ENGKAU mendekat ketika aku memanggil-Mu. Meme Firman Hari Ini (03 Maret 2023).
Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Meme Firman Hari Ini (02 Maret 2023).
ReKat: The Word of God is Like FIRE (25 Februari 2023)
Bacaan Sabda: Yeremia 23:25-32 Dari hasil perenungan saya dari Bacaan Sabda, saya mendapatkan: Pesan yang saya dapatkan dari perenungan firman Tuhan pada hari ini adalah: Tuhan mengibaratkan firman-Nya laksana api yang dapat memberi dampak yang berbeda bagi masing-masing pribadi. Firman Tuhan dapat memurnikan kehidupan, namun juga dapat menghanguskan dosa; semuanya tergantung dari diri kita sendiri. Firman Tuhan laksana api , yang berarti firman-Nya menerangi kehidupan kita bagaikan pelita yang menuntun kita agar tidak terpelosok di dalam dunia yang telah diliputi oleh kegelapan. Firman Tuhan juga memberi kehangatan dan menambah semangat yang baru pada jiwa kita yang telah mulai lelah dan putus asa karena adanya beban persoalan yang menindih kehidupan kita. Dari ayat 25-29, saya peroleh bahwa pada zaman Yeremia, banyak bermunculan nabi-nabi palsu yang bernubuat atas nama Tuhan dan memberi pengajaran yang berasal dari rekaan hatinya sendiri dan bukan dari Tuhan. Mereka berusaha untuk menyesatkan umat-Nya melalui pengajaran mereka. Tuhan menjadi geram melihat perbuatan para nabi palsu tersebut. Tuhan mengetahui akan tipu daya yang mereka lakukan. Ingatlah, Api Tuhan akan menguji semua perbuatan manusia. (Swan Lioe)
GOD, The Master of Eternity
KEABADIAN. Janganlah bersandar pada kekuatan atau kemampuan manusia yang fana, tetapi bersandarlah pada Tuhan yang kekal, yang kuat dan perkasa. Wikipedia bahasa Indonesia memberi informasi bahwa keabadian atau kekekalan secara harfiah ialah sebuah satuan waktu yang tidak ada batasnya, atau waktu yang tidak berhingga, seperti yang diungkapkan dalam ungkapan perdamaian yang abadi, atau istirahat yang abadi. Dalam pengertian falsafi dan agama yang dimaksudkan adalah sebuah realita transendental yang tidak sama dengan realita yang biasa. Bila kata keabadian diterapkan kepada sifat Ilahi, maka tidaklah cukup hanya pengertiannya sebagai perpanjangan waktu sehingga berlangsung tanpa akhir. Keabadian Ilahi adalah suatu keberadaan yang tanpa awal dan tanpa akhir, serta tak mengandung perubahan maupun urutan dalam waktu. Keabadian Ilahi berada di luar dimensi waktu. Pengertian Keabadian Ilahi ini sukar dipahami oleh manusia sepenuhnya, karena manusia sendiri berada dalam dimensi waktu, dan apa yang ditangkap oleh manusia mengenai keabadian hanyalah secara analog. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Daniel dengan topik: “GOD, The Master of Eternity (TUHAN Sang Pemilik Keabadian)”. Bacaan Sabda diambil dari Daniel 7:1-28. Sahabat, meninggalnya Raja Nebukadnezar memiliki arti penting bagi bangsa Israel, sebab nubuat tentang kerajaan abadi yang akan didirikan oleh Allah secara bertahap akan tergenapi (bdk. Daniel 2:44). Karena itu, pada paruh kedua Kitab Daniel, tulisannya bersifat apokalips (wahyu). Isinya adalah tentang berbagai penglihatan yang diterima Daniel. Dalam tulisannya, kita menjumpai gambaran tentang keberpihakan Allah terhadap umat-Nya dalam berbagai macam simbol. Pelbagai simbol dalam Kitab Daniel menyamarkan berbagai tokoh dan kejadian sesuai dengan konteks waktu itu. Setelah Nebukadnezar wafat, Belsyazar dilantik sebagai raja. Pada tahun pertama pemerintahan Belsyazar, Daniel bermimpi dan mendapat berbagai penglihatan. Ia melihat laut besar yang diguncangkan oleh keempat angin (ayat 2). Gambaran itu memperlihatkan bahwa dunia akan mengalami kekacauan. Lalu, tampaklah empat binatang besar yang naik dari dalam laut dalam rupa yang berbeda-beda (ayat 3-7). Bentuk binatang tersebut sangat menyeramkan dan menakutkan. Perilaku mereka ganas dan kejam. Keempat binatang besar itu melambangkan empat kerajaan yang akan muncul silih berganti menguasai dunia. Binatang pertama menggambarkan kerajaan Babel (bdk. Daniel 2:36-38); yang kedua menunjuk kepada kerajaan Media; yang ketiga menerangkan kerajaan Persia; dan yang keempat melukiskan kerajaan Yunani. Selanjutnya Daniel juga melihat bahwa takhta tersebut diletakkan dan diduduki oleh Yang Lanjut Usianya dengan pakaiannya putih seperti salju. Semua takhta itu menjadi milik Allah (ayat 9-10). Semua kerajaan yang tadinya berebut dan saling membunuh akan dihukum oleh Allah (ayat 11-12). Dalam penglihatan itu, tampak pula seorang anak manusia datang dengan awan-awan dari langit. Allah menganugerahkan kerajaan dan kekuasaan abadi kepada Anak itu (ayat 13-24). Sahabat, dunia selalu mengalami perubahan dan menuju kehancuran. Hanya Allah yang abadi dan tidak berubah. Mereka yang percaya kepada Kristus tidak akan mengalami kebinasaan kekal, melainkan kehidupan abadi. Tuhan adalah pemegang sejarah kehidupan. Sehebat apa pun kekuasaan yang dibangun oleh manusia, tidak akan pernah abadi dibanding kekuasaan Tuhan. Orang-orang yang memanfaatkan kekuasaan dengan segala keangkuhan dan kesombongan pun pada akhirnya akan berlalu dan sia-sia. Sungguh, di bawah kolong langit ini tiada yang abadi selain Tuhan dan kasih setia-Nya. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh berdasarkan hasil perenunganmu pada hari ini? Dari 28 ayat dalam bacaan kita pada hari ini, ayat mana yang telah menghibur dan menguatkan iman Sahabat? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Sejarah akan mencatat bahwa hanya pemerintahan Allah saja yang kekal dan tidak bisa digantikan oleh kuasa dari dunia. (pg).
Absolute Assurance
DIKHIANATI. Sahabat, dikhianati dengan ingkar janji adalah hal yang menyakitkan dan biasanya manusia merasa dendam atau paling tidak sakit hati, dan itu nampak dari sikap enggan untuk menyapa, berbicara atau bertemu dengan orang yang dirasa mengkhianati. Bagaimana dengan Allah? Israel sudah mengingkari perjanjian dengan Allah. Mereka memberontak kepada Allah. Allah memang marah namun Ia tidak meninggalkan sifat kasih-Nya kepada dunia ini, termasuk kepada Israel dan Yehuda, bangsa yang nenek moyangnya mengkhianati Allah. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “Absolute Assurance (Jaminan yang Pasti)”. Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 31:1-40. Sahabat, hukuman keras yang Tuhan jatuhkan pada umat-Nya menimbulkan ratap tangis berkepanjangan karena sepertinya sudah tidak ada pengampunan lagi (ayat 15). Ungkapan Rahel menangisi anak-anaknya (Yusuf di Utara dan Benyamin di Selatan/Yehuda), menyatakan kedukaan yang sangat dalam bagi segenap umat Israel. Israel Utara telah lebih dahulu menerima penghukuman Tuhan dengan diserakkan ke penjuru dunia. Sepertinya tidak ada lagi harapan akan dipulihkan. Kini Yehuda pun akan dihancurkan. Sesungguhnya di mata Allah yang penuh kasih kekal, setiap pukulan mewakili pedihnya hati Bapa yang terluka oleh dosa anak-anak-Nya yang sebenarnya disayangi-Nya (ayat 20). Tujuan penghukuman Allah tidak dimaksudkan untuk menghancurkan melainkan agar umat menyadari kesalahan, kapok berbuat dosa, dan akhirnya bertobat. Oleh karena itu, betapa lega hati Tuhan ketika mendengar pengakuan umat-Nya bahwa mereka memang telah berdosa terhadap-Nya dan sekarang dengan penyesalan mereka berbalik kepada Tuhan untuk memohonkan pengampunan (ayat 18-19). Dengan demikian masih ada harapan untuk mereka karena Allah akan mengampuni dalam memulihkan (ayat 16-17). Rahel tak perlu menangis lagi karena anak-anaknya akan hidup kembali! Sahabat, setelah Allah menyatakan janji pemulihan atas bangsa Israel, Allah menyatakan JAMINAN atas JANJI itu (ayat 37). Seperti pastinya matahari menyinari siang serta bulan dan bintang menerangi malam, demikianlah perkataan Tuhan adalah PASTI. Tuhan akan kembali memulihkan keadaan bangsa Israel (ayat 38-40). Kota itu akan berdiri selamanya dan tidak akan diruntuhkan. Pernyataan itu menunjuk kepada pembebasan bangsa Israel dari Babilonia dan pembangunan kembali kota Yerusalem. Setelah genap 70 tahun pembuangan bangsa Israel, mereka akan kembali ke Yerusalem di bawah pimpinan Ezra dan kemudian Nehemia. Sahabat, sesungguhnya pernyataan Tuhan ini tidak hanya merujuk kepada bangsa Israel, tetapi juga Gereja sebagai umat Tuhan yang telah dipulihkan. Yerusalem bukan lagi kota secara fisik di daerah Timur Tengah, melainkan kota Allah di mana umat Allah menyatakan penyembahan kepada-Nya. Setiap kali kita melihat matahari saat siang serta bulan dan bintang saat malam, kita akan mengingat bahwa SEGALA KETETAPAN ALLAH akan TERJADI. Allah senantiasa mengingat janji-Nya. Jadi, kita tidak hanya diselamatkan dan diikat kembali dalam ikatan perjanjian, tetapi sekaligus dijamin oleh Tuhan sendiri. Hidup dalam jaminan Tuhan yang pasti membuat kita senantiasa hidup tenang dan penuh keyakinan. Janji Tuhan tidak dipengaruhi oleh kondisi kita. Apa pun yang kita alami saat ini, mungkin kita sedang sakit, mengalami kesusahan, atau menghadapi pergumulan berat, ingatlah bahwa JANJI Tuhan adalah PASTI. Inilah pengharapan kita yang kuat sebagai orang percaya, bahwa tidak ada satu pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Dari 40 ayat dalam bacaan kita pada hari ini, ayat yang mana yang telah menghibur dan menguatkan iman Sahabat. Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Hidup dalam janji Tuhan yang pasti mendorong kita untuk tidak mudah menyerah dan putus asa. Dalam keadaan apa pun kita senantiasa hidup dalam penyerahan diri kepada Tuhan. (pg).
There is RESTORATION in GOD
PEMULIHAN. Kalau kita ada sampai saat ini, itu adalah wujud nyata kasih Allah. Tetapi sering kali kita lupa bahwa Allah juga adil. Dia akan mendisiplinkan anak-anak-Nya yang melakukan kesalahan. Allah mengasihi umat-Nya, tetapi dalam kasih-Nya, Allah juga akan menjatuhkan hukuman kepada mereka yang bersalah. Pengalaman bangsa Israel menunjukkan bahwa Allah itu selain kasih juga adil. Bangsa Israel dihukum oleh Allah karena mereka tidak taat akan perintah Allah. Allah mengizinkan mereka masuk dalam pembuangan dengan tujuan mereka sadar dan mau berubah. Tidak selamanya mereka dibiarkan oleh Allah dalam kesulitan. Allah berjanji akan memulihkan keadaan mereka. Pemulihan bangsa Israel dikerjakan oleh Allah sendiri. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa tanpa campur tangan Allah. Yang bisa mereka lakukan hanya bersabar dan percaya akan rencana Tuhan. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “There is RESTORATION in GOD (Ada PEMULIHAN di dalam TUHAN)”. Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 30:1-24. Sahabat, di tengah kegalauan iman, bangsa Yehuda mendapati diri mereka dibuang ke Babilonia. Sekali lagi firman Tuhan diberikan kepada Nabi Yeremia untuk mengingatkan mereka akan JANJI PEMULIHAN dari Tuhan. Bacaan kita pada hari ini berisi janji pemulihan dari Tuhan bagi bangsa Yehuda, yang diberikan setelah pesan penghakiman yang panjang. Nabi Yeremia diperintahkan oleh Tuhan untuk menuliskan kata-kata penghiburan kepada orang-orang Yehuda. Pemulihan seperti apa yang dimaksud oleh Tuhan? Pemulihan berarti bahwa kuk penindasan terhadap umat Tuhan akan dipatahkan. Orang Yehuda tidak akan diperbudak lagi dan si penindas akan dihukum Tuhan. Umat Tuhan akan dikembalikan ke tanah yang sebelumnya telah dijanjikan Allah kepada Abraham. Sahabat, dengan kembalinya bangsa Yehuda ke Tanah Perjanjian, Tuhan berjanji untuk mengganti rasa sakit dan ketakutan dengan kedamaian dan keamanan. Umat Yehuda akan membangun kembali tanah mereka dan Tuhan akan memulihkan kota mereka. Apa yang tampak seperti luka yang tidak bisa disembuhkan ternyata bisa disembuhkan oleh Tuhan. Pada gilirannya, akan ada nyanyian syukur dan suara sukaria (ayat 19). Pengalaman tidak enak yang pernah mereka alami akan diganti dengan keadaan baik yang Tuhan sediakan bagi mereka. Janji Tuhan dalam bacaan kita pada hari ini membicarakan tentang pembaruan hubungan antara Tuhan dengan umat-Nya. Tuhan akan menyertai dan menyelamatkan umat-Nya (ayat 11). Pesan Nabi Yeremia mengungkapkan bahwa alih-alih melayani penguasa asing, umat Tuhan akan melayani Tuhan (ayat 9). Pemimpin mereka akan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan (ayat 21), sehingga: “Kamu akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allahmu” (ayat 22). Inti pembaruan yang dilakukan Tuhan adalah bahwa Tuhan akan hadir di tengah-tengah mereka dan bahwa hubungan yang benar antara umat Allah dengan Allah akan dipulihkan kembali. Sahabat, iman bersama Tuhan diibaratkan sebagai sebuah perjalanan yang terus bergerak, bukan statis. Iman sejati akan terus berhubungan dan berkaitan dengan Tuhan, melibatkan Tuhan dalam segala keadaan, serta menyerahkan tampuk pimpinan dan kendali masa depan ke dalam tangan Tuhan. Janji yang diikat Tuhan dengan umat-Nya, yang dikenal dengan istilah covenant, adalah sebuah ikrar kehidupan yang akan terus dipelihara dan digenapi oleh Tuhan sendiri dengan kebesaran kuasa-Nya. Jalan hidup tidak akan selalu lurus: Kadang berkelok, kadang bergelombang. Panggilan Tuhan kepada umat-Nya adalah untuk tetap setia, dan tidak berputus asa dalam mengandalkan Tuhan pada setiap keadaan. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Dari 24 ayat dalam bacaan kita pada hari ini, ayat mana yang telah menghibur dan menguatkan iman Sahabat? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Allah tidak pernah menahan-nahan pengampunan-Nya bagi kita yang sungguh-sungguh mengakui kesalahan kita dan bertobat. (pg)
Seeing God’s Goodness in the Worst Situations
TETAP BERIMAN. Saya mengutip sebagian tulisan Ibu Novi Reksanto dalam buku “Kensa’s Adventure”, di bagian Prolog: Dalam hidup, kalau boleh ngarani, setiap dari kita selalu mengharapkan semuanya berjalan aman, lancar dan tenang. Setiap dari kita bahkan maunya badan sehat, rezeki melimpah dan selalu penuh kebahagiaan. It’s normal wishes. Sepertinya tidak ada orang yang di dalam doanya meminta: “Tuhan, berikanlah hujan dan badai dalam hidupku”, atau “Tuhan, beri aku penderitaan..” Pasti tidak ada. Jadi, pada saat Tuhan mengizinkan dan memercayakan kepada kami, mengirimkan sebuah paket yang berisi hujan petir dan badai topan pada Juni 2018 lalu, itu pun di luar dari semua rencana dan rancangan dalam kehidupan yang kami susun. Paket vonis kanker Hodgkins Lymphoma untuk Kensa. Paket yang membuat kami terdampar di pulau kesedihan dan ketakutan. Bohong kalau kami mengatakan, we are OK and everything is fine. NO. Yang kami rasakan justru kebalikan dari itu. Semuanya terasa begitu mencekam. Menakutkan. Membuat pikiran kami khawatir. Membuat hati kami remuk. Dan yang pasti menenggelamkan kami di titik kesedihan terendah dalam hidup. Sampai kami dibawa Tuhan kepada titik keberserahan. Titik percaya dan patuh. Taat dan setia. Bahwa semua yang diizinkan-Nya terjadi dalam hidup kami adalah anugerah. Semua yang dipercayakan-Nya kepada kami adalah mendatangkan kebaikan. Puji nama Tuhan. Bagaimana Tuhan mengajar kami untuk selalu dan terus mengucap syukur di dalam segala sesuatu. Semuanya indah. Semuanya baik. Semuanya tidak ada yang kebetulan. Semuanya bukan rancangan yang salah. Semuanya adalah berkat. BERKAT ISTIMEWA. Bagaimana Tuhan meniupkan pengharapan yang terus membuat kami bersemangat dalam melangkah. Bagaimana keberserahan, taat dan setia kepada Tuhan itu bisa menjadi kunci kemenangan. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Daniel dengan topik: “Seeing God’s Goodness in the Worst Situations (Melihat Kebaikan Tuhan dalam Situasi Terburuk)”. Bacaan Sabda diambil dari Daniel 6:1-29. Sahabat, mengapa hal-hal buruk terjadi pada orang baik? Mengapa pula orang benar mengalami penderitaan? Pertanyaan yang sering tak terjawab. Terkadang kehidupan ini memang sulit untuk dipahami. Namun ingatlah, Tuhan dapat menggunakan rasa sakit untuk sebuah tujuan yang mulia! Sering kali Dia menggunakan masa-masa sulit untuk memunculkan kebaikan. Daniel adalah teladan dari seorang yang hidup takut akan Tuhan. Firman Tuhan mencatat tiga kali sehari Daniel terbiasa berlutut, berdoa serta memuji Allah (ayat 11). Faktanya, kehidupan Daniel tidak mulus tanpa persoalan! Para pejabat tinggi dan para wakil raja berikhtiar menjatuhkan Daniel. Dihasutnya raja untuk mengeluarkan surat perintah yang merugikan Daniel. Sebab mempertahankan iman, Daniel yang tak bersalah harus berhadapan dengan sekumpulan singa. Tuhan melindungi Daniel! Mulut singa-singa terkatup di hadapannya (ayat 23). Kepada Daniel, raja memberikan kedudukan tinggi (ayat 29). Melalui peristiwa tersebut, nama Allah ditinggikan di atas Babel, negeri para penyembah berhala (ayat 27-28). Sahabat, dalam kehidupan ini, hal-hal buruk bisa saja terjadi, penderitaan dapat muncul, pula rasa sakit mungkin tidak terelakkan. Namun bersama Tuhan, kita tidak perlu merasa takut ataupun gentar! Seperti Daniel, teruslah kita beriman kepada Tuhan! Kasih Tuhan menaungi diri kita sehingga kuat dan mampu menanggung segala perkara. Kuasa Tuhan menolong mengubahkan rasa sakit serta penderitaan menjadi kebaikan dan keuntungan.Tetap beriman membuat kita dapat senantiasa MELIHAT KEBAIKAN TUHAN dalam situasi terburuk sekalipun. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 11-12? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Belajar dari Daniel, ingatlah bahwa ada banyak hal yang tidak mungkin menurut ukuran kita, namun tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. (pg).