Jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Meme Firman Hari Ini (24 Februari 2023).
TUHAN membantu dia di ranjangnya waktu sakit. Meme Firman Hari ini (23 Februari 2023).
ReKat: The Crushed Jar (16 Februari 2023)
Bacaan Sabda: Yeremia 19:1-15 Dari hasil perenungan saya dari Bacaan Sabda, saya mendapatkan: Pesan yang saya peroleh dari perenungan Firman Tuhan hari ini adalah: Jangan sampai kita berpikir bahwa Allah tak mungkin menghukum kita, karena Allah sangat mengasihi kita, tapi ingat Allah juga Mahaadil dan cemburuan. Allah tidak pernah main-main dengan perkataan-Nya; jangan menunggu sampai murka Allah menimpa kita. Mari kita merespons akan teguran Allah melakui firman-Nya, sebab Firman-Nya adalah Ya dan Amin. Mari kita terus belajar untuk mengenali suara Allah melalui firman-Nya yang kita baca setiap hari. Kesombongan dan kedegilan hati akan mendatangkan murka Allah. Dari ayat 15, saya dapatkan: Jangan pernah meremehkan firman-Nya. Jangan mengeraskan hati, supaya Tuhan tidak menimpakan murka-Nya ke atas kita. (Swan LIoe)
Prophet Jeremiah Oppose the Prophet Hananiah
PALSU. Tak perlu hidup dalam kepalsuan. Kita diundang untuk menghasilkan buah yang selaras dengan identitas kita sebagai Anak Allah. Saat ini, hampir semua barang sudah dipalsukan. Barang bermerek ada KW-nya. Baju, sepatu, tas, aksesoris, smartphone, lagu, film, sampai obat dan makanan, semua telah dipalsukan. Untuk menunjukkan eksistensi diri, orang zaman sekarang melakoni gaya hidup hedonis. Budaya hidup kekinian seakan menjadi sesuatu yang wajib dipamerkan.Hati-hatilah dengan segala bentuk kepalsuan. Mencari jati diri tidak perlu harus mendapat pengakuan dari pandangan orang lain terhadap kita. Berusaha mendefinisikan citra diri agar diakui orang lain membuat kita menjadi tidak jujur pada diri sendiri. Hiduplah dalam kejujuran, tak perlu menggadaikan kebenaran. Hidup dalam kepalsuan begitu menyiksa. Jadilah diri sendiri, dan biarlah kehidupan kita menghasilkan buah yang selaras dengan identitas kita sebagai anak Allah. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “Prophet Jeremiah Oppose the Prophet Hananiah (Nabi Yeremia Lawan nabi Hananya)”. Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 28:1-17 dengan penekanan pada ayat 15. Sahabat, hal yang paling menggembirakan bagi seseorang yang sedang menghadapi pergumulan hebat adalah mendengar jaminan akan terjadinya pemulihan. Maka tidak heran, nabi palsu silih berganti ada untuk mengganggu kehidupan umat Tuhan dengan cara memalsukan firman Tuhan. Kalau kita tidak sungguh membaca dan merenungkan firman-Nya, dengan mudah nabi palsu memperdaya kita. Apalagi tampilan mereka pun memikat dan nubuatnya begitu meyakinkan. Seperti Hananya, yang bernubuat kepada Yeremia di rumah Tuhan, di depan mata imam-imam dan segenap rakyat. Ia menyatakan bahwa nubuatnya itu berasal dari Tuhan (ayat 2-4 dan 11). Hananya menubuatkan berita gembira bagi umat Israel, bahwa dalam dua tahun mendatang perkakas rumah Tuhan yang diangkut ke Babel, juga Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta semua orang buangan akan pulang (ayat 2-3). Hananya memastikan bahwa hal itu akan terjadi dari pihak Tuhan. Ia menegaskan bahwa Tuhan yang akan mematahkan kuk dari raja Babel (ayat 2 dan 4). Nubuat Hananya bertujuan membatalkan nubuat Yeremia. Melalui Yeremia, Tuhan menantang para nabi palsu itu untuk bernubuat mengenai kepastian kepulangan perkakas rumah Tuhan yang diangkut ke Babel dan juga kepulangan Yoyakim, raja Yehuda beserta semua orang buangan (Yeremia 27:16-21). Tantangan Tuhan dijawab oleh Hananya. Tidak hanya bernubuat, ia malah berani melakukan tindakan untuk menunjukkan kepastian nubuatnya. Gandar yang terpasang di tengkuk Yeremia diambil dan dipatahkannya (ayat 10). Setelah itu, ia bernubuat bahwa dalam dua tahun mendatang akan ada kebebasan dari raja Babel karena Tuhan telah mematahkan kuk Nebukadnezar (ayat 11)! Namun nubuat Hananya hanya sebatas retorika saja. Semuanya itu palsu belaka (ayat 13-17). Nyatanya, Hananya mati pada tahun itu juga dan nubuat palsunya tidak terbukti. Sering kali kita menjadi “Hananya-Hananya” dengan menggunakan istilah “Kehendak Allah” atau “Demi Tuhan” bagi ambisi atau keinginan kita. Baiklah mulai sekarang ini kita berhenti melakukan itu. Berhentilah menggunakan nama Tuhan untuk menutupi ambisi kita. Jangan sampai Tuhan menghukum kita seperti Hananya. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 2-4 dan 11? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan berbicara dengan banyak cara. (pg).
Nebuchadnezzar raised himself then humiliated
MENJADI SOMBONG. Sebuah BERKAT akan menjadi JERAT ketika kita melupakan Tuhan dan membanggakan diri sendiri. Orang yang mendapat kekuasaan atau kedudukan tinggi mudah sekali menjadi sombong. Hal ini disebabkan karena sifat dasar manusia berdosa yang dari awal ingin menyamai Allah Sang Pencipta. Selain itu, orang yang mendapat kekuasaan atau kedudukan tinggi dengan susah payah sering kali merasa bahwa kekuasaan dan kedudukan tinggi yang ia peroleh adalah hasil kerja keras dan kemampuannya. Tuhan tahu bahwa manusia mudah menjadi sombong ketika kehidupannya dikelilingi berkat dan keberhasilan. Itulah sebabnya waktu bangsa Israel akan masuk ke Tanah Perjanjian, Tuhan mengingatkan agar mereka tidak menyombongkan diri dan melupakan pemeliharaan Tuhan (Ulangan 9:1-6). Ketika kita mengesampingkan Tuhan dalam keberhasilan kita, DOSA KESOMBONGAN akan MERUNTUHKAN KEBERHASILAN kita. Keberhasilan semestinya menjadikan kita semakin rendah hati di hadapan Tuhan. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Daniel dengan topik: “Nebuchadnezzar Raised himself then humiliated (Nebukadnezar Meninggikan Diri Sendiri dan Dipermalukan)”. Bacaan Sabda diambil dari Daniel 4:1-37 dengan penekanan pada ayat 30. Sahabat, Pengamsal mengingatkan kita: “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” (Amsal 16:18). Yes. Amin. Raja Nebukadnezar memiliki kekuasaan, keagungan dan kebesaran, tetapi dia lupa darimana semuanya itu berasal. Dikisahkan, suatu ketika raja sedang berjalan-jalan di atap istana raja Babel dan ia berkata, “Bukankah ini Babel yang besar? Saya telah membangunnya sebagai kediaman kerajaan dengan kekuatan kuasa saya dan untuk kemuliaan keagungan saya.” (ayat 30). Kata-kata itu masih dibibirnya ketika terdengar suara dari surga, “Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih dari padamu; engkau akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepadamu akan diberikan makanan rumput seperti kepada lembu; dan demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!” (ayat 31-32). Apa yang telah difirmankan kepada Nebukadnezar itu pun terjadi, dia diusir oleh orang-orang dan makan rumput seperti sapi. Tubuhnya basah dengan embun dan langit, sampai rambutnya tumbuh seperti bulu elang dan kukunya seperti cakar burung (ayat 33) Sahabat, pada akhirnya Nebukadnezar menyadari kesalahannya; selama ini ia begitu sombong dan mengandalkan apa yang dimilikinya: kekayaan, kekuasaan, kebesaran, dan takhta. Lalu ia pun menengadah ke langit dan mengakui kebesaran Tuhan: Hanya Tuhanlah yang mahatinggi, layak dipuji, dihormati dan dimuliakan. Sungguh, di hadapan Tuhan ia tidak berarti apa-apa. Tuhan pun berkata, “…di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5b). Padahal selama ini Nebukadnezar telah diingatkan dan ditegur Tuhan melalui mimpi, tapi dia bergeming dan tetap saja meninggikan dirinya hingga Tuhan bertindak dan merendahkannya. Kemudian dia pun berkata, “Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.” (ayat 37). Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 27? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Segala yang kita miliki (harta kekayaan, jabatan, dan kekuasaan) datangnya dari Tuhan; Dia adalah Pribadi tunggal yang mengontrol segala keadaan kita. (pg).