Stay Faithful and Grateful

MENGELUH. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) mencatat kata mengeluh merupakan kata Kerja yang artinya menyatakan susah (karena penderitaan, kesakitan, kekecewaan, dan sebagainya). Mengeluh sebenarnya merupakan hal wajar yang sering dilakukan hampir semua orang. Mengeluh juga merupakan salah satu bentuk cara untuk mengeluarkan keluh kesah yang ada di dalam hati, sehingga tidak menjadi stres dan mengganggu kesehatan.  Di sisi lain, menurut ahli kejiwaan, mengeluh merupakan salah satu cara  untuk menghilangkan stres, seperti kecemasan atau rasa takut. Namun, keluhan yang dikeluarkan secara berlebihan bisa menjadi pertanda negatif dari kesehatan mental seseorang. Hal itu karena manusia yang sehat jiwanya cenderung bisa menerima diri sendiri apa adanya, bisa menerima orang lain dan kondisi di sekitarnya apa adanya dan juga bersikap optimis. Sedangkan orang yang sering mengeluh, merasa tertekan, sering protes dan mengalami penurunan fungsi kognitif atau emosi, orang tersebut bisa dicurigai memiliki masalah dengan kejiwaannya. Selain itu, yang juga menjadi masalah adalah bahwa kebanyakan orang lebih sering mengeluh dibandingkan melakukan pemecahan masalah. Sebagai hasilnya, banyak orang mengeluh untuk melepaskan sesuatu, tetapi tidak menyelesaikan masalah atau membuat perubahan, sehingga membuat keluhan sama sekali tidak efektif. Masalahnya tetap ada, sehingga keluhan pun akan terus berlangsung. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “Stay Faithful and Grateful (Tetap Setia dan Bersyukur)”. Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 45:1-5. Sahabat, Sebagai manusia, tentu kita ingin hasil kerja keras kita dihargai. Bukan hal yang menyenangkan ketika kita sudah berjuang keras namun yang kita dapatkan adalah cacian. Apalagi ketika yang kita lakukan adalah pelayanan untuk Tuhan, namun yang menjadi upah adalah tekanan demi tekanan. Hal-hal tersebut membuat kita lelah dan patah semangat. Hal itulah yang mungkin dirasakan oleh Barukh. Bacaan kita pada hari ini berisikan jawaban Tuhan atas keluhan Barukh yang memang bertarikhkan masa pemerintahan Yoyakim, sehingga sepertinya kurang tepat ditempatkan di sini. Namun, perikop ini sengaja diletakkan sebagai penutup dari rangkaian kisah sejarah yang dicatat oleh Barukh, sejak kasus pembakaran nubuat Yeremia oleh raja Yoyakim (pasal 36) sampai dengan kehancuran Yerusalem dan larinya penduduk Yerusalem ke Mesir (pasal 44). Jawaban Tuhan atas keluhan Barukh menunjukkan kedaulatan-Nya atas para hamba-Nya. Yeremia pernah mengeluh kepada Tuhan atas beban pelayanan yang dirasanya terlalu berat. Tuhan mengizinkan Yeremia mengeluh, tetapi tidak mengabulkan keinginannya. Yeremia harus tetap tunduk pada kedaulatan Allah untuk setia memberitakan nubuat penghukuman atas umat Yehuda.  Kasus Barukh tentu lebih ringan. Barukh sebagai sekretaris Yeremia tentu merasa kesal dengan kenyataan karyanya menuliskan firman Tuhan melalui mulut Yeremia dirobek dan dibakar begitu saja oleh sang raja. Belum lagi ia terus menerus menyaksikan dan ikut merasakan penolakan umat Yehuda atas sang nabi.Jawaban Tuhan kepada Barukh menunjukkan bahwa Allah berdaulat atas hidup Barukh. Maka, Barukh tidak patut untuk mengeluh, apalagi menganggap diri berjasa. Sebaliknya Barukh harus belajar bersyukur karena Allah menganugerahinya keselamatan dan keluputan dari malapetaka yang menimpa Yehuda dan Yerusalem.Sahabat, memang tidak mudah untuk bersyukur ketika menghadapi permasalahan dalam pelayanan. Namun, kita harus selalu ingat bahwa panggilan kita ialah untuk melayani-Nya dengan tetap setia dan bersyukur. Kita patut bersyukur karena kepercayaan-Nya kepada kita untuk melayani Dia. Juga untuk pemeliharaan-Nya atas kita saat kita setia melayani Dia. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Siapakah Barukh? Sejak kapan ia menjadi rekan kerja nabi Yeremia? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Bersyukur dalam tekanan, harapkan kekuatan Tuhan, kita akan tetap bertahan dalam panggilan-Nya dalam hidup kita. (pg).

Hide and Seek To God

PETAK UMPET.  Petak umpet merupakan sejenis permainan tradisional “Cari dan Sembunyi” yang bisa dimainkan oleh minimal dua orang yang umumnya dilakukan di luar ruangan. Nama permainan ini berbeda-beda di setiap daerah. Permainan ini selain bertujuan untuk bersenang-senang,  juga digunakan sebagai metode pengajaran kemampuan berhitung pada anak-anak TK dan untuk melatih anak  bermain dan bekerja dalam tim. Permainan dimulai dengan “hompimpa” untuk menentukan siapa yang menjadi “kucing” (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10 (kadang sampai 15  atau 20, tergantung luas area tempat bermainnya). Biasanya dia menghadap tembok, pohon, atau apa saja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah teman-temannya bersembunyi, mulailah si “kucing” beraksi mencari teman-temannya tersebut. Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Orang yang pertama ditemukan yang menjadi ‘kucing’ berikutnya. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yehezkiel dengan topik: “Hide and Seek to God (Main Petak Umpet Kepada Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari Yehezkiel 8:1-18 dengan penekanan pada ayat 12. Sahabat, Saya coba membayangkan kehidupan orang-orang Israel pada waktu itu. Perilaku mereka di tempat pembuangan kerap menunjukkan sikap yang “ganjil”. Tuhan menunjukkan semua itu kepada Yehezkiel melalui sebuah penglihatan,  bagaimana orang-orang Israel seolah bermain petak umpet kepada Tuhan selayaknya anak-anak. Yehezkiel dibawa oleh Roh melihat Bait Allah di Yerusalem, khususnya pintu gerbang pelataran dalam, melihat apa yang ada dan dilakukan orang Israel bersama para imam di sana.Yehezkiel melihat patung berhala yang membangkitkan murka Tuhan (ayat 1-5). Di sana 70 orang tua-tua kaum Israel melakukan penyembahan di setiap kamar yang dipenuhi oleh gambar-gambar berhala berupa binatang-binatang haram, yang oleh Musa disebut najis. Karena raja Yoyakhim dan penduduk Israel telah diangkut ke dalam pembuangan, maka Allah dianggap telah meninggalkan mereka serta tidak melihat mereka dan sudah meninggalkan tanah Israel (bdk. Yehezkiel 9:9; Mazmur  94:7).  Israel menganggap berhala-berhala itu lebih berkuasa dan dapat melindungi mereka (ayat 6-12). Perempuan-perempuan Israel juga melakukan pemujaan terhadap dewa Tamus, yaitu dewa kesuburan dan dewa dunia orang mati asal Asyur yaitu Babel (bdk. Ulangan 28:11-12, 17-24; Mazmur 104: 10-30; Yoel 2:18-27; dan lain-lain). Israel percaya bahwa tumbuh-tumbuhan diatur oleh Sang Dewa (ayat 13-14). Sementara itu laki-laki Israel memuja dewa matahari (bdk. Ulangan 4:19; 2 Raja-Raja 21:5; 23:5, 11; dan lain-lain). Mereka adalah 24 orang imam dan 1 orang imam besar atau pemimpin imam (ayat 15-16). Ada juga orang-orang Israel yang melakukan upacara dengan mengunjukkan ranting kepada hidung mereka (ayat 17) TUHAN murka atas semua kejahatan Israel tersebut,  yang tidak saja menentang-Nya, bahkan menggantikan ibadah terhadap-Nya di Bait Suci dengan penyembahan berhala. Ia memutuskan tidak akan merasa sayang dengan Israel lagi, bahkan tidak akan mendengarkan mereka lagi (ayat 18).Manusia memiliki pembawaan untuk bersembunyi jika sudah melakukan kesalahan. Bersembunyi ada berbagai macam bentuknya: Melakukan hal-hal terlarang di tempat yang tersembunyi; ada yang langsung menghilangkan jejak; membela diri; atau melakukan aktivitas yang baik  untuk menutupi kesalahan yang telah dia perbuat.  Sahabat, jangan mengajak Tuhan untuk bermain petak umpet. Jangan pernah berpikir Tuhan tidak melihat apa yang kita perbuat. Tuhan itu Mahatahu. Dia  tahu apa saja yang kita lakukan, tiada yang tersembunyi di hadapan-Nya (Mazmur 139:1-24). Jika sudah tahu demikian, maka tidak ada alasan untuk kita semakin menjauh dan menolak untuk dikoreksi Tuhan. Lebih baik mendekat pada Tuhan dan berharap Tuhan akan menolong untuk membuat kita sadar akan dosa dan mulai belajar untuk memahami kehendak-Nya. Jangan cenderung menguasai diri kita, biarlah Tuhan yang menguasainya. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 12? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kita bersembunyi dan berpikir Tuhan tidak melihat kita, tetapi Tuhan terus akan mencari dan menemukan kita. (pg)