanggaran. Ia memberikan surat tilang, tetapi perempuan itu mengamuk, mulai mencakar dan memukul sambil melontarkan perkataan kasar. Hebatnya, polisi itu bergeming. Ia hanya berupaya menghindari pukulan itu tanpa membela diri. Kesabarannya itu mengundang banyak simpati. Akhirnya ia diberi penghargaan oleh Kapolda Metro Jaya. Daud pun pernah mendapatkan perlakuan serupa ketika ia dan para pengikutnya melarikan diri dari usaha kudeta Absalom. Di tengah jalan, Simei, yang termasuk salah seorang keluarga Saul, datang dan melempari rombongan Daud dengan batu serta mengucapkan kata-kata kutuk. Abisai, salah seorang pengikut Daud, bereaksi dan meminta izin untuk memenggal kepala Simei. Daud bereaksi sebaliknya. Alih-alih memberi izin, ia justru menegur Abisai dan membiarkan Simei terus mengutuk. Dan Daud menunjukkan kesabarannya dengan perkataan: “Mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.” (Ayat 12). Daud yakin kesabaran mendatangkan kebaikan. Sahabat, memang tindak kebenaran yang kita lakukan tidak selalu membuahkan hal yang baik untuk kita. Kadang-kadang kita justru menerima perlakuan yang buruk. Namun, Tuhan bisa memakai situasi itu untuk menguji hati kita. Setiap perlakuan buruk sesungguhnya menguji kualitas hati kita dan menjadikan kita semakin dewasa secara rohani.  Menjadikan kita semakin sabar. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami tentang ayat 12? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Sabar adalah kesadaran bahwa kita percaya kepada Tuhan yang Mahakuasa dan yang Mahatahu akan segala sesuatu. (pg).   

Itai, The True Friend of King David

KAWAN SEJATI. Sahabat, dalam perjalanan hidup, akan ada banyak orang yang datang dan pergi silih berganti. Sebagian orang yang kita temui bisa pergi tanpa meninggalkan kesan apa pun, tetapi yang lain mungkin akan menjadi kawan, bahkan kawan sejati. Memiliki kawan sejati bukan hanya bisa mengusir kesepian, tetapi juga baik untuk kesehatan mental. Namun perlu diingat, persahabatan yang sehat melibatkan komunikasi dua arah yang terbuka, artinya ketika kamu menganggap seseorang kawan sejatimu, pastikan ia pun menganggapmu sebagai  kawan sejatinya. Kawan sejati adalah seorang pendukungmu yang objektif. Dia selalu memberi dukungan, baik saat susah maupun senang. Ia akan dengan senang hati mendengarkan curahan hatimu. Ia menjadi pendengar yang baik dan sabar. Ia juga menjadi orang yang membuatmu bangkit saat kamu sedang dihadapkan pada tantangan hidup. Sebuah studi mengungkapkan bahwa dukungan moril yang diberikan oleh kawan sejati dapat membantu seseorang melewati masa-masa yang berat di dalam hidupnya. Selain itu, tanda seseorang merupakan kawan  sejatimu adalah jika ia mampu menegur jika kamu melakukan hal-hal yang salah. Ketahuilah saat seorang kawan  sejati menegurmu, semata-mata karena ia menngasihimu. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Samuel dengan topik: “Itai, The True Firiend of King David (Itai, Kawan Sejati Raja Daud)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Samuel 15:13-37 dengan penekanan pada ayat 21. Sahabat, Daud dikhianati anaknya sendiri. Absalom melakukan kudeta. Banyak orang Israel berbalik mendukung Absalom. Bukan hanya kehilangan takhta, nyawa pun terancam. Daud terpaksa meninggalkan istana. Sepanjang perjalanan, muncul tokoh-tokoh yang tetap setia kepadanya. Salah seorang kawan sejati Daud adalah Itai. Dikisahkan bahwa pegawai istana, orang Kreti, Pleti, dan Gat (sekitar 600 orang) melarikan diri bersama Daud. Di antaranya adalah pengawal pribadi raja, termasuk Itai (orang Filistin). Ketika Daud melarikan diri dari Raja Saul yang ingin membunuhnya, ia bersembunyi di gua Adulam. Di situ ia bertemu dengan 30 orang pelarian dari berbagai bangsa. Bersama mereka, Daud membentuk kelompok Adulam. Mereka menjadi pasukan yang kuat dan setia kepada Daud. Sahabat, setelah Daud menjadi raja, tim elite ini merekrut tentara baginya. Itai orang baru. Ia tidak punya riwayat bersama Daud. Lagi pula, masa depan Daud saat itu tidak jelas. Bisa jadi Absalom menangkap dan membunuh Daud dan semua pengikutnya. Maka, Daud menyuruhnya tinggal, melayani Absalom, yang sebentar lagi akan menguasai istana. Itai bersikukuh: “Demi TUHAN yang hidup, dan demi hidup tuanku raja, di mana tuanku raja ada, baik hidup atau mati, di situ hambamu juga ada” (Ayat 21). Kesetiaannya bukan demi Daud, tetapi juga demi Tuhan. Daud tahu kejadian yang menimpanya merupakan penggenapan nubuatan nabi Natan atas perbuatannya terhadap Batsyeba dan Uria (2 Samuel 12:10-11). Itai tetap setia, meski tidak ada alasan baginya untuk bersikap demikian. Itai menjadi kawan sejati bagi Daud.  Sesungguhnya hal tersebut menggambarkan kesetiaan Tuhan. Meskipun Daud manusia berdosa, Ia tidak meninggalkannya. Sahabat, daripada mengeluh dan menyalahkan Tuhan pada saat susah, lebih baik memfokuskan diri kepada orang-orang yang tetap ada di sisi kita. Merekalah kawan sejati. Mereka menunjukkan kesetiaan dan pertolongan Tuhan pada saat paling dibutuhkan. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pad hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami mengenai kawan sejati? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kawan yang setia di sisi kita pada saat kita mengalami kesusahan adalah kawan sejati. (pg).

Never Bite the Hands that Feed You!

AIR SUSU DIBALAS DENGAN AIR TUBA. Sahabat,  sejak SD saya senang dengan mata pelajaran bahasa Indonesia, apalagi kalau membahas peribahasa. Judul renungan saya hari ini senada dengan arti peribahasa kuno: Air susu dibalas dengan air tuba. Peribahasa tersebut  sudah sangat familier di masyarakat kita. Peribahasa tersebut  sering dipakai dalam percakapan sehari-hari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu. Peribahasa adalah bagian dari sastra rakyat yang dimiliki setiap daerah. Bentuknya berupa kalimat ringkas berisi nasihat atau sindiran yang diungkapkan menggunakan kiasan. Salah satu peribahasa yang sering dipakai dalam obrolan adalah air susu dibalas dengan air tuba. Peribahasa tersebut  biasanya digunakan untuk menyindir seseorang yang tidak tahu diri. Makna air susu dibalas dengan air tuba adalah kebaikan yang dibalas dengan kejahatan. Sahabat, Tuba adalah jenis pohon yang akarnya mengeluarkan getah beracun. Getah tersebut kerap dipakai untuk menangkap ikan. Ada pun susu adalah minuman yang menyehatkan dan tinggi nutrisinya. Kata tuba dan susu digunakan sebagai kiasan untuk membandingkan dua hal yang sangat kontras, dalam konteks peribahasa tersebut adalah kejahatan dan kebaikan. Makna dari peribahasa tersebut menggambarkan orang yang tidak baik budinya. Orang yang tidak tahu berterima kasih. Biasanya perilaku tersebut  hanya dilakukan oleh orang jahat dan penuh rasa dengki, sebab, membalas kebaikan orang dengan kejahatan adalah tindakan yang tidak baik dalam norma sosial. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Samuel dengan topik: “Never Bite the Hands that Feed You! (Jangan Pernah Menggigit Tangan yang Memberi Makan Anda!)”.  Bacaan Sabda diambil dari 2 Samuel 14:1-33. Sahabat,  perbuatan baik seseorang dibalas dengan perbuatan jahat,  itulah tindakan Absalom yang memerintahkan anak buahnya untuk membakar ladang Yoab (Ayat 30). Kalau Absalom mau melihat segala sesuatu dengan hati yang bening, lebih cermat dan memperhatikan semua yang dilakukan Yoab baginya, bisa jadi dia mengurungkan niatnya. Dalam bacaan kita pada hari  ini, kita bisa melihat bagaimana Yoab berupaya memberikan yang terbaik bagi raja. Ia tahu Raja Daud sangat merindukan Absalom (Ayat 1), tetapi dia malu mengakuinya. Ia juga merasa tak enak meminta Yoab untuk memanggil anaknya pulang. Di sinilah kelebihan Yoab. Ia tahu apa yang diinginkan Daud. Kebahagiaan Daud merupakan hal terpenting bagi dia. Sahabat, dengan sengaja Yoab mengutus seorang perempuan bijaksana dari Tekoa untuk berpura-pura berkabung di hadapan raja dan mengutarakan persoalannya. Perempuan itu yang mendorong Daud mengambil keputusan untuk memanggil Absalom pulang dari pembuangan. Namun, Daud tidak memperkenankan Absalom menghadap dia (Ayat 21-23). Di sini Yoab adalah perancang kepulangan Absalom dari pembuangan. Memang Yoab sendiri tak berani melanggar perintah Daud, sehingga Yoab menolak permintaan Absalom untuk bertemu dengan ayahnya. Sayangnya, Absalom tidak mengingat dan memperhitungkan kebaikan Yoab. Yang dia tahu, keinginannya tidak terpenuhi. Ia juga marah kepada Yoab yang tidak mau bertemu dengannya, meski sudah tiga kali dipanggil. Absalom agaknya lupa bahwa dia memang anak raja. Akan tetapi, anak raja tetaplah anak raja, dan belum menjadi raja. Yoab mestinya memang hanya tunduk kepada raja. Sahabat, sayangnya itu tidak dilakukan Absalom. Demi mencapai tujuannya, dia merasa boleh berbuat apa saja. Ia rela menyakiti orang yang telah membantunya pulang ke Israel. Dari kisah relasi Yoab dengan Absalom, kita bisa bejalajar Absalom memang bukan tipe pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik tak pernah dengan sengaja menyakiti orang lain, apalagi menyakiti orang yang telah berbuat baik baginya. Orang yang baik tidak pernah menggigit tangan orang yang memberi makan kepadanya. Semoga kita ingat membalas budi orang yang pernah menolong kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 21-22? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Memang relasi tidak selalu berjalan mulus, karena itu rekonsiliasi bisa menjadi jalan keluar bagi pemulihan sebuah relasi. (pg).