The Importance of always Relying on God
KITAB HAKIM-HAKIM. Sahabat, kitab Hakim-hakim merupakan kitab ke-7 dan bagian dari kelompok kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab. Hakim-hakim dalam bahasa Ibrani: Sopetim dan dalam bahasa Yunani: Kritai. Di dalam bahasa Latin: Judicum. Kita tidak tahu siapa penulis kitab ini. Mungkin juga dikumpulkan dari catatan-catatan pada masa itu dan lama sesudahnya baru diterbitkan; Ditulis sekitar tahun 1050 – 1000 SM. Ada pun tema yang diangkat yaitu kemurtadan dan pembebasan. Para pemimpin (shop’tim) melepaskan Israel dari serangkaian penindasan oleh kekuatan asing sepanjang kurun waktu di antara kematian Yosua dan awal berdirinya kerajaan. Istilah shopet memiliki konotasi yang lebih luas daripada istilah “hakim” yang merupakan terjemahan dari istilah Inggris, “judge.” Di Kartago dan Ugarit kuno, istilah tersebut dipakai untuk pejabat pemerintahan atau pemimpin negara dari kalangan sipil. Para hakim adalah tokoh-tokoh yang diurapi Roh, diangkat oleh Allah dan memperoleh kuasa dari Allah pula untuk mengatasi berbagai krisis tertentu di dalam sejarah Israel. Allah sendiri dilihat sebagai Raja Israel (I Samuel 8:7), sekalipun dosa bangsa itu sering kali mengurangi kenyataan luhur ini menjadi keadaan yang kacau (Hakim-Hakim 21:25). Para hakim memiliki wewenang dari Allah di bidang militer maupun sipil, dapat memberikan keputusan hukum jika diperlukan (Hakim-Hakim 4:4-5). Para hakim datang dari berbagai suku dan berfungsi sebagai panglima perang dan pemimpin masyarakat; banyak yang pengaruhnya terbatas pada sukunya sendiri, sedangkan beberapa orang memimpin seluruh bangsa Israel. Samuel, yang pada umumnya dipandang sebagai hakim terakhir dan nabi yang pertama tidak termasuk dalam kitab ini. Dari segi sejarah, Hakim-Hakim memberikan catatan utama sejarah Israel di tanah perjanjian sejak kematian Yosua hingga masa Samuel. Dari segi teologi, kitab ini mengungkapkan kemerosotan rohani dan moral dari suku-suku Israel setelah menetap di negeri itu, serta menunjukkan dengan jelas dampak-dampak yang merugikan yang senantiasa terjadi apabila Israel melupakan perjanjian mereka dengan Allah dan mulai mengikuti berhala dan kebejatan. Mulai hari ini kita belajar dari kitab Hakim-Hakim dengan topik: “The Importance of always Relying on God (Pentingnya Selalu Bersandar Pada Tuhan)”. Sahabat, bersandar pada Tuhan merupakan kunci kemenangan di dalam hidup. Formula itu berlaku sepanjang masa, baik pada masa lalu, sekarang juga masa yang akan datang. Bangsa Israel pernah dipimpin Musa, seorang pemimpin besar yang hidupnya bersandar pada Tuhan. Musa digantikan Yosua, yang juga hidup bersandar pada pimpinan Tuhan. Dengan matinya Yosua, bangsa Israel harus belajar bersandar pada Tuhan tanpa diperantarai seorang pemimpin, seperti Musa atau Yosua. Bangsa Israel memang mengikuti teladan Musa dan Yosua dalam hal bertanya kepada Tuhan (Ayat 1), tetapi mereka kurang setia dalam menaati perintah-Nya, sehingga keberhasilan Israel memasuki tanah perjanjian, tidak diiringi keberhasilan memusnahkan bangsa Kanaan seperti yang Tuhan inginkan (Keluaran 23:23-24 dan Ulangan 12:2) Sahabat, ketika bertemu Adoni Bezek, mereka tidak membunuh dia, melainkan hanya memotong ibu jari tangan dan kakinya saja (Ayat 4-6). Ketidaktaatan yang seakan remeh ini kemudian menjadi semacam pola bagi upaya pembasmian bangsa Kanaan di daerah lain. Satu demi satu suku Israel gagal memenuhi perintah Tuhan untuk memusnahkan bangsa Kanaan yang merupakan pemuja berhala. Malah ada suku Israel yang memanfaatkan orang Kanaan untuk keuntungan mereka (Ayat 28), ada pula yang hidup bersama-sama dengan orang Kanaan itu (Ayat 29, 32, 33). Semangat penaklukan yang dulu dibawa oleh Yosua kini telah jauh melunak dan bangsa Israel pun tampaknya sudah melupakan perintah Tuhan yang dinyatakan kepada Abraham untuk memiliki tanah Kanaan. Kitab Hakim-hakim ini memberi kesaksian bahwa kegagalan bangsa Israel kemudian membawa berbagai kesulitan bagi mereka sendiri. Sahabat, ada kalanya kita pun memiliki semangat mula-mula yang begitu besar untuk mengasihi Allah dan taat pada-Nya. Namun seiring dengan perjalanan kehidupan yang penuh tantangan dan cobaan, kita sering kali jadi terlalu takut atau menjadi terlalu tertarik pada cobaan yang ada di depan kita. Kitab Hakim-hakim mengajar kita tentang pentingnya selalu bersandar pada Tuhan dalam segala situasi. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami dari Keluaran 23:23-24 dan Ulangan 12:2? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Apa pun persoalan yang muncul, kita mampu menghadapinya dengan kuat karena Tuhan yang senantiasa memimpin kita. (pg).