Don’t Waste God’s Grace

ANUGERAH TUHAN. Pada waktu itu di desa di pedalaman Kalimantan Tengah ada beberapa anak yang menerima anugerah Tuhan berupa beasiswa untuk melanjutkan ke SMP dan SMA di Palangkaraya, ibu kota Kalimantan Tengah. Selama bersekolah mereka tinggal di asrama di bawah bimbingan Bapak dan Ibu Asrama. Sebagian besar dari mereka mempergunakan anugerah tersebut dengan penuh tanggung jawab. Mereka berjuang sungguh-sungguh dan fokus, akibatnya mereka dapat menyelesaikan studi dengan baik. Tapi ada diantara mereka yang menyia-nyiakan anugerah yang mereka terima, akibatnya mereka tidak dapat menyelesaikan studinya. Mereka mengalami putus sekolah. Cerita di atas menjadi gambaran sikap kita dalam menerima anugerah dari Tuhan. Sesungguhnya kita pun menerima hadiah istimewa dari Tuhan berupa keselamatan. Keselamatan itu kita terima bukan karena kebaikan atau kehebatan kita, namun semata-mata hanya anugerah Tuhan, melalui pengorbanan Yesus Kristus. Maka jangan menyia-nyiakan anugerah Tuhan. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yehezkiel dengan topik: “Don’t Waste God’s Grace (Jangan Menyia-nyiakan Anugerah Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari Yehezkiel 4:1-17, Sahabat, Yehezkiel telah melihat kemuliaan Tuhan, dan akhirnya tiba saatnya untuk menyampaikan peringatan Tuhan atas bangsa Israel. Tuhan berfirman kepada Yehezkiel tentang penghakiman Yerusalemdengan memberikan sejumlah tindakan simbolis. Beberapa penekanan yang Tuhan nyatakan menggambarkan kondisi yang akan menimpa kota Yerusalem. Pertama, Yehezkiel diminta untuk memperagakan Yerusalem yang terkepung oleh pasukan musuh dengan ia berbaring ke kiriselama 390 hari dan ke kanan selama 40 hari. Pengepungan akan menimpa Kerajaan Israel di utara selama 390 tahun dan Kerajaan Yehuda di selatan selama 40 tahun (ayat 1-8). Kedua, Yehezkiel juga diminta untuk makan dan minum seperti saat kota dikepung, yaitu roti dari campuran biji-bijian seberat 20 syikal (280 gram) dan air seperenam hin (1 liter) sehari. Umat yang dikepung akan mengalami kekurangan makanan dan penderitaan yang besar (ayat 9-11). Ketiga, Yehezkiel disuruh membakar roti itu di atas kotoran manusia, suatu kenajisan besar bagi orang Israel, apalagi bagi Yehezkiel. Karena itu, ia memohon supaya ia tidak hidup dalam kenajisan dan Tuhan memperbolehkan dia membakar rotinya di atas kotoran lembu (ayat 12-15). Sahabat, semua itu memperlihatkan dahsyatnya penghakiman Tuhan. Ketika yerusalem diserang dan penduduknya menderita, itulah saat Tuhan sendiri menghukum umat-Nya. Hal itu sangat penting karena sesungguhnya umat hidup dalam pemberontakan, sehingga mereka mengalami kejatuhan dan kesombongan mereka hancur di bawah penghukuman Tuhan. Mungkin kita berpikir bahwa Tuhan lebih beranugerah dalam masa Perjanjian Baru karena Ia tidak lagi menghukum umat-Nya seperti masa Perjanjian Lama. Seharusnya hal tersebut menyadarkan kita bahwa semakin besar anugerah, semakin tinggi standar yang dituntut. Jika umat Israel yang menerima hukum Taurat saja dihukum dengan begitu berat, apalagi kita yang telah menerima Injil Yesus Kristus (Ibrani 10:26-29). Sahabat, penghakiman yang sama seharusnya menimpa kita juga, tetapi Tuhan telah menebus dan menguduskan kita. Karena itu, jangan sampai kita menyia-nyiakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita. Heleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablahbeberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari Ibrani 10:26-29? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jika kita tidak ingin hidup kita sia-sia, maka jangan pernah menyia-nyiakan anugerah keselamatan dari Tuhan. (pg).

ReKat: STRENGTHEN by LOVE (18 Maret 2023)

Bacaan Sabda: Daniel 10:15 – 11:1 Dari hasil perenungan saya dari Bacaan Sabda, saya mendapatkan: Pesan yang saya peroleh dari perenungan firman Tuhan hari ini adalah : Di dunia yang semakin penuh dengan tantangan ini membuat orang semakin sulit untuk beradaptasi dengan lingkungannya, baik dalam pelayanan, pekerjaan maupun tempat tinggal yang baru. Yesus telah memberi keteladanan ketika Dia tumbuh dewasa. Menjadi orang yang dikasihi Allah, bukan berarti kita harus melupakan bagaimana kita harus bersikap terhadap sesama. Kita harus mengasihi Allah dengan segenap hati,segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan; serta mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri sendiri. Sebagai komunitas orang percaya, biarlah kita menjadi orang yang dikasihi oleh Allah dan disenangi oleh manusia dalam waktu yang bersamaan. Ketika kita mengizinkan Roh Kudus untuk berkarya dalam kehidupan kita dan kita bersedia membuka hati terhadap suara Tuhan, maka kita akan menjadi sosok yang dikasihi oleh Tuhan dan sekaligus disenangi oleh sesama. Dari 8 ayat dalam bacaan hari ini, ayat-ayat yang telah menghibur dan menguatkan iman saya adalah: Ayat 19: Kita tidak boleh takut, sebab Tuhan  akan memberi kesejahteraan dan kekuatan kepada kita saat kita menghadapi  pergumulan. Ayat 20: Malaikat Tuhan akan berperang melawan orang Persia. Ayat 21: Keberpihakkan Allah kepada Daniel dan umat-Nya, pasti terjadi, sebab Dia akan menepati janji-Nya yang tertulis dalam Kitab Kebenaran. Sesungguhnya Allah tidak hanya mengasihi Daniel saja, tetapi Dia juga mau mengasihi kita yang bersedia hidup di dalam kebenaran dan menaati Firman-Nya. (Swan Lioe)

Be The Guardian of Israel

MAKAN FIRMAN. Kisah berikut saya kutip dari batamnews: Kesha, seorang wanita berusia 34 tahun dari Chicago, Amerika Serikat telah mengalami kebiasaan yang sangat aneh selama 23 tahun terakhir. Ia kecanduan makan tisu toilet setiap hari. Gangguan makan ini dikenal sebagai xylophagia, yaitu kondisi dimana seseorang mengonsumsi jaringan. Dalam acara televisi “My Strange Addiction” di TLC, Kesha berbicara tentang kebiasaannya yang tidak biasa ini, dengan harapan dapat menyebarluaskan kesadaran tentang gangguan makan ini. Kesha mengaku mengunyah sekitar 75 lembar tisu setiap hari selama 23 tahun terakhir. Kesha makan tisu toilet sedangkan nabi Yehezkiel makan gulungan kitab (Yehezkiel 3:1-3). Kalau nabi Yehezkiel makan gulungan kitab untuk menggambarkan sebuah latihan rohani yang harus dilakukannya sebagai Penjaga Israel dan bukan makan kertas gulungannya seperti Kesha yang makan tisu toilet tersebut. Jika kita ingin menyatakan kebenaran Allah dengan penuh makna dankuasa, maka kita perlu menyediakan waktu agar firman itu memenuhi hati kita. Kita perlu merasakan dampak firman Allah. Kita harus mengizinkan firman-Nya menjadi bagian terpenting dari hidup kita. Jadikan firman Tuhan seperti makanan yang diserap sari-sari makanannya sehingga berguna untuk memberi tenaga dankekuatan tubuh dalam memberitakan kebenaran-Nya dan menjaga sesama. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yehezkiel dengan topik: “Be The Guardian of Israel (Menjadi Penjaga Israel)”, Bacaan Sabda diambil dari Yehezkiel 3:16-27. Sahabat, sesudah menenangkan diri dan memerhatikan situasi pelayanannya, Yehezkiel memperoleh penjelasan akan tugasnya. Dia bukanhanya diminta untuk berbicara menyampaikan Firman Allah, tetapi bertanggung jawab terhadap nyawa setiap umat yang belum mendapatkan peringatan darinya. Yehezkiel harus menyampaikan peringatan Allah kepada umat akan hukuman atas dosa atau perbuatan curang. Ia harus menyampaikan meskipun itu tidak ada seorang pun yang mau mendengarkannya. Seseorang yang telah diperingatkanitu dapat saja tetap dihukum atau kemudian dilepaskan. Yang terutama adalah Yehezkiel telah melakukan tugasnya sebagai PENJAGA ISRAEL (ayat 16-21). Setelah memperoleh penjelasan penugasannya, ia pun pergi ke lembah melihat kemuliaan TUHAN. Kesadaran akan kebesaran TUHAN yang telah memanggilnya membuatnya bersujud (ayat 22-23). Sahabat, TUHAN menetapkan bahwa Yehezkiel hanya boleh berbicara dan menempelak bangsa Israel pada waktu yang TUHAN tetapkan. Ia hanya menyampaikan Firman TUHAN. TUHAN tidak memaksakan kehendak-Nya kepada umat pilihan-Nya. Ia membiarkan setiap orang memilih mau atau tidak mau mendengarkan firman-Nya (ayat 24-27). TUHAN memerintah hamba-Nya untuk berbicara dan memberitakan firman-Nya apa adanya pada waktu yang Ia kehendaki. Apabila itu berupa teguran, maka harus disampaikan dan tidak perlu diperhalus apalagi dikurangi atau diganti. Hamba TUHAN tidak perlu ragu melihat situasi yang dihadapinya. Allah kita mulia dan besar serta sanggup menguatkan setiap hamba-Nya. Kerinduan Tuhan agar Yehezkiel menjadi penjaga bagi sesamanya ini juga kerinduan Tuhan bagi kita.  Inilah yang disebut Amanat Agung Tuhan!  Jika kita melihat orang lain jatuh dan hidup dalam kejahatan, sementara kita dengan sengaja membiarkannya, hal itu akan menjadi tanggung jawab kita di hadapanTuhan. Sudahkah kita mengerjakan tugas dari Tuhan tersebut? Haleluya! Tuhanitu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablahbeberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami tentang Menjadi Penjaga Sesama? Apa yang Sahabat pahami tentang Makan Firman? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan memerintahkankita untuk memiliki kepedulian terhadap keselamatan orang lain. (pg).