FORGIVENESS is GOD’S GRACE

RAMBU. Di beberapa pantai ada rambu peringatan awas hiu. Biasanya rambu itu dipasang pada bagian pantai dimana hiu sering dijumpai atau terlihat. Ada juga beberapa pantai yang menerapkan sistem pasang-cabut, memasang rambu peringatan pada saat ada hiu terlihat oleh penjaga pantai.  Selain itu, ada pantai yang mungkin tidak terindikasi adanya  hiu, tapi punya ombak yang besar dan ganas. Di pantai seperti itu pun rambu larangan agar tidak berenang dipasang. Ada rambu  yang dipasang sebagai penanda batas aman untuk bermain air, dan lain sebagainya.  Pindah lokasi dari pantai ke jalan raya, kita pun akan menemukan banyak rambu. Ada rambu yang mengatur ketertiban umum, ada juga rambu yang dibuat untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas.Demikan pula halnya dengan hidup kita. Agar bisa masuk ke dalam kehidupan yang kekal nanti dengan selamat, ada sejumlah  rambu-rambu yang telah sejak awal Tuhan sampaikan pada kita. Sesungguhnya rambu tersebut bertujuan untuk melindungi kita dan menjaga agar kita tidak terjatuh ke dalam berbagai jerat maut yang menyebabkan kita dapat kehilangan kesempatan untuk beroleh keselamatan. Silakan disimak salah satu rambu yang ditulis oleh Pengamsal: “Ajaran orang bijak adalah sumber kehidupan, sehingga orang terhindar dari jerat-jerat maut.” (Amsal 13:14)  Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “FORGIVENESS is GOD’S GRACE (PENGAMPUNAN itu ANUGERAH TUHAN)”. Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 47:1-7. Sahabat,   salah satu musuh bebuyutan Israel ialah Filistin. Bangsa yang hadir sejak abad ke-12 sM di pantai barat Palestina ini, telah menjadi salah satu musuh paling gigih dari Israel. Pada zaman Daud, Filistin telah dilemahkan, sehingga tidak pernah lagi menjadi pengancam utama Israel. Dasar penghukuman bagi Filistin sangat mungkin karena penyembahan berhala mereka, dan pengaruh mereka pada kemurnian iman bangsa Israel.Secara kronologi dikatakan firman Tuhan itu datang pada Yeremia sebelum Mesir mengalahkan Filistin (ayat 1). Dalam sejarah sulit ditentukan kapan persisnya hal itu terjadi karena pernah beberapa kali terjadi. Yang uniknya ialah nubuatan ini mengungkapkan bahwa musuh yang akan menghancurkan Filistin berasal dari utara, yaitu bangsa Babel. Penjelasan yang mungkin ialah bahwa Mesir akan mengalahkan Filistin dalam waktu dekat pada masa Yeremia, tetapi yang akan menghancurkan sampai bangsa itu musnah ialah Babel di kemudian hari.Yang lebih penting untuk dipelajari ialah bahwa dalam situasi yang akan membawa penghancuran pada Filistin ini, sang nabi bersyafaat untuk melunakkan hati Tuhan (ayat 6). Akan tetapi, sang nabi tetap tunduk pada kedaulatan Tuhan bahwa Dia memang hendak menghancurkan bangsa Filistin.Sahabat, kita terus diingatkan bahwa pengampunan itu ialah anugerah Tuhan, bukan karena sesuatu dari diri kita yang melayakkannya. Demikian juga, penghukuman merupakan ganjaran keadilan Allah atas dosa. Keduanya merupakan hak prerogatif Allah. Tak seorang pun bisa menggugatnya.  Sesungguhnya Allah tidak pernah ingin membinasakan manusia terutama umat-Nya. Allah terlebih dahulu memasang rambu-rambu, memperingatkan umat-Nya akan kesalahannya, namun sering kali umat-Nya tidak pernah menghiraukannya. Peringatan Allah dianggap tidak serius, dikiranya Allah hanya main-main. Sahabat, Allah mengasihi kita melalui pengorbanan Yesus di kayu salib yang telah menebus kita dari kehidupan sia-sia, hidup yang lama dan tidak berkenan kepada Allah, bahkan dari kebinasaan. Allah menjadikan kita sebagai anak-anak-Nya. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami tentang “Pengampunan itu Anugerah Tuhan”? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan tidak ingin seorang pun binasa, oleh sebab itu diberikan-Nya kepada kita rambu-rambu, FIRMAN TUHAN, agar siapa yang taat melakukannya tidak dihukum. (pg).

Have an OBEDIENT HEART

KETAATAN. Wikipedia mencatat, ketaatan adalah kepatuhan (perilaku manusia) yaitu perubahan sikap dan tingkah laku seseorang untuk mengikuti perintah orang lain. Tindakan dan perbuatan seseorang untuk mematuhi perintah orang lain, dengan penuh sadar dan sepenuh hati. Sikap tersebut menunjukkan rasa patuh dengan melakukan perintah orang lain.   Sahabat,  sudahkah kita menjadi orang percaya  yang taat?  Ini menjadi bahan evaluasi bagi diri kita sendiri, tidak perlu menunjuk atau menghakimi orang lain.  “Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.”  (Galatia 6:4-5).   Kata taat dalam bahasa Ibraninya adalah “shama”, yang berarti mendengar dengan cermat, memusatkan perhatian dan memahami.  Mendengar adalah awal sebuah ketaatan.  Dengan mendengar akhirnya kita mengerti dan memahami apa yang harus kita perbuat.  Rasul Paulus membuat sebuah kesimpulan, “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17) Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yehenzkiel dengan topik: “Have an OBEDIENT HEART (Milikilah Hati yang TAAT).” Bacaan Sabda diambil dari Yehezkiel 11:14-25 dengan penekanan pada ayat 19-20. Sahabat, hati yang lain dan roh yang baru Tuhan janjikan kepada umat Tuhan dalam pembuangan. Hati dan roh yang lama sudah tercemar sehingga hati mereka menjadi keras dan tidak taat lagi kepada Allah. Firman Allah kepada bangsa Israel melalui nabi Yehezkiel juga berbicara tentang janji pembaruan bagi bangsa Israel. Keadaan bangsa Israel yang terpuruk, hidup dalam pembuangan, ditindas oleh bangsa-bangsa asing, dan tidak menikmati kebebasan hidup sebagai bangsa yang merdeka, akan segera diperbaharui oleh Allah. Memang penyebab awal mereka dibuang adalah karena ulah mereka sendiri, karena sikap hidup yang tidak taat, keras hati, tegar tengkuk, dan tidak setia.  Meskipun demikian, Allah adalah kasih dan akan memulihkan mereka. Setelah dari pembuangan mereka akan dikumpulkan kembali dan Allah akan menjauhkan mereka dari hati yang keras, memberikan mereka hati dan roh yang baru, yaitu hati yang TAAT dan SETIA KEPADA ALLAH SAJA. Pembaharuan itulah membuat bangsa Israel menjadi umat baru yang TAAT dan telah meninggalkan kehidupan lamanya.  Sahabat, demikian juga kita sebagai orang percaya yang telah dibaharui oleh Allah sendiri melalui pengorbanan Yesus di kayu salib. Kita yang dulunya hidup dalam dosa dan sering melakukan kejahatan hidup sebagai manusia lama. Namun, sejak hidup dalam Kristus, kita telah menanggalkan hidup lama dan menerima hidup yang baru. Rasul Paulus menyatakan “Siapa yang ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”  (2 Korintus 5:17). Sebagai ciptaan baru, tentu gaya hidup kita tidak lagi sama dengan cara hidup lama dalam dosa. Kita telah ditebus dan dipanggil menjadi umat-Nya, maka hidup kita juga harus berpadanan dengan panggilan itu. Hidup kita tidak lagi dipimpin oleh nafsu dunia, tetapi dipimpin oleh Roh Allah, karena kita adalah anak-anak-Nya. Sahabat, KETAATAN juga merupakan pertanda bahwa kita MENGASIHI Tuhan dan memiliki hubungan yang karib dengan Dia, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” (Yohanes 14:21). Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari 2 Korintus 5:17? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan menuntut ketaatan yang penuh dari kita.  Jika kita hidup dalam ketaatan Ia akan memberi arah yang benar dalam perjalanan hidup kita. (pg).