The Defeated Pride

Kitab Obaja. Dari Wikipedia saya mendapat informasi bahwa kitab Obaja merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya dalam kelompok nabi-nabi kecil pada Perjanjian Lama di dalam Alkitab Kristen. Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Obaja, seorang nabi Yahudi yang diperkirakan hidup jauh setelah pembuangan ke Babel,  tepatnya pada abad ke-5 SM saat Yudea menjadi provinsi di bawah Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Nama Obaja sendiri merupakan serapan dari kata dalam bahasa Ibrani: עֹבַדְיָה‎ (Obadyah), yang diperkirakan merupakan gabungan dari kata עֶבֶד (eved, har. “hamba, budak, pemuja”) dan nama Allah יה (Yah). Oleh karena itu, nama tersebut kemungkinan berarti “hamba Yahwe” atau “pemuja Yahweh”. Kitab Obaja menceritakan mengenai relasi Israel dengan Edom dan mengenai Hari Tuhan, Secara garis besar, kitab Obaja menyampaikan pesan mengenai pembalasan Allah kepada bangsa Edom atas apa yang telah mereka lakukan terhadap orang Yehuda. Dalam kitab Obaja terdapat tema-tema yang juga ada dalam kitab nabi-nabi lainnya seperti penghukuman Allah bagi musuh-musuh Israel, hari Tuhan, kerajaan Allah, teologi Sion,  kepemilikan tanah Israel,  dan hukum pembalasan Allah. Dengan demikian, tema utama dari kitab ini adalah pembalasan kepada bangsa Edom. Tema seperti ini juga terdapat dalam kitab: Amos, Yesaya,  Yeremia, dan  Yehezkiel. Kitab Obaja adalah kitab yang cukup singkat hanya berisi 1 pasal  dengan 21 ayat saja. Pesan yang disampaikan dari kitab ini juga disampaikan ke dalam struktur organisasional yang bersifat kompleks. Pesan ini dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu pada ayat 1-15 dan 16-21. Bagian pertama pada dasarnya membahas mengenai penghakiman YHWH terhadap Edom dan bagian kedua berbicara mengenai keselamatan bagi bangsa Israel dan Sion. Kedua bagian ini juga saling bertumpang tindih pada ayat ke-15. Superskripsi yang cukup singkat ini (Terdapat pada Obaja 1:1) mengenai penglihatan Obaja tidak memperlihatkan era yang spesifik. Hari ini kita akan belajar dari kitab Obaja yang hanya terdiri dari satu pasal saja. Kita akan belajar dari kitab Obaja dengan tema: “The Defeated Pride (Keangkuhan yang Dikalahkan)”. Bacaan Sabda diambil dari Obaja 1:1-16. Sahabat, Edom, keturunan Esau, dikenal sebagai bangsa yang bijaksana, kuat, dan kejam. Mereka tinggal di wilayah yang subur. Kota mereka berada di ketinggian pegunungan yang dikelilingi bukit batu dan jurang terjal, menjadikannya sulit dijangkau musuh. Semua keunggulan itu menunjang keangkuhannya sampai Edom berkata, “Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?” (Ayat 3). Keangkuhan Edom dilukiskan oleh Nabi Obaja sebagai saudara yang menertawakan Yerusalem saat orang asing menjajah dan melakukan kekerasan (Ayat 10, 11). Edom bersukacita atas kesusahan saudaranya, menari-nari dan bersorak-sorai di atas penderitaan (Ayat 12), bahkan ikut menambah kemalangan dan kesusahan atas keturunan Yakub (Ayat 13, 14). Edom berdiri dalam keangkuhan seakan-akan dirinya yang tertinggi di seluruh dunia. Sahabat, ketinggian hati Edom menantang Allah sehingga Allah menunjukkan kehadiran dan kuasa-Nya (Ayat 2, 4, dan  8). Kata “Janganlah …” (Ayat 12-14) diserukan berulang kali sebagai peringatan Allah karena “hari TUHAN” (Ayat 15), yakni hari penghakiman telah dekat. Pada hari itu Edom tidak akan bisa mengagungkan dirinya lagi. Perbuatan Edom akan kembali menimpa kepalanya sendiri. Allah tak tinggal diam ketika umat-Nya ditertawakan, direndahkan, dan diperlakukan tidak adil. Allah tidak menutup mata terhadap detail kehidupan umat-Nya. Ia membalaskan karena Ia berkuasa atas penghakiman dan penghukuman. Sahabat, keangkuhan penting diwaspadai! Bukan bangsa Edom semata yang pernah terjebak ke dalam keangkuhan hati. Setiap kita bisa terjebak di dalamnya; menertawakan kesusahan orang lain, menganggap diri lebih unggul, meremehkan upaya orang lain bahkan menyepelekannya, atau bertepuk tangan saat orang lain menderita. Obaja mengingatkan: Janganlah demikian! Atau sebaliknya, bisa jadi kita yang direndahkan, disepelekan, atau ditertawakan karena ketidakmampuan dan ketidakberhasilan kita. Ingatlah bahwa Tuhan tidak menutup mata. Ia mengulurkan tangan-Nya, menolong yang tertindas. Tuhan itu adil, ditundukkan-Nya siapa saja yang meninggikan diri, tetapi sebaliknya, diangkat-Nya siapa pun yang direndahkan orang. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenungan dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 3? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.”  (Amsal 29:23)

Salvation for God’s Peoples

PANGGILAN TUHAN. Apa panggilan Tuhan untuk kita pada saat ini? Waktu  terus bergulir dengan cepat. Ketahuilah saat ini kita sedang berada dalam hitungan mundur menuju akhir zaman. Layaknya seorang pelari di lintasan lomba, kita ini sudah berada di putaran terakhir perlombaan, tinggal selangkah lagi mencapai garis finis. Kinilah saatnya untuk menanggalkan segala sesuatu yang akan merintangi kecepatan lari kita dan meneruskan perlombaan yang diwajibkan bagi kita  dan dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Ibrani 12:1 dan Filipi 3:14). Sahabat, apa yang selama ini merintangi sehingga kita tidak melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan? Apa yang merintangi sehingga kita tidak mampu menjangkau orang-orang yang Tuhan perintahkan untuk kita jangkau? Seringkali karena beban, penderitaan, berbagai alasan, kita menunda-nunda dan menangguhkan panggilan Tuhan dalam hidup kita, padahal Tuhan telah memberikan kepada kita kesempatan dan juga kemampuan. Bukan saatnya berhenti dari perlombaan, atau selalu menuding orang lain serta mencari-cari kesalahannya guna menghindari panggilan Tuhan. Syukur kepada Tuhan, hari ini kita tiba pada bagian akhir dari kitab Yoel. Hari ini kita akan belajar dari kitab Yoel dengan topik: “Salvation for God’s Peoples (Keselamatan Bagi Umat Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari Yoel 3:1-21. Sahabat, tema “Hari Tuhan” dalam pasal-pasal sebelumnya terus berlanjut sampai dengan pasal terakhir dari  kitab Yoel ini. Hari Tuhan menjadi hari keselamatan bagi Yehuda dan Yerusalem dan hari penghukuman bagi musuh-musuh umat Allah. Hari Tuhan di sini menunjuk kepada hari penghakiman akhir di mana kemenangan final ada di pihak Allah, namun jalan kepada kemenangan itu telah mulai terbuka melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Umat Allah dalam Perjanjian Lama beroleh penghiburan yang besar melalui firman-Nya yang disampaikan nabi Yoel ini. Mereka yang tertindas diyakinkan bahwa Allah ada di pihak mereka. Dia akan membalikkan keadaan dengan menghukum musuh-musuh yang menindas mereka (Ayat 4 dan 7). Musuh-musuh umat Allah akan dikumpulkan ke lembah Yosafat (Ayat 2 dan 12). Tempat ini lebih merupakan sebuah simbol penghakiman (Yosafat berarti:  Yahweh telah menghakimi) daripada sebuah lokasi geografis yang nyata. Di sana, Allah akan mengadili bangsa-bangsa yang telah menindas umat-Nya dengan membongkar kejahatan mereka serta mengumumkan vonis-Nya pada mereka (Ayat 2-8). Sebaliknya, Allah akan memulihkan keadaan umat-Nya yang kepayahan karena penindasan bangsa-bangsa asing dan karena tulah belalang (Ayat 1, dan 9-21). Sahabat, mereka yang mendengar pemberitaan nabi Yoel dikuatkan oleh janji bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya, benteng yang kokoh bagi mereka yang berlindung pada-Nya (Ayat 16). Sekalipun kondisi mereka masih dalam kesulitan, mereka memperoleh pengharapan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan mereka yang telah bertobat. Tujuan akhir dari tindakan penyelamatan Allah ini adalah agar Yehuda dan Yerusalem melihat kehadiran Allah di tengah umat-Nya (Ayat 17 dan 21). Keseluruhan kitab Yoel mengingatkan kita tentang kesetiaan Allah kepada umat-Nya. Tidak pernah ada suatu bahaya apa pun yang bisa menghancurkan umat-Nya karena Allah ada di pihak mereka. Apa yang penting adalah bahwa umat Allah harus hidup dalam kekudusan karena kehadiran Allah yang kudus di tengah mereka. Sahabat, segenap janji tentang hari Tuhan digenapi melalui apa yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus dalam kedatangan-Nya yang pertama ke dunia. Kemenangan puncak Allah atas semua musuh-Nya akan dinyatakan pada hari kedatangan Kristus yang kedua kalinya kelak. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu? Apa yang Sahabat pahami dengan istilah “umat-Ku, milik-Ku, tanah-Ku, perak-Ku, emas-Ku, dan barang-barang-Ku” di ayat 2 dan 5? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Menjelang akhir zaman Tuhan menghendaki gereja-Nya dipenuhi orang-orang yang berkemenangan dan bermental pahlawan, bukan orang-orang yang kalah, lemah dan mudah tergoncang karena keadaan dunia saat ini. (pg).