ReKat: God Preserves the Orphans

(23 April 2023) Bacaan Sabda: Yeremia 49:1-39 Dari hasil perenungan saya dari Bacaan Sabda, saya mendapatkan: Pesan yang saya peroleh dari perenungan firman Tuhan pada hari ini adalah: Ibadah kepada Tuhan harus utuh dan bulat, tidak boleh setengah-setengah. Ibadah kepada Tuhan tidak hanya terbatas pada  pujian yang dinyanyikan, doa yang dipanjatkan serta firman Tuhan yang didengarkan. Ibadah kepada Tuhan adalah nyanyian, doa dan firman Tuhan yang dilakukan serta diwujudkan dalam kesaksian hidup yang berdampak bagi sesama yang dilakukan dengan sungguh serta murni sebagaimana yang kita lakukan bagi Tuhan . Ibadah yang murni dan tak bercacat adalah ibadah yang dilanjutkan dengan tindakan dan aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dari Yakobus 1:27, saya memahami: Tuhan menggerakkan hati umat-Nya untuk memberi perhatian serta membantu kebutuhan   para janda dan anak yatim. Yakobus mengajarkan umat-Nya untuk melakukan tindakan konkret dalam mewujudkan ibadah yang benar yaitu dengan mengunjungi para janda dan yatim piatu dalam kesusahan mereka. Mau menjadi kepanjangan tangan Tuhan untuk memerhatikan dan mengasihi mereka.  (Swan Lioe)

Don’t Hesitate!

KITAB YOSUA. Kitab Yosua (akronim Yos.);  merupakan kitab keenam pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen.   Kitab Yosua merupakan kitab pertama dari kelompok kitab-kitab sejarah   pada Perjanjian Lama Alkitab. Dalam Alkitab Terjemahan Lama, kitab ini disebut “Kitab Yusak”. Nama kitab ini merujuk pada tokoh Yosua bin Nun,  yaitu seorang tokoh bernama lahir Hosea yang menjadi pemimpin atas suku-suku Israel menggantikan Musa dan yang membawa mereka masuk dan merebut tanah Kanaan. Kitab ini berisi kisah bangsa Israel   ketika mereka merebut negeri Kanaan di bawah pimpinan Yosua bin Nun,  yang menjadi pengganti Musa memimpin umat Israel. Kitab ini mengandung sejarah bangsa Israel sejak masa kematian Musa hingga masa kematian Yosua. Peristiwa-peristiwa penting yang ada di dalam kitab ini antara lain: Penyeberangan Sungai Yordan, jatuhnya Yerikho, pertempuran di Ai, dan pengukuhan kembali perjanjian antara Allah dengan umat-Nya. Kitab ini pada dasarnya terdiri atas tiga bagian: Sejarah perebutan tanah Kanaan (Yosua 1-12)  Pembagian tanah kepada suku-suku Israel, penetapan kota-kota perlindungan, penyediaan kebutuhan untuk suku Lewi, dan pengiriman suku-suku di sebelah timur ke tempat-tempat tinggal mereka (Yosua 13-22). Kata-kata perpisahan dari Yosua, disertai laporan tentang kematiannya (Yosua 23-24). Hari ini kita mulai belajar dari kitab Yosua dengan topik: “Don’t Hesitate! (Jangan Ragu!)”. Bacaan Sabda diambil dari Yosua 1:1-18 dengan penekanan pada ayat 9. Sahabat, saat permasalahan, sakit-penyakit, krisis keuangan dan sebagainya datang menghantui hidup kita, rasa takut dan khawatir seringkali timbul mencemari pikiran kita sehingga iman kita menjadi lemah.  Kita mulai berpikir masalah yang kita alami terlalu berat dan tidak ada harapan lagi, padahal Tuhan berjanji bahwa masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. (Amsal 23:18).  Sahabat, hampir setiap manusia selalu berharap hidupnya baik-baik saja, mulus tanpa hambatan atau rintangan sedikit pun, padahal untuk mendapatkan janji Tuhan perlu proses, seperti dialami Yosua saat membawa bangsa Israel keluar Mesir menggantikan Musa. Itu tidak mudah, tantangan sangat berat karena bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk. Itulah sebabnya Tuhan berpesan kepada Yosua: Kuatkan dan teguhkanlah hatimu! Pesan itu disampaikai sampai 4 kali, artinya untuk bisa meraih janji Tuhan kita perlu memerhatikan pesan atau perintah-Nya karena suatu saat nanti kita akan menghadapi musuh. Musuh berbicara tentang sakit-penyakit, krisis keuangan atau masalah lain, tapi Tuhan berjanji, ”Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” (Ayat 5) Ia akan selalu menyertai dan menolong kita saat kita membutuhkan, seperti pengakuan Daud, “Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.” (Mazmur 121:2). Mengapa janji Tuhan belum terealisasi dalam hidup kita? Masalahnya adalah kita mulai lemah dan tidak sabar menanti janji-Nya digenapi, padahal Tuhan punya waktu tersendiri untuk menggenapi janji-Nya. Sahabat, Dia tidak pernah terlambat untuk menolong kita, tapi kita sendirilah yang selalu membuat pertolongan itu tertunda oleh karena sungutan dan keluh kesah kita, sama halnya bangsa Israel yang tidak pernah berhenti mengeluh dan mengomel, padahal merka senantiasa mengalami pertolongan-Nya yang ajaib. Itu belum cukup bagi mereka untuk bisa mengucap syukur, yang ada malah selalu menyalahkan Tuhan. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?  Apa yang Sahabat pahami dari ayat 9? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Pendeknya, janji Allah selalu menuntut respons manusia. (pg).