Called to Build and Plant
KENYAMANAN HIDUP. Ada cukup banyak orang yang menjadikan rasa nyaman menjadi tujuan hidupnya. Mereka berusaha sangat keras untuk mendapatkannya Mereka rela mengorbankan apapun untuk meraih tujuan hidupnya tersebut. Fokus pikiran dan langkah hidupnya diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Sesungguhnya kita perlu berhati-hati karena rasa nyaman justru bisa menjerumuskan kita bila kita tidak menyikapi rasa nyaman dengan bijak, waspada dan tegas. Kenyamanan, hidup tanpa masalah, sering kali menjadi musuh yang sangat berbahaya bagi orang percaya. Ada cukup banyak orang percaya jatuh dalam dosa bukan ketika dalam masalah atau tekanan, tetapi ketika dalam hidup nyaman. Ketika hidup nyaman, seringkali orang percaya hidupnya jauh dari Tuhan. Bahkan ketika hidupnya diberkati, fokus hidupnya justru lebih kepada kesenangan atau hal-hal duniawi. Berbeda ketika hidupnya dalam masalah dan tekanan, rajin berdoa, berseru-seru kepada Tuhan meminta pertolongan Tuhan. Sahabat, jika kita diperhadapkan pada pilihan, mau tinggal di tempat yang membuat kita dapat menikmati kenyamanan hidup, atau mau tinggal di tempat yang membuat kita terus menghadapi pergumulan dan tantangan, mana yang kita pilih? Tentu kita memilih tinggal di tempat yang membuat kita dapat menikmati kenyamanan hidup. Namun hal tersebut tidak dilakukan oleh nabi Yeremia. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: Called to Build and Plant (Dipanggil untuk MEMBANGUN dan MENANAM). Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 40:1-6. Sahabat, Yeremia yang sengsara sebagai tawanan tak bersalah akhirnya dibebaskan, bahkan diberi tawaran untuk bisa ikut ke Babel. Dengan pergi ke Babel, pastinya Yeremia akan mendapatkan kehidupan yang nyaman (ayat 4). Tetapi, dia juga boleh memilih untuk tetap tinggal di Yerusalem bersama orang-orang miskin yang tersisa di bawah kepemimpinan Gedalya (ayat 5). Ternyata Yeremia memilih untuk tinggal bersama rakyat yang menderita (ayat 6). Sahabat, mungkin kita berpendapat bahwa Yeremia bodoh. Dia bisa mendapatkan kenikmatan, perhatian, bahkan kekayaan. Selama ini nubuat yang dia sampaikan mendukung kekuasaan Babel, itu pasti menyukakan raja. Tak ada gunanya memilih hidup tidak nyaman bersama penguasa baru di tengah puing-puing kota dan orang-orang miskin lemah yang tersisa. Apakah salah jika dia memilih untuk pergi ke Babel? Bukankah kehancuran Yehuda adalah kehendak Allah dan telah tergenapi (ayat 2-3)? Inilah ketaatan luar biasa terhadap panggilan Tuhan. Yeremia dipanggil bukan hanya untuk mencabut dan merobohkan, membinasakan dan meruntuhkan, tetapi juga untuk MEMBANGUN dan MENANAM (Yeremia 1:10). Sahabat, bisakah kita bayangkan beratnya kehidupan Yeremia? Dia disalahpahami dan bisa dianggap tidak cinta negeri. Malahan dia menubuatkan kehancuran bangsanya dan kemenangan bangsa lain. Bisakah dibayangkan kesedihannya dalam menyampaikan nubuat yang membuatnya kehilangan orang-orang sebangsanya? Tetapi, dia tetap menaati panggilannya. Memang tidak semua orang dipanggil sama seperti Yeremia, tetapi setiap orang percaya pastilah Tuhan panggil untuk membangun dan menanam di tempat pelayanan kita masing-masing. Tidaklah mudah setia mengikuti panggilan Tuhan. Ada harga yang harus dibayar dan biasanya itu adalah kenyamanan hidup. Kenyamanan tidaklah negatif karena Tuhan juga menjanjikannya. Kenyamanan itu berkat Tuhan yang baik, tetapi pengalaman hidup saya bercerita bahwa kadang berkat yang baik itu harus kita relakan demi supaya kita dapat lebih lagi dipakai Tuhan. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini,, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?Apa yang Sahabat pahami dari kenyaman hidup? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jangan terlena dengan kenyamanan dan berkat yang berlimpah. Kita harus senantiasa berjaga-jaga. Tetap intim dengan Tuhan. (pg).