Believe Without Proof

JANJI ADALAH HUTANG. Mungkin ada diantara yang  sering mendengar ungkapan tersebut. Ungkapan tersebut ingin mengingatkan, kalau kita sudah berjanji, itu berarti bak  orang yang punya hutang, punya kewajiban membayarnya atau melunasinya; diminta atau tidak, dipaksa atau tidak. Dengan demikian kita perlu mempunyai kesadaran diri untuk melakukan apa yang kita janjikan. Janji itu perlu diwujudkan pada saatnya. Tuhan telah membuat perjanjian dengan bangsa Israel bahwa Tuhan akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Nya. Tuhan tetap setia menepati janji-Nya kepada Israel sekalipun Israel sudah memberontak bahkan berkhianat. Dia adalah Allah yang setia kepada perjanjian-Nya.  Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “Believe Without Proof (Percaya Walau Tanpa Bukti)”. Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 33:1-13. Sahabat, ketika seseorang berjanji, kita membutuhkan bukti bahwa janji itu akan ditepati. Tanpa bukti, kita akan menyerah dan tidak percaya lagi terhadap janji tersebut. Tetapi, tidak demikian dengan Yeremia. Nabi Yeremia masih ada dalam kurungan ketika Tuhan kembali berfirman kepadanya. Bacaan kita pada hari ini menegaskan sekali lagi akan janji pemulihan bangsa Israel. Allah akan kembali memulihkan kota-kota Israel. Allah akan memulihkan kesehatan dan keamanan bangsa itu. Bahkan, Allah akan menahirkan bangsa itu dari dosa mereka. Bangsa itu akan kembali memuji Tuhan karena perbuatan Tuhan yang menyelamatkan dan memulihkan mereka (ayat 5-11). Sahabat, bangsa Israel masih dalam keadaan aman ketika nubuat ini disampaikan oleh Yeremia. Mereka belum merasakan pembuangan ke Babel. Tetapi, Tuhan telah menyatakan janji-Nya dua kali untuk menunjukkan betapa Allah mengasihi umat-Nya (ayat 1). Dalam penghukuman Allah, terlihat akan kasih dan anugerah-Nya. Allah menginginkan kehidupan yang penuh berkat bagi umat-Nya. Allah tidak akan membiarkan umat-Nya dipermalukan. Semua ini demi nama Tuhan sendiri. Umat-Nya akan hidup dalam kelimpahan berkat (ayat 12-13). Apakah kita pernah meragukan janji penyertaan Tuhan? Mari kita belajar dari Yeremia tentang bagaimana Tuhan sendirilah yang menyatakan janji-Nya. Yeremia masih dalam keadaan terkurung dan belum ada tanda-tanda dari nubuat kejatuhan bangsa Israel. Tetapi, Tuhan menyatakan janji pemulihan-Nya hingga dua kali. Yeremia tetap percaya akan janji Tuhan. Sahabat, dalam hal apa kita membutuhkan janji penyertaan Tuhan saat ini? Apa yang akan membuat kita yakin? Firman Tuhan bagi kita hari ini mengingatkan bahwa keyakinan kita pada janji penyertaan Tuhan bukan didasarkan pada bukti-bukti yang terlihat, tetapi pada Tuhan sendiri yang menyatakan janji-Nya. Mungkin kita belum melihat tanda-tanda apa pun, bahkan kita masih berada dalam keadaan yang tidak pasti, tetapi kita percaya setiap janji Tuhan akan digenapi. Sebab, Tuhan sendirilah yang menyatakannya bagi kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Dari 13 ayat dalam bacaan kita pada hari ini, ayat yang mana yang telah menghibur dan menguatkan iman Sahabat? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Dengan keyakinan yang kokoh kita tahu bahwa Allah telah menyediakan jalan keluar atas setiap persoalan yang kita hadapi, tidak peduli sebesar apapun persoalan itu. (pg).

STRENGTHEN by LOVE

DIKASIHI TUHAN. Di dunia yang semakin egois, tantangan hidup semakin berat, orang semakin sulit beradaptasi dengan sekitarnya. Seringkali sulit bagi kita untuk dapat menyesuaikan diri dengan satu lingkungan yang baru. Apakah itu di dunia pelayanan, pekerjaan atau tempat tinggal. Yesus memberikan sebuah keteladanan ketika Dia tumbuh dewasa. Menjadi seorang yang dikasihi Allah bukanlah berarti kita harus melupakan bagaimana kita harus bersikap terhadap sesama. Dua hukum yang paling mendasar jelas mengatakan bahwa kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan, dan mengasihi sesama manusia seperti bagaimana kita mengasihi diri sendiri. Sangat penting bagi kita sebagai komunitas orang-orang percaya untuk dikasihi Tuhan dan disenangi manusia pada saat bersamaan. Sebagian orang berkata bahwa hal tersebut sulit, tapi sebenarnya tidaklah demikian. Dengan bercermin pada pribadi Yesus dan beberapa tokoh-tokoh lain yang ada di dalam alkitab, kita tahu bahwa hal tersebut tidaklah sulit. Jika kita mengizinkan Roh Kudus bekerja dalam diri kita, dan kita mau membuka hati terhadap suara Tuhan, kita bisa menjadi sosok yang dikasihi Tuhan sekaligus disenangi sesama. Kita dapat dikuatkan oleh perhatian dan kasih Tuhan yang disalurkan melalui sesama. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Daniel dengan topik: “STRENGTHEN by LOVE (DIKUATKAN oleh KASIH)”. Bacaan Sabda diambil dari Daniel 10:15 – 11:1. Sahabat, pengalaman dikasihi merupakan pengalaman yang berharga dan indah. Saat seseorang merasa dirinya dikasihi, dalam dirinya akan timbul kegembiraan, keberhargaan, kekuatan, dan sebagainya. Ia merasa hidupnya menjadi bermakna, baik bagi dirinya maupun orang lain. Daniel berbahagia saat ia mendengar dirinya dikasihi oleh Allah. Ucapan tersebut  memberinya kekuatan karena hidupnya berharga di mata Allah (ayat 19). Beda halnya ketika ia mengetahui bagaimana nasib akhir dari bangsanya pada akhir zaman. Daniel hanya bisa tertunduk mukanya ke tanah dan lidahnya menjadi kelu terkejut atau ketakutan (ayat 15). Lalu sosok yang menyerupai manusia datang kepada Daniel dan menyentuh bibirnya agar ia dapat berbicara (ayat 16). Setelah bisa berbicara, Daniel mengungkapkan alasan mengapa ia menjadi kelu. Secara mental ia merasa terpukul saat mengetahui makna dari penglihatan itu yang akan terjadi pada masa depan (ayat 16). Selain itu, penglihatan tersebut banyak menguras tenaga Daniel sampai ia sulit bernafas (ayat 17). Sosok yang menyerupai manusia itulah yang memulihkan Daniel. Ia juga menyemangati Daniel untuk tidak cepat putus harapan (ayat 19). Kata-kata bahwa dirinya dikasihi Allah merupakan obat mujarab yang mampu menguatkan hati dan menyegarkan pikirannya. Sebab, Allah yang mengasihinya adalah Pribadi yang ikut serta dalam pergumulannya. Buktinya sosok yang menyerupai manusia itu mau berperang dengan bangsa Persia (ayat 20). Keberpihakan Allah kepada Daniel dan umat-Nya pasti terjadi karena Ia selalu menepati janji-Nya yang tertulis dalam Kitab Kebenaran (ayat 21). Sahabat, sesungguhnya Allah tidak hanya mengasihi Daniel, tetapi juga kita yang mau hidup benar di hadapan-Nya. Kasih Allah yang dinyatakan kepada kita bukanlah sekadar janji kosong, melainkan tindakan nyata. Ia membela, meneguhkan, dan menguatkan yang lemah dan tertindas. Karena itu, sudah sepatutnya kita mengejar hidup takut akan Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Dengan cara itu, kita menjadi tangan Allah untuk menghadirkan kepedulian dan kasih Tuhan bagi semua orang. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Dari 8 ayat dalam bacaan kita pada hari ini, ayat yang mana yang telah menghibur dan menguatkan iman Sahabat? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Sebagai orang yang dikasihi Tuhan, kita harus mencamkan firman-Nya supaya mendapat kekuatan, tidak takut menghadapi kesulitan hidup, dan mengerti rahasia yang akan terjadi pada masa mendatang. (pg)

Daniel’s Prayer Answer

TETAPLAH BERDOA. Doa bukan jalan terakhir. Doa harus menjadi yang pertama dan utama. Jadi keliru jika kita baru ingat berdoa hanya ketika butuh atau kepepet. Juga keliru, kalau kita baru berdoa setelah usaha yang  lain-lain tidak membawa hasil. Itu sama saja dengan memperlakukan Tuhan sebagai penjaga gudang. Tempatnya di pojok, dipanggil sesekali kalau sedang dibutuhkan. Doa kadang memang tidak melepaskan kita dari masalah, tetapi doa dapat memberi kita kekuatan untuk menghadapi masalah. Tuhan Yesus tetap harus melewati jalan perderitaan, via dolorosa.  Tetapi berkat doa, Dia dapat melaluinya dengan hati teguh dan dalam penyerahan diri kepada Allah Bapa-Nya di Surga. Doa bukan sekadar soal kata-kata, tetapi juga soal tindakan. Terwujudnya sebuah doa seringkari merupakan kerja sama antara anugerah Tuhan dan usaha manusia. Percuma, misalnya, kita berdoa supaya terhindar dari pencobaan, tetapi kita terus nyerempet-nyerempet bahaya. Percuma kita berdoa supaya mendapat pekerjaan, tetapi kita tidak mau mencarinya. Percuma kita berdoa supaya orang-orang miskin ditolong, tetapi kita sendiri tidak mau menolong orang yang di depan kita yang  jelas-jelas membutuhkan bantuan. Karena itu tetaplah berdoa. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Daniel dengan topik: “Daniel’s Prayer Answer (Jawaban Doa Daniel)”. Bacaan Sabda diambil dari Daniel 9:20-27. Sahabat, ketika kita sedang   di perantauan, terkadang muncul gejala yang disebut homesick (rasa rindu pada kampung halaman). Apalagi ketika situasi di perantauan sedang tidak menyenangkan, maka kerinduan pada kampung halaman terasa menyesakkan dada. Gejala semacam itu muncul pada diri Daniel yang rindu akan negerinya (Kerajaan Yehuda). Perasaan kangennya bercampur haru dalam doanya. Tidak lama kemudian malaikat Gabriel kembali menemui Daniel (ayat 21). Sebagai utusan Allah, Gabriel datang untuk menyampaikan berita bahwa doa Daniel dikabulkan Allah. Ia akan menganugerahkan akal budi untuk mengerti kebijaksaan kepada Daniel (ayat 23). Sebagai orang yang dikasihi Allah, Daniel diminta untuk fokus pada firman dan penglihatan itu dengan saksama. Sahabat, dalam penglihatan tersebut,  Daniel melihat deretan angka, yaitu: Tujuh puluh kali tujuh masa (ayat 24), enam puluh dua kali tujuh masa (ayat 26), dan satu kali tujuh masa (ayat 27). Deretan angka tersebut menandakan peristiwa yang bakal terjadi pada Bait Allah. Ketiga peristiwa itu memperlihatkan kehancuran dan pemulihan Bait Allah di Yerusalem. Karena itu, Daniel merasa perlu untuk TETAP BERDOA  kepada Allah. Doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh memampukannya menghadapi berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya di negeri Babel. Melalui doanya, Daniel belajar MEMPERTAHANKAN IMAN  karena ia yakin bahwa Tuhan senantiasa menjawab doanya. Sahabat, dalam bacaan kita pada hari ini,  kita diajak untuk MENGHAYATI KEHIDUPAN DOA  bersama Allah. Dalam doa, umat menyatakan pengakuan dosanya. Pengakuan itu mendatangkan pemulihan Allah dan pembaruan hidup. Melalui doa, umat juga mendapat peneguhan Allah yang dinyatakan melalui kebenaran-Nya yang ada dalam Alkitab. Sebab itu, BERDOA  dan MEMBACA ALKITAB merupakan  TINDAKAN KONKRET  yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang percaya. Melalui doa dan membaca Alkitab, umat ditegur dan diingatkan untuk tidak hidup dalam dosa. Umat juga dikuatkan bahwa Allah yang penuh kasih dapat dijadikan BATU SANDARAN  yang TEGUH. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawabalah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang dapat Sahabat peroleh dari bacaan kita pada hari ini? Dari 8 ayat dalam bacaan kita pada hari ini, ayat yang mana yang telah menghibur dan menguatkan iman Sahabat? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jangan pernah menyerah pada keadaan, justru dalam kondisi sulit kita harus terus mencari Dia, seperti yang dilakukan Daniel. (pg).

Silver Lining the Clouds

KEKUASAAN. Sahabat, kekuasaan biasanya membuat telinga manusia menjadi tuli dan hati nuraninya tumpul. Menghalalkan segala cara: Otoriter, korupsi, manipulasi, angkuh, tidak peduli dengan orang lain bahkan mengorbankan dan menindas orang lain. Semua telah menjadi nilai-nilai yang lumrah. Cukup banyak manusia telah menjadikan kekuasaan sebagai tujuan akhir, padahal kekuasaan adalah alat untuk meraih kesejahteraan bersama, bukan kesejahteraan diri sendiri. Ketika Tuhan menganugerahkan suatu kekuasaan atau kewenangan kepada kita maka jadikanlah itu sebagai  sarana untuk melayani dan menolong sesama. Sesungguhnya kekuasaan adalah berkat Tuhan yang harus disyukuri, dimanfaatkan dan dikendalikan sebaik-baiknya. Kalau saat ini kita memiliki kekuasaan, baik di dalam keluarga, dalam pekerjaan, dalam usaha maupun dalam pelayanan, semua Tuhan berikan untuk kita melayani dan membuat kesejahteraan masyarakat. Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Daniel dengan topik: “Silver Lining the Clouds (Selalu ada Makna dibalik Setiap Peristiwa)”. Bacaan Sabda diambil dari Daniel 8:1-27 dengan penekanan pada ayat 4. Sahabat, dalam mimpinya, Daniel mendapatkan penglihatan yang aneh dan membingungkan. Ia melihat domba jantan yang dihancurkan oleh kambing jantan (ayat 1-14). Ia berupaya untuk memahami dengan akal budinya, namun semua itu sia-sia (ayat 15). Ia pun bertanya kepada Allah yang merupakan sumber segala pengetahuan dan hikmat. Harapannya terwujud ketika di hadapannya muncul seorang dengan rupa laki-laki. Ternyata lelaki itu adalah seorang malaikat yang bernama Gabriel (ayat 16). Nama Gabriel berarti Allah itu perkasa. Sahabat, penjelasan Gabriel tentang penglihatan itu membuat Daniel sungguh terkejut. Sebab apa yang dilihatnya dalam mimpinya adalah peristiwa akhir zaman (ayat 17). Tanpa disadari, Daniel jatuh pingsan dengan posisi tertelungkup ke tanah. Dengan segera malaikat Allah menyadarkan Daniel dan membantunya untuk berdiri supaya bisa mendengarkan penjelasan hingga tuntas (ayat 18). Inti penjelasannya adalah menjelang akhir zaman akan timbul pertikaian antarbangsa. Dalam kondisi yang kacau akan muncul seorang penguasa yang zalim dan licik. Ia memakai akal bulusnya untuk menghasut dan menghancurkan lawan politiknya agar kekuasaannya menjadi semakin besar. Tak segan-segan ia menganiaya dan membinasakan orang-orang kudus Allah (ayat 20-25). Malaikat Gabriel pun menyampaikan pesan kepada Daniel agar menyembunyikan penglihatan tersebut karena hal itu menyangkut rahasia akhir zaman (ayat 26). Merahasiakan sebuah penglihatan bukan hal yang mudah. Sebab menyimpan rahasia yang besar seperti itu menjadi beban yang menguras tenaga dan melelahkan hati, pikiran, dan jiwa. Tidak heran kalau kondisi fisik Daniel lemah dan ia jatuh sakit selama beberapa hari lamanya (ayat 27). Sahabat, penglihatan Daniel tentang domba jantan dan kambing jantan berbicara tentang kerajaan-kerajaan dunia yang berkuasa dan kekuasan kerajaan ini silih berganti memerintah di dunia ini. Hal ini mengingatkan kita bahwa kekuasaan tidak untuk selama-lamanya, apalagi jika kekuasaan itu diwarnai dengan kesombongan, kebencian, kesewenang-wenangan, keserakahan, kepentingan diri sendiri Sahabat, mencari makna atas sebuah peristiwa dalam hidup terkadang sangat melelahkan. Saat mengalami kondisi seperti itu kita membutuhkan dukungan orang lain dan kekuatan dari Allah. Karena itu, carilah Tuhan maka Ia akan menghadirkan utusan yang akan menjadi MALAIKAT PENOLONG  untuk mendampingi, menopang, dan meneguhkan kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Dari 27 ayat dalam bacaan kita pada hari ini, ayat yang mana yang telah menghibur dan menguatkan iman Sahabat. Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Masa depan kita tetap berada di dalam kendali Allah, Sang Penguasa Sejarah. (pg).

God is The Assurance of our Future

LANGKAH IMAN. Ada beberapa pertimbangan ketika kita hendak membeli sebidang tanah. Aspek utama tentu saja tentang lokasi dan lingkungannya, status tanah, dan prospek tanah itu beberapa tahun ke depan. Ketika salah satu pertimbangan itu tidak terpenuhi, biasanya kita urung membelinya, mengingat pertimbangan-pertimbangan tersebut merupakan pedoman dasar ketika kita akan membeli sebidang tanah. Perintah Tuhan itu kadang bertolak belakang dengan logika kita, tetapi saat kita menaatinya, kita akan menikmati janji Tuhan karenanya. Yeremia diperintahkan Tuhan untuk menebus ladang dari sepupunya di Anatot. Padahal di masa pemerintahan Zedekia, Babel sedang mengancam Yerusalem agar takluk dan tidak memberontak. Yeremia sudah mendapatkan firman Tuhan bahwa Nebukadnezar akan menawan Zedekia dan menaklukkan Yerusalem. Dalam situasi seperti itu sungguh tidak menguntungkan menanam investasi berupa tanah. Siapa berani menjamin bahwa tanah tersebut akan tetap dapat dimiliki? Bagaimana kalau pasukan Babel menjarah tanah tersebut. Namun itulah perintah Tuhan dan Yeremia patuh. Surat-surat kepemilikan tanah itu kemudian disimpan dalam sebuah bejana tanah, supaya terpelihara dan kemudian hari bisa dimanfaatkan. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “God is The Assurance of our Future (Tuhan adalah Jaminan Masa Depan Kita)”. Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 32:26-44. Sahabat, rancangan Tuhan ialah rancangan damai sejahtera dan bukan kecelakaan, walaupun pengalaman kalah dari musuh bahkan ditawan dan dibuang ke negeri musuh seolah kecelakaan besar. Ternyata di mata Tuhan, itu bukan akhir segalanya, bahkan itu bukan suatu celaka. Sahabat, berulang kali Tuhan, melalui Yeremia, telah memberitahu umat Yehuda bahwa pembuangan ke Babel merupakan rancangan Tuhan demi menegakkan keadilan-Nya. Namun, dengan tetap menyatakan kasih-Nya. Umat yang berdosa memang harus dihukum. Sekali lagi, dosa-dosa umat-Nya dipaparkan dengan begitu gamblang (ayat 30-35), sehingga penghukuman berupa pembuangan ke Babel sebenarnya masih ringan. Bukankah seharusnya mereka dimusnahkan? Akan tetapi, pembuangan ke Babel juga harus dilihat dari perspektif kasih Allah. Karena Allah mengasihi umat-Nya maka Ia mau memurnikan mereka. Pembuangan ke Babel merupakan sarana pemurnian bagi umat-Nya. Dengan dilucuti dari semua hak dan fasilitasnya, umat Israel jadi hanya bisa bergantung kepada Tuhan. Memang mereka direndahkan dan dihinakan, tetapi tujuannya supaya kelak mereka bisa menerima kemuliaan. Maka selesai penghukuman, Allah bertindak memulihkan (ayat 36-41). Itulah bukti bahwa Allah tidak pernah berhenti mengasihi mereka. Maka perintah Tuhan agar Yeremia membeli tanah ladang menjadi masuk akal. Rancangan Allah sudah jelas. Justru pembelian ladang tersebut merupakan tanda kepastian bahwa umat-Nya akan dipulihkan, tanah yang ditinggal tandus selama masa pembuangan akan kembali laku dijual pada hari pembebasan itu (ayat 42-44). Sahabat, saat kita tidak memahami maksud Tuhan di dalam perintah-Nya yang harus kita laksanakan, maka laksanakan saja! Ketahuilah bahwa Tuhan memiliki maksud dan rencana yang tidak mungkin salah. Pada waktunya akan terbukti bahwa keputusan-Nya tak pernah keliru, bahkan kita yang percaya dan taat akan diberkati. Suatu bukti lagi bahwa Allah dapat kita ANDALKAN dan menjadi JAMINAN masa depan hidup kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Dari 19 ayat dalam bacaan kita pada hari ini, ayat yang mana yang telah menghibur dan menguatkan iman Sahabat? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tetaplah setia dan taat firman, walau kadang kita tidak mengerti bahkan merasa perintah Tuhan tidak cocok dengan situasi dan kondisi kita saat ini. (pg).