Giving Positive Solutions and Contributions

AMBISI. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ambisi diartikan sebagaikeinginan (hasrat, nafsu) yang besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (seperti pangkat, kedudukan) atau melakukan sesuatu.  Ambisi sebenarnya bukan hal yang negatif. Tetapi ambisi bisa menjadi tidak sehat kalau sifatnya berpusat pada diri sendiri semata-mata, dan menghalalkan segala macam cara untuk mencapainya. Sahabat, kita sebagai orang percaya, maka sudah sepatutnya hidup yang sudah menjadi milik Tuhan harus diabdikan sepenuhnya kepada-Nya. Ambisi pribadi kita pun harus ditundukkan pada Tuhan dan dikuduskan agar berpusat hanya pada kehendak-Nya dan bukan pada pemuasan hawa nafsu kita yang berdosa. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “Giving Positive Solutions and Contributions (Memberi Solusi dan Kontribusi Positif)”. Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 41:1-18. Sahabat, bacaan kita pada hari ini memperlihatkan situasi kacau setelah kerajaan Yehuda secara praktis musnah karena telah dijadikan salah satu provinsi dari kerajaan Babel. Nubuat Yeremia telah menjadi kenyataan. Mereka tidak dapat lari dari penjajahan dan pembuangan ke Babel. Sebenarnya dengan sikap Yeremia memilih tinggal bersama umat yang tersisa di Yerusalem, itu menunjukkan bahwa umat yang tersisa di Yerusalem pun ada dalam belas kasih Allah. Gedalya yang ditunjuk oleh Babel untuk memimpin Yerusalem juga seorang pemimpin yang baik, yang peduli akan kesejahteraan rakyatnya.Sayang sekali, tetap ada orang-orang yang tidak mau tunduk pada kehendak Tuhan. Mereka ialah Ismael bin Netanya dan kelompoknya. Apa sebabnya Ismael mengkudeta Gedalya (ayat 2), bahkan membantai delapan puluh orang yang datang untuk beribadah di rumah Tuhan (ayat 7)? Catatan Yeremia tidak memberikan alasannya. Namun kemungkinan besar Ismael, yang adalah keturunan raja (ayat 1), tidak bisa menerima kepemimpinan Gedalya, yang menurutnya bukan siapa-siapa. Ismael merasa dirinyalah yang paling layak memimpin Israel. Di balik itu, sangat mungkin ada agenda politik, yakni ingin mengembalikan kejayaan dinasti Daud. AMBISI Ismael yang ingin cepat berkuasamembuat ia mengambil JALAN PINTAS dan DENGAN KEJAM menghancurkan setiap rintangan yang menghadang. Kisah tragis ini tidak berhenti di situ. Buah pemberontakan Ismael berefek ganda. Pertama, ia gagal menanamkan pengaruh yang kuat karena rakyat mengikut dia dengan terpaksa (ayat 10, 13-14). Pemberontakannya gagal total. Namun yang kedua, dampak pemberontakan Ismael adalah pembalasan Babel yang tidakhanya tertuju kepada kelompoknya, melainkan kepada segenap umat Yehuda yang masih tertinggal di Yudea. Itulah sebabnya, dengan terpaksa Yohanan harus mengungsikan sisa-sisa rakyat itu ke Mesir, menghindarkan diri dari amukan pasukan Babel (ayat 16-18). Sahabat, kasih setia Tuhan sebenarnya tidak pernah ditarik-Nya dari umat-Nya. Namun, sayangnya ada saja dari umat Tuhan yang tetap bebal, tidak mau belajar dari kesalahan. Bahkan tetap tidak mau tunduk dan taat pada kehendak-Nya. Mengumbar ambisinya sendiri. Ketidaktaatan apalagi disertai pemberontakan tidak pernah menghasilkan apa-apa selain penderitaan dan bahkan hukumanlebih keras. Kiranya kita belajar dari kisah yang kita renungkan pada hari ini, untuk tidak mengeraskan hati kita untuk tetap memberontak dari pimpinan Tuhan. Hal lain yang dapat kita petik, sungguh berbahaya melayani dengan motivasi yang berpusat pada diri sendiri. Bukan hanya kita terjebak pada hal yang sia-sia, Tuhan pun tidak dipermuliakan, dan pelayanan dirugikan! Lebih bijak kalau kita dapat memberi solusi dan kontribusi positif dalam pelayanan di mana kita ditempatkan. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablahbeberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami tentang ambisi? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jadilah seperti Yeremia yang menjadi bagian dari solusi dan kontribusi dengan nasihat dan teladan hidupnya yang positif, sambil memegang teguh janji Allah dan memercayakan masa depan bangsanya kepada Allah. (pg)