ReKat: STAY FAITHFUL (03 Maret 2023)

Bacaan Sabda: Yeremia 25:1-14 Dari hasil perenungan saya dari Bacaan Sabda, saya mendapatkan: Pesan yang saya peroleh dari perenungan Firman Tuhan pada hari ini adalah : Mengikut Tuhan itu perintahnya mudah,   namun banyak tantangan/kesulitan  yang harus kita hadapi. Amat disayangkan jika  banyak orang yang menyerah, padahal  Tuhan tidak membiarkan kita hidup dalam perjuangan yang sulit. Dia memberikan iman dan penyertaan bagi kita. Melayani pekerjaan Tuhan bukanlah suatu hal  yang ringan, sebab itu kita tidak dapat mengandalkan hanya pada kekuatan sendiri. Banyak pekerja di ladang Tuhan yang mengalami kemunduran dalam semangat pelayanannya akibat banyaknya tantangan dan tekanan yang mereka alami. Mari kita belajar dari nabi Yeremia yang telah melayani bangsanya selama 23 tahun, yang tetap kuat imannya, dia tidak menyerah sekalipun harus menghadapi bangsa Yehuda yang keras kepala dan menentangnya ketika Yeremia menyampaikan firman Tuhan kepada mereka. Hal ini disebabkan Yeremia yakin bahwa Tuhan memberi kekuatan iman serta penyertaan baginya. Pemahaman saya atas ayat 6 sebagai berikut:  Sekalipun Allah itu panjang sabar, sebagai orang percaya, jangan sampai kita meremehkan akan kebaikan-Nya. Ketika kita jatuh dalam perbuatan dosa, segeralah bertobat. Begitu juga pada saat kita mengalami tekanan hidup, janganlah sampai kita mudah menyerah, mundur dan meragukan kuat kuasa-Nya. Namun biarlah kita tetap memelihara iman kita, supaya kita tetap setia untuk mentaati akan perintah-Nya.  Tuhan tak akan tinggal diam, Dia telah berjanji untuk menyertai kita sampai kesudahan alam. (Swan Lioe)

The Samples of Unfaithfulness

JANGAN INGKAR JANJI. Jangan main-main dengan janji. Janji harus ditepati, bila tidak maka orang yang bersangkutan akan dicap sebagai pembohong. Orang yang mengingkari janjinya, tidak akan dipercaya lagi dan citra terhadap orang tersebut menjadi buruk, tidak hanya di hadapan manusia tetapi terlebih lagi di hadapan Allah. Pengalaman kita bercerita bahwa pengingkaran terhadap janji justru sering terjadi pada mereka yang memiliki kekuasaan. Mereka sering menganggap remeh suatu janji, apalagi janji dengan orang-orang yang tidak memiliki kekuasaan. Hal ini terjadi pada raja Zedekia, pemuka dan bangsa Israel. Mereka telah berjanji untuk melepaskan semua budak-budak yang mereka miliki seperti pesan yang Tuhan sampaikan kepada Yeremia. Tetapi kemudian mereka membatalkan janji yang telah mereka ikrarkan, mereka tidak mau melepaskan semua budak yang mereka miliki. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “The Samples of Unfaithfulness (Contoh Ketidaksetiaan)”. Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 34:1-22 dengan penekanan pada ayat 10-11. Sahabat, Tuhan berfirman kepada orang Israel melalui nabi Yeremia, untuk mengikat janji kepada segenap rakyat yang ada di Yerusalem untuk memaklumkan pembebasan, supaya setiap orang mau melepaskan budaknya bangsa Ibrani, baik laki-laki maupun perempuan sebagai orang merdeka, sehingga tidak ada seorangpun lagi yang memperbudak seorang Yehuda, saudaranya. Semula respons mereka luar biasa! Orang Israel, pemuka, ikut menyetujui akan janji itu di hadapan Tuhan (ayat 10). Sayangnya, mereka tidak setia pada janjinya (ayat 11). Itu contoh ketidaksetiaan. Hal itu menunjukkan bahwa pembebasan yang mereka lakukan semata-mata karena mereka panik akan hukuman Tuhan yang sedang menimpa mereka, bukan karena mereka menyadari dan menyesali kesalahan mereka. Tuhan tidak tinggal diam, Ia memberikan pelajaran bagi mereka yang tidak setia pada janjinya, “Dan Aku akan menyerahkan orang-orang, yang melanggar perjanjian-Ku dan yang tidak menepati isi perjanjian yang mereka ikat di hadapan-Ku, … pemuka-pemuka Yerusalem, pegawai istana, imam-imam dan segenap rakyat negeri …  akan Kuserahkan ke dalam tangan musuh dan ke dalam tangan orang-orang yang berusaha mencabut nyawa mereka, … mereka menjadi makanan burung-burung di udara dan binatang-binatang di bumi.” (ayat 18-20) Sahabat, keputusan itulah yang membuat firman Tuhan datang kepada Zedekia dengan tuduhan tentang ketidaksetiaannya kepada Tuhan. Pertama, ia menolak melaksanakan hukum Taurat yang merupakan undang-undang dari Tuhan untuk mengatur kehidupan bangsa Israel. Zedekia hanya mementingkan diri sendiri dan kelompok bangsawannya. Jelas sikap ini bukan sikap seorang raja-gembala bagi umat Tuhan. Kedua, ketidaksetiaan Zedekia merupakan pengkhianatan pada perjanjian Sinai, yang telah diikat Tuhan dengan umat-Nya. Perjanjian yang diteguhkan dengan suatu sumpah yang berat, seperti yang dijelaskan pada ayat 18-19 (bdk. Kejadian 15:9-11, 17-21). Ketika pihak-pihak yang berjanji, berjalan melewati potongan-potongan kurban yang dibakar oleh api, mereka sedang bersumpah bahwa yang berani melanggar janji tersebut, akan terbakar hangus seperti kurban yang dibakar tersebut. Setiap kita tentunya pernah mengambil sebuah komitmen di hadapan Tuhan, mungkin itu komitmen untuk hidup setia, komitmen untuk melayani, komitmen untuk mendukung pekerjaan Tuhan melalui apa yang kita miliki yang sering kita sebut janji iman. Ingat Sahabat , bahwa Tuhan tidak bisa dipermainkan. Mari kita ingat-ingat semua janji yang pernah kita katakan di hadapan Tuhan, mungkin ketika kita dibaptis, peneguhan sidi, pernikahan, peneguhan jabatan pelayanan dalam gereja atau yang lainnya, apakah kita masih setia kepada janji kita itu atau barangkali kita telah lupa. Ingat, Tuhan telah mendengar janji kita dan jangan sampai Dia menagihnya dengan sedikit “sentilan” atau cambuk atas diri kita. Demikian juga dengan janji kita kepada sesama, mungkin kepada orang tua kita, anak kita atau siapapun, kita harus setia pada janji itu. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami tentang janji? Apa akibatnya dengan ketidaksetiaan pada janji kita? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jangan permainkan Tuhan!  Cepat atau lambat ada akibat yang harus  kita tanggung! (pg).

God Arranges the Steps of our Lives

CATATAN SEJARAH. Sebuah catatan merupakan tulisan yang berisi rekaman suatu peristiwa dan berfungsi sebagai pengingat. Dalam catatan tersebut, semua bukti percakapan atau peristiwa tertentu didokumentasikan agar berguna bagi generasi selanjutnya. Dokumen itu menjadi catatan sejarah yang bisa direfleksikan pada kehidupan masa kini dan mendatang. Karena itu janganlah kita sekali-kali melupakan sejarah. Banyak hikmat dan kebenaran yang dapat kita pelajari melalui sejarah manusia. Banyak pemimpin bangsa yang pada akhirnya jatuh hanya disebabkan oleh kesombongan diri. Marilah kita belajar rendah hati, sebab segala prestasi dan keberhasilan sesungguhnya merupakan karya Tuhan dan akan dipakai untuk menjadi berkat bagi sesama.  Hari ini kita melanjutkan belajar dari kitab Daniel dengan topik: “God Arranges the Steps of our Lives (Tuhan Mengatur Langkah Hidup kita)”. Bacaan Sabda diambil dari Daniel 11:2-45. Sahabat, jalannya sejarah ada dalam kendali Allah. Di satu pihak, Allah berdaulat menjalankan kehendak-Nya. Di pihak lain, Ia memberi kebebasan kepada manusia untuk membuat keputusan. Oleh sebab itu, Dia hampir tidak pernah  mengintervensi secara langsung dan dramatis untuk membelokkan jalan sejarah secara ajaib. Setiap orang yang dipercaya menentukan jalan sejarah, berada di tangan-Nya dan boleh membuat keputusan secara bebas, namun juga secara bertanggung jawab kepada-Nya. Sahabat, Daniel  11:2-19 merupakan catatan sejarah yang penting bagi kita. Pasal ini menceritakan sejarah satu periode yang memiliki kaitan dengan penglihatan yang terdapat dalam pasal 8. Pada bacaan kita pada hari ini, selubung yang menutupi penglihatan Daniel sedikit demi sedikit mulai terkuak. Dengan gamblang dijelaskan bahwa ada empat raja yang akan bangkit dari kerajaan Persia. Raja yang keempat akan memiliki kekuasaan besar untuk menggempur kerajaan Yunani (2). Coba lihat,  bagaimana Allah begitu berkuasa mengatur peristiwa yang terjadi. Ada seorang raja yang gagah perkasa, yang akan memerintah dengan kekuasaan yang besar dan akan berbuat sekehendaknya (ayat 3). Ayat tersebut merupakan nubuat tentang raja Aleksander Agung yang tak terkalahkan. Sahabat, sejarah mencatat keunggulannya dalam peperangan dan wilayah kekuasaannya yang luas. Tetapi, apa yang terjadi setelah kematiannya? Ayat 4 menjelaskan: “Tetapi baru saja ia muncul, maka kerajaannya akan pecah dan terbagi-bagi menurut keempat mata angin dari langit, …” Sejarah mencatat bahwa sesudah kematiannya, empat kerajaan timbul sebagai gantinya (Daniel 8:8). Cassander memperoleh Makedonia dan Yunani. Lysimachus memperoleh Trakea dan Bitinia. Seleukus memperoleh Siria, Babel dan negara-negara lain di bagian Timur, sedangkan Ptolemeus tetap memiliki Mesir. Apa yang dijelaskan Daniel dalam mimpi Nebukadnezar (pasal 2) dan melalui penglihatannya tentang domba jantan dan kambing jantan, keempat tanduk dan tanduk kecil (Daniel 8), semuanya digenapi dalam sejarah manusia. Sahabat, jangan takut menjalani hidup sebab TUHAN MENGATUR  LANGKAH HIDUP KITA. Kejahatan apa pun yang dirancang orang dalam hidup kita tidak akan terwujud bila Tuhan tidak mengizinkannya. Jalannya sejarah ada di tangan Tuhan. Berserah dan berharaplah hanya kepada Dia saja. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat dapatkan dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami tentang Sejarah? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepda-Nya.” (Mazmur 37:23). (pg).