God Protects the Wailer

PEMELIHARAAN TUHAN. Tuhan menciptakan manusia pada hari terakhir, setelah segala sesuatu yang diperlukan manusia tersedia.  Kemudian Ia menempatkan manusia di taman Eden dan berfirman:  “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”  (Kejadian 1:28), dan  “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.”  (Kejadian 1:29). Sahabat, bukan tanpa alasan jika Tuhan menciptakan manusia pada hari ke-6 setelah tumbuhan, hewan, dan musim diciptakan-Nya.  Ini menunjukkan bahwa Tuhan telah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia.  Tuhan menciptakan tumbuh-tumbuhan dan sumber daya alam untuk menunjang kelangsungan hidup manusia.  Tuhan juga menyediakan udara segar untuk kita hirup setiap harinya.   Tuhan memberikan gambaran tentang burung di udara dan bunga bakung di padang yang dipelihara-Nya (Matius 6:25-29), terlebih-lebih manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Dia  (Kejadian 1:26).  Tak perlu kita khawatir akan hidup ini, sebab Tuhan bertanggung jawab penuh atas kehidupan kita.  Tuhan yang akan memelihara hidup kita. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Ratapan dengan topik: “God Protects the Wailer (Tuhan Melindungi  Sang  Peratap)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Ratapan 3:49-66. Sahabat, Nabi Habakuk pernah bergumul seperti ini: “Tuhan, mengapa Engkau memakai bangsa Kasdim yang jauh lebih jahat untuk menghukum umat-Mu sendiri yang berdosa?” (Habakuk 1:12-17). Kadang apa yang Tuhan lakukan sulit diterima oleh akal sehat. Akan tetapi, Tuhan memang berdaulat. Dia bisa memakai siapa saja. Yang tidak boleh kita lupakan ialah, yang dipakai Tuhan pun kalau bertindak melampaui batasan yang ditetapkan oleh Tuhan,  akan dihukum pula! Sang Peratap (Nabi Yeremia) mewakili umat sudah terbuka menerima hukuman Allah atas dosa-dosa mereka. Keterbukaan itu membawa pengharapan, bahwa setelah dihukum pasti ada pengampunan dan pemulihan. Akan tetapi, yang sulit justru masih harus dialami. Tuhan menghukum mereka memakai bangsa lain. Ternyata bangsa musuh tersebut bertindak melampaui batas. Bukan hanya bangsa tersebut, banyak bangsa lain yang mengambil kesempatan dalam kesempitan Yehuda. Mereka berdiri di atas penderitaan umat Tuhan! Sahabat, Sang Peratap memohon agar Tuhan sendiri bertindak menyelamatkan mereka dari perlakuan yang kejam para musuh terhadap umat. Tuhan sendiri pasti bertindak adil, tetapi para musuh yang Tuhan pakailah yang bertindak melampaui batas, mereka bertindak sewenang-weang  (ayat 52-54; 59-63). Sang Peratap meyakini bahwa Tuhan pasti mendengarkan seruannya karena Dia dahulu sudah pernah menolongnya (ayat 57-59). Dengan keyakinan itulah Sang Peratap berani memastikan para musuh pun tidak akan luput dari penghukuman Tuhan (ayat 64-66). Sahabat, hampir selalu akan ada orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan orang lain. Anak Tuhan pun tidak luput dari dimanfaatkan seperti itu. Akan tetapi, tidak usah khawatir.Tuhan tahu menjaga milik-Nya. Mereka yang berniat jahat tidak akan mampu melawan Tuhan! Yang penting kita senantiasa terbuka di hadapan Tuhan, dan menjaga diri tidak ikut-ikutan mengail di air keruh. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 57-58? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Mungkin saat ini Sahabat sedang berada di  perigi  permasalahan hidup yang teramat berat, berseru-serulah kepada Tuhan, Ia pasti mau mendengar dan menolong. (pg).

Esther was CHOSEN by GOD to Save her Nation

KEBAKTIAN RABU ABU. Saat ini ada cukup banyak Gereja-gereja Tuhan di Indonesia  dari berbagai denominasi  melaksanakan Kebaktian Rabu Abu, sebab selain Rabu Abu sebagai pembuka masa Pra-Paskah, juga karena makna teologisnya. Makna teologis yang terdalam dari Rabu Abu yaitu  orang percaya mengungkapkan sikap PENYESALAN dan PERTOBATANNYA  (2 Samuel 13:19, Yunus 3:5-6, Ratapan 2:10, Daniel 9:3-6). Sikap penyesalan dan pertobatan orang percaya didasarkan kepada kesadaran akan KEFANAANNYA  sebagai makhluk. Itu sebabnya pada hari Rabu Abu, gereja menggunakan abu untuk menyatakan hakikat manusia yang fana dan lemah (Mazmur 103:14, bdk. Kejadian 2:7). Jadi jelaslah bahwa Rabu Abu dan Pra-Paskah merupakan masa di mana gereja menyadari keberdosaan dan kefanaan diri serta KEBERGANTUNGANNYA  pada RAHMAT  Tuhan. Hari Rabu Abu tahun 2023 jatuh pada tanggal 22 Februari 2023. Dalam Kebaktian Rabu Abu biasanya dilaksanakan upacara khusus pembubuhan abu di dahi dengan bentuk salib. Dari hari Rabu Abu, Minggu-minggu Pra-Paskah sampai hari raya Paskah ada waktu 40 hari.  Ada  sebagian orang percaya yang memakai waktu tersebut  untuk berpuasa secara khusus. Dalam rangka mengingat Rabu Abu pada hari ini, saya mengajak Sahabat untuk merenungkan kitab Ester dengan topik: “Esther was CHOSEN by GOD to Save her Nation (Ester DIPILIH TUHAN  untuk Menyelamatkan Bangsanya)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Ester 4:1-17 dengan penekanan pada ayat 16. Sahabat, Ada banyak orang ketika sudah menjadi orang yang berhasil dan “orang besar”  berubah menjadi orang yang sombong dan lupa dengan asal-usulnya, seperti pepatah Jawa yang mengatakan  ‘kacang ninggal lanjarane’.  Syukur hal tersebut tidak terjadi pada Ester! Meski sudah menjadi permaisuri raja dan tinggal di istana dengan fasilitas serba wah bukan berarti berubah pula sifat dan karakternya, ia tetaplah orang yang rendah hati dan memiliki kepedulian terhadap orang lain.  Terbukti ketika Mordekhai menghadapi masalah berat yang disebabkan ketidaksenangan Haman  (karena Mordekhai adalah orang Yahudi), tidak mau memberi hormat kepada dirinya, bahkan Haman berusaha menghabisi segenap orang Yahudi, Ester tidak tinggal diam.  Ia mengajak orang-orang Yahudi BERPUASA dan MERENDAHKAN DIRI  di hadapan Tuhan selama TIGA HARI TIGA MALAM, TIDAK MAKAN dan TIDAK MINUM.  Apa yang diperbuat Ester merupakan WUJUD KEPEDULIAN  terhadap nasib bangsanya.  Tindakan Ester memohon belas kasihan Tuhan dengan mengajak orang-orang sebangsanya itu  merupakan SEBUAH TINDAKAN IMAN.  Pada hari ke-3 Ester memberanikan diri menghadap sang raja, padahal tidak sembarang orang diperbolehkan menghadap, kecuali raja berkenan memanggilnya.  Ester rela mempertaruhkan nyawanya untuk menghadap raja Ahasyweros, dan upaya ini akhirnya membuahkan hasil! Ester dipakai oleh Tuhan untuk menyelamatkan bangsanya.  Sahabat, melalui kehidupan Ester ini Tuhan hendak mendemonstrasikan kedaulatan dan kasih-Nya yang besar kepada umat-Nya.  Untuk menggenapi rencana-Nya,  Tuhan dapat bekerja dengan berbagai cara, bahkan ia sanggup memakai siapa pun;  dalam hal ini Tuhan memilih Ester yang dipandang sebelah mata oleh sesamanya dan dianggap tidak punya masa depan karena ia adalah yatim piatu, tetapi beroleh peninggian dari Tuhan dan justru dipakai-Nya untuk menjadi penyelamat bagi bangsanya. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 13-14? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kita bisa belajar satu prinsip dari sikap Ester: Senantiasa melibatkan Tuhan dan mengandalkan-Nya dalam  melakukan segala sesuatu! (pg).

SEEK GOD at all the TIMES

MENCARI TUHAN. Mengapa kita harus mencari Tuhan?  Karena Dia adalah sumber pertolongan sejati.  Sementara segala hal yang ada di dunia ini tak bisa memberikan jawaban dan jaminan yang pasti bagi kita.  Karena itu jangan sekali-kali kita menggantungkan harapan pada kekayaan, jaringan, ketenaran,  jabatan, pengalaman, kepandaian atau ketrampilan, semuanya adalah sia-sia.  Gantungkan harapan sepenuhnya kepada Tuhan sebab Dia selalu punya jalan ajaib untuk menolong kita.  Dia tidak pernah kehabisan cara melepaskan kita dari berbagai masalah. Sahabat, setiap kesempatan yang ada mari kita gunakan untuk terus menerus mencari Tuhan.  Mencari Tuhan adalah sebuah keputusan penting bagi orang percaya, terlebih saat kita berada dalam situasi-situasi yang sulit.  Ketika jalan yang kita tempuh terbentur  jalan buntu, sedangkan berbagai upaya telah kita lakukan dan kesemuanya berujung kepada kegagalan, tiada jalan lain selain kita harus datang kepada Tuhan dan mencari wajah-Nya.  Mencari Tuhan berarti menyadari akan keterbatasan dan ketidakberdayaan kita, lalu dengan penuh kerendahan hati mencari-Nya.  Mencari Tuhan juga berarti berharap dan mengandalkan Dia saja. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “SEEK GOD at all the TIMES (CARILAH TUHAN Setiap Waktu)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yeremia 21:1-10. Sahabat, tak perlu terkejut lagi bila manusia sering lupa diri saat terberkati atau dalam keadaan baik, tetapi begitu sedang dalam masalah, kesulitan, kesesakan atau mengalami jalan buntu, barulah ia ingat kepada Sang Pencipta dan berseru-seru memanggil nama-Nya. Dalam bacaan kita pada hari ini, Raja Zedekia mengutus Pasyhur dan Imam Zefanya kepada Nabi Yeremia (ayat 1). Raja Zedekia mencoba mencari petunjuk Tuhan atas situasi krisis yang ia alami, yaitu dikepung Nebukadnezar, raja Babel (ayat 2). Kekalahan sudah di depan mata, dan ia mencari Tuhan untuk mengharapkan mukjizat. Namun, jawaban Tuhan melalui Nabi Yeremia justru sebaliknya. Bukan pertolongan yang akan ia terima, melainkan justru kehancuran (ayat 3-7). Tidak ada pilihan lain. Sudah terlalu terlambat untuk bertobat; bangsa Yehuda hanya perlu menyerah jika ingin bertahan hidup (ayat 8-9). Dalam tradisi Perjanjian Lama, seorang nabi memiliki peran sebagai perantara dan penyambung lidah Allah kepada umat. Nabi Yeremia telah berulang kali menyampaikan pesan pertobatan, tetapi ia lebih sering diabaikan, baik oleh raja maupun umat. Bahkan tak jarang raja-raja zaman dahulu lebih memilih mengangkat dan mendengar nabi-nabi yang sesuai selera mereka (2 Raja-Raja  2:1-8). Zedekia bahkan akhirnya memilih jalan kematian, yaitu dengan memberontak kepada Nebukadnezar (2 Raja-Raja  24:20-25:21). Dengan demikian, berakhirlah sejarah kerajaan Yehuda. Sahabat, Allah tidak menghendaki kita berbuat seperti Raja Zedekia yang baru mencari Tuhan ketika sudah terdesak. Sering kali, tindakan tersebut sudah terlambat dan tidak memberikan jawaban seperti yang kita harapkan. Coba bayangkan saja, jika kita punya kerabat yang selama ini mengabaikan kita, lalu tiba-tiba dia datang dan meminta pertolongan kepada kita, apakah kita akan merasa nyaman? Relasi seperti itu, baik kepada sesama terlebih kepada Tuhan, bukanlah relasi yang sehat. Lalu bagaimana caranya agar kita dapat menjalin relasi yang sehat dengan Tuhan dan sesama? Caranya dengan doa, saat teduh, perenungan firman Tuhan, perjumpaan dengan orang lain, atau menjalin relasi dalam keseharian. Temui dan cari Dia bukan hanya pada saat krisis demi mengharapkan mukjizat! CARILAH TUHAN  SETIAP WAKTU. Turuti firman-Nya, dan janganlah kita mengandalkan pengertian diri sendiri! Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 8-9? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Saat pedih begitu terasa di dalam hati, Tuhan adalah pribadi yang tepat untuk segera kita cari. (pg).