Kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya. Meme Firman Tuhan Hari Ini (19 Februari 2023).
Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu. Meme Firman Hari Ini (18 Februari 2023).
Perbuatlah juga demikian kepada mereka. Meme Firman Hari Ini (17 Februari 2023).
Tangan kanan-Mu memegang aku. Meme Firman Hari Ini (16 Februari 2023).
Jangan bergaul dengan seorang pemarah. Meme Firman Hari Ini (15 Februari 2023).
Pandangan orang bepengertian tertuju pada HIKMAT. Meme Firman Hari Ini (14 Februari 2023).
Rekat: God’s Punishment for the Nation of Judah (09 Februari 2023)
Bacaan Sabda: Yeremia 16 : 1 – 21 Dari hasil perenungan saya dari Bacaan Sabda, saya mendapatkan: Pesan yang saya terima: Hidup dan segenap keberadaan Nabi Yeremia dikorbankan kepada Tuhan. Adapun yang menjadi tujuannya adalah demi untuk menjadi penyalur berkat bagi bangsanya yang ia sayangi yaitulah bangsa Yehuda. Walau pun Nabi Yeremia telah mengorbankan segala keberadaannya, tidak serta merta berkat itu dalam waktu sekejap mengalir dan dinikmati oleh bangsanya. Itulah panggilan Nabi Yeremia sedang diuji, diproses, untuk diketahui ketaatan dan kesetiaannya. Nabi Yeremia tetap setia dengan panggilannya sebagai seorang nabi. Pembelajaran bagi kita, bersediakah kita, jika Tuhan berkenan memakai kita untuk tugas pelayanan dengan tujuan nemberkati sesama? Jika bersedia, berarti kita siap sedia dan rela untuk membayar harganya, yaitu pengorbanan segenap eksistensi hidup kita. Ingat, sadarilah, belum tentu hasilnya dapat kita lihat dan nikmati tatkala kita masih hidup di dunia. Pemahaman saya atas ayat 19-21: Penghukuman Tuhan adalah tanda bahwa Tuhan itu sayang, berbelas kasih kepada umat pilihan-Nya. Hukuman pembuangan bukanlah kisah akhir, tetapi merupakan suatu proses, berikutnya ditindak lanjuti dengan tindakan Tuhan: Pemulangan dari pembuangan ke tanah perjanjian. Itulah bukti dari pada kasih setia Tuhan dan kedaulatan-Nya kepada bangsa Yehuda dan juga kepada segenap umat manusia. (Haryono)
STAY FAITHFUL
MENGIKUT TUHAN. Mengikut Tuhan itu perintahnya mudah tapi tantangannya sangat tidak mudah; SULIT. Sayangnya banyak orang menyerah kalah. Namun yang sukar itu bukan berarti Tuhan membiarkan kita hidup dalam perjuangan yang sulit. Dia memberikan iman dan penyertaan bagi kita. Paulus mengingatkan kepada Timotius; seorang yang masih muda, pemimpin jemaat di Efesus namun yang mengalami tantangan baik dari dalam maupun dari luar. Rasul Paulus memberi nasihat kepada Timotius, “Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.” (2 Timotius 1:13-14) Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “STAY FAITHFUL (TETAPLAH SETIA)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yeremia 25:1-14 dengan penekanan pada ayat 3. Sahabat, melayani pekerjaan Tuhan bukanlah suatu pekerjaan yang ringan, karena itu kita tak bisa hanya mengandalkan kekuatan sendiri. Ada banyak pekerja di ladang Tuhan yang semangatnya dalam melayani mulai kendor karena tidak tahan dengan tekanan, ujian, dan berbagai rintangan yang ada. Seorang rekan sepelayanan yang menggembalakan satu jemaat di satu kota yang kecil memilih untuk mundur dari pelayanan karena merasa gagal: Sudah melayani Tuhan puluhan tahun tapi respons dari jemaat yang dilayani sangatlah kurang, sehingga tak banyak jiwa yang dimenangkan. Sahabat, jangan pernah mundur dari pelayanan! Nasihat Rasul Paulus kepada Timotius, anak rohaninya, “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2 Timotius 4:2). Dalam bacaan kita pada hari ini kita menemukan bahwa Yeremia menghadapi tantangan yang tak mudah dalam pelayanannya. Dua puluh tiga tahun lamanya melayani jiwa-jiwa dan menjadi penyambung lidah Tuhan: Memberitakan kebenaran dan menyerukan pertobatan, namun respons orang-orang yang dilayani sungguh sangat mengecewakan, “…TUHAN terus-menerus mengutus kepadamu semua hamba-Nya, yakni nabi-nabi, tetapi kamu tidak mau mendengarkan dan memperhatikannya.” (ayat 4). Karena terus mengeraskan hati dan mengabaikan teguran, bangsa Israel harus menuai akibatnya: Tuhan bertindak atas mereka (ayat 8-11). Nasihat dan teguran Yeremia dianggap sebagai angin lalu. Meski demikian Yeremia tak kecewa apalagi menyerah pada keadaan, ia tetap TEKUN dan SETIA pada panggilan-Nya. Sahabat, kuantitas orang yang dilayani atau kemegahan gedung gereja bukanlah ukuran keberhasilan seorang pelayan Tuhan. Sesungguhnya yang Tuhan perhatikan ketekunan, kesetiaan, kesungguhan dan motivasi dalam mengerjakan panggilan-Nya. Menurut pandangan manusia Yeremia mungkin dianggap gagal. Apa pun keadaannya, seorang hamba Tuhan haruslah tetap setia menyampaikan kebenaran firman Tuhan, sebab cepat atau lambat, firman-Nya pasti akan digenapi. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 6? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Roma 12:11). (pg).
PERSONAL IDENTITY
KITAB DANIEL. Kitab Daniel ditulis sekitar tahun 536 – 530 SM. Ada pun tema yang diangkat: Kedaulatan Allah dalam sejarah. Daniel merupakan seorang tawanan perang yang ditangkap oleh Nebukadnezar, raja Babel, pada waktu Yerusalem jatuh. Bersama-sama dengan orang Yahudi dari golongan atas lainnya, Daniel diangkut ke Babel, dididik, dan dipekerjakan pada pemerintah. Dia bekerja di bawah Nebukadnezar, Belsyazar dan Darius dari tahun 605 SM sampai 536. Namanya berarti “Allah adalah hakimku,” tetapi di Babel ia diberi nama baru. Seperti nama aslinya yang mengandung nama Allah Israel, yaitu El, maka nama barunya pun mengandung nama dewa Babel, Bel. Beltsazar mungkin berarti “Semoga dewa Bel melindungi raja”. Perhatikan tiga hal mengenai Daniel, yaitu dia adalah seorang yang sangat bijaksana, sangat mudah bergaul dan rajin berdoa. Daniel, merupakan tokoh utama dan penulis kitab dengan namanya. Kepenulisan oleh Daniel bukan hanya dinyatakan secara tegas dalam Daniel 12:4, tetapi juga tersirat dengan banyak petunjuk riwayat hidupnya sendiri dalam Daniel 7:1-12:13. Kitab ini mencatat berbagai peristiwa dari penyerbuan pertama Nebukadnezar ke Yerusalem (tahun 605 SM) hingga tahun ketiga pemerintahan Koresy (tahun 536 SM); jadi latar belakang sejarah kitab ini ialah Babel selama 70 tahun pembuangan yang dinubuatkan oleh Yeremia (bdk. Yeremia 25:11). Daniel adalah seorang remaja ketika peristiwa dalam pasal 1 (Daniel 1:1-21) terjadi dan sudah mencapai akhir usia 80-an ketika menerima berbagai penglihatan dalam Daniel 9:1-12:13. Ia mungkin hidup sampai sekitar tahun 530 SM, menyelesaikan kitab ini dalam usia lanjutnya. Mulai hari ini kita akan belajar dari kitab Daniel dengan topik: “PERSONAL IDENTITY (IDENTITAS DIRI)”. Bacaan Sabda diambil dari Daniel 1:1-21. Sahabat, masa muda sering disebut masa mencari jati diri, biasanya mereka dianggap belum dewasa dan mudah terpengaruh. Namun hal berbeda ditunjukkan oleh Daniel muda dan ketiga temannya: Hananya, Misael, dan Azarya. Mereka merupakan orang Yehuda yang turut diangkut menjadi tawanan ke Babel. Karena memiliki banyak kelebihan (ayat 3-4), mereka dipersiapkan untuk melayani raja Babel, dengan syarat dan seleksi yang ketat. Selain belajar bahasa dan budaya baru, nama mereka pun diganti. Nama merupakan salah satu identitas penting. Itu mengingatkan mereka akan siapa mereka, dan apa yang mereka percayai. Daniel berarti “Allah adalah hakimku”. Hananya berarti “pemberian Allah”. Misael berarti “yang seperti Allah”. Azarya berarti “ditolong Allah”. Identitas mereka itu diganti menjadi Beltsazar (disukai dewa Bel), Sadrakh (perintah dewa Akhu), Mesakh (tamu raja) dan Abednego (hamba dewa Nego). Setiap nama baru ini berkaitan dengan dewa-dewa Babel. Menariknya, sekalipun identitas luar mereka diganti oleh penguasa, kemudian mereka diperkenalkan dengan pola hidup baru, namun iman mereka kepada Allah Israel tidak pernah berubah, tidak pernah luntur. Karena sejak awal, mereka telah memantapkan hati untuk TAAT SEPENUH HATI HANYA KEPADA TUHAN (ayat 8 dan 12). Sahabat, nama kita mungkin dapat mengingatkan kita akan Allah, atau hal baik lainnya. Namun IDENTITAS DIRI kita yang SEJATI tidak terletak pada nama tersebut, melainkan pada ISI HATI dan IMAN kita. Beriman terhadap Allah, itulah yang menjadikan kita anak-anak-Nya. Itulah identitas diri kita yang sejati. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 8-13? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Pribadi yang berkualitas akan selalu dibutuhkan, di mana pun ia berada. (pg).