Dalam tinggal TENANG dan PERCAYA terletak KEKUATANMU. Meme Firman Hari Ini (06 Februari 2023).
Open Oneself to be Corrected
KITAB RATAPAN. Secara keseluruhan, kitab Ratapan terdiri dari lima syair. Isinya berupa ratapan atas jatuhnya Yerusalem ke tangan tentara Babel, kehancurannya serta kisah Masa Pembuangan. Hal ini terjadi pada 586 sM. Meski kitab ini pada umumnya bernuansa sedih, namun di dalamnya ditemukan pelbagai ungkapan kepercayaan kepada Allah. Bahwa ada harapan akan masa depan yang cerah. Syair-syair dalam kitab ini digunakan orang Yahudi dalam ibadah pada hari-hari khusus untuk berpuasa dan berkabung. Kitab Ratapan merupakan salah satu tulisan paling tragis atau paling menyedihkan dalam Alkitab. Kalau kitab Ayub menggambarkan penderitaan individu yang amat mengerikan, sedangkan kitab Ratapan mengisahkan betapa menyedihkannya umat yang membelakangi TUHAN, Allahnya. Nabi Yeremia yang menurut tradisi gereja adalah penulis kitab Ratapan melihat penderitaan umat Allah sebagai disiplin atau hukuman Allah. Penulis sangat berduka melihat betapa besar dosa Yerusalem dan betapa mengerikannya hukuman Allah itu. Setelah kita berhasil menyelesaikan belajar dari kitab Ayub, mulai hari ini kita akan belajar dari kitab Ratapan. Hari ini kita akan belajar dari kitab Ratapan dengan topik: “Open Oneself to be Corrected (Membuka Diri untuk Dikoreksi)” Bacaan Sabda saya ambil dari Ratapan 1:1-22. Sahabat, Yeremia melukiskan adanya kesunyian yang mencekam karena suasana duka. Kejayaan negeri yang dahulunya dikenal dan dihormati bangsa-bangsa hanya tinggal puing-puing penderitaan. Kelaparan dan kematian, Kota Yerusalem dan Bait Allah hancur, raja-raja dan para pangeran dibunuh dan ditawan, serta umat mengalami penghinaan dari para musuhnya. Bangsa-bangsa yang tadinya berteman dengan mereka sekarang acuh tak acuh, bahkan mencibir nasib mereka. Semuanya ini terjadi karena dosa yang telah dilakukan oleh bangsa Yehuda (ayat 8). Mereka memberontak terhadap Tuhan dan kebenaran-Nya (ayat 18 dan 20). Para pemimpin mereka menjalankan pemerintahan secara tidak bertanggung jawab. Sahabat, dalam ratapannya, Yeremia sadar atas segala keluhannya. Ia berpaling kepada Tuhan dan menyatakan pengakuan dosanya di hadapan Tuhan (ayat 18). Yeremia mengakui kebesaran dan kuasa Tuhan (ayat 19). Ia memohon agar Tuhan membawa umat kembali kepada-Nya untuk diperbarui. Ia juga memohon agar hukuman yang Tuhan telah lakukan kepada mereka juga menimpa bangsa Babel. Sahabat, kepada siapa lagi kita harus berpaling kala deraan murka Allah melanda hidup kita saat kita bermain-main dengan dosa? Dia murka dan menghukum bukan untuk membinasakan melainkan untuk mendisiplin, memurnikan, supaya akhirnya bisa memulihkan umat-Nya dalam kekudusan dan kemuliaan. Kristus menjadi alasan keberanian kita untuk meminta pengampunan Allah bila kita jatuh, supaya kita bisa bangkit kembali. Dalam ratapan Yeremia, kita belajar bahwa TIDAK ADA yang KEKAL di dunia, termasuk KEJAYAAN. Ada saatnya semuanya hancur dan yang tersisa hanyalah kepedihan yang mendalam. HANYA TUHAN yang KEKAL. Karena itu, marilah kita letakkan hidup kita dalam tangan Tuhan dan bertekad TIDAK mengandalkan manusia, jaringan, kekayaan, ketenaran, kehormatan, dan kekuasaan yang kita miliki. Hiduplah senantiasa dalam persekutuan yang intim dengan-Nya dan MEMBUKA DIRI untuk DIKOREKSI oleh TUHAN. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari bacaan kita pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 8-9? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan selalu bersama orang terluka. Kristus yang bangkit adalah juga Allah yang terluka. (pg).
Keep Hoping on God’s Grace
BELAS KASIH ALLAH. Belas kasih mengandung arti bahwa kita peduli akan orang lain, menanggapi keadaan orang lain dengan kelemahlembutan, dan merasakan dorongan yang kuat untuk menolong mereka. Belas kasih yang benar merupakan perasaan empati yang bekerja. Berbeda dengan perasan simpati yang hanya merasa kasihan karena melihat orang lain menderita tetapi tidak bisa ikut merasakan apa yang diderita mereka. Dalam pelayanan-Nya, Yesus selalu melandasinya dengan rasa belas kasih. Ia memandang bahwa manusia membutuhkan kasih yang besar. Hati Yesus hancur tatkala melihat orang yang sakit dan tak berdaya. Ia memperhatikan mereka dan berinisiatif untuk mengulurkan tangan. Yesus menyatakan dirinya sebagai gembala yang baik kepada orang-orang telantar (Matius 9:36). Di Zaman Now, telantar juga tertuju pada orang yang punya status sosial baik, orang terpandang, kaya, berpendidikan tinggi tapi hidupnya kosong, terjerat pada kepalsuan dunia yang hampa. Gaya hidupnya hedonis tapi sebenarnya jiwanya kering dan telantar. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Ratapan dengan topik: “Keep Hoping on God’s Grace (Tetap Berharap pada Belas Kasih Allah)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Ratapan 2:1-22. Sahabat, murka Allah atas pengkhianatan umat-Nya memang mengerikan. Allah menghancurkan Yerusalem habis-habisan. Allah menghempaskan kemuliaan (ayat 1-2) dan melemahkan kekuatan (ayat 3) Yerusalem. Ia menjadikan umat-Nya musuh yang harus dibasmi, yaitu sebagai sasaran bidik panah-Nya (ayat 4-5). Semua simbol relasi mereka dengan Diri-Nya seperti bait Allah dan mezbah, para pemimpinnya, serta tembok kotanya dimusnahkan (ayat 6-9). Apa yang terjadi pada Yerusalem begitu mengenaskan sehingga respons yang tersisa dari penduduknya hanyalah berkabung tanpa dapat berkata-kata (ayat 10), termasuk untuk menjawab rengekan anak-anak mereka meminta makanan (ayat 12). Tidak seorang pun dapat menghibur Yerusalem. Para nabi palsu yang dahulu menyesatkan mereka dengan nubuat palsu, sekarang bungkam (ayat 14), bahkan bangsa sekeliling justru menyoraki mereka (ayat 15-16). Sahabat, syukur Ratapan 2 tidak ditutup dengan perasaan putus asa yang berujung pada perbuatan nekad yang membawa kepada kehancuran dan kematian. Yeremia mengajak pembaca untuk membuka diri kepada Allah dengan tangis penyesalan yang mendalam sambil BERHARAP PADA BELAS KASIH ALLAH (ayat 18-22). Itulah seruan iman bahwa Allah tetap mengasihi mereka. Allah memang telah bertindak keras, tetapi Ia tidak pernah menyangkal kasih setia-Nya. Pengharapan yang diungkap Yeremia terjawab tuntas dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Murka Allah yang dicurahkan, telah ditanggung Kristus di salib. Kita yang percaya beroleh pengampunan dan pemulihan! Tuhan membutuhkan orang-orang yang siap melayani dengan hati yang penuh belas kasih saat melihat orang lain yang membutuhkan pertolongan. Sesungguhnya tidak ada orang yang tidak membutuhkan Kristus. Apakah hari ini Sahabat dan saya mau dipakai Tuhan menyalurkan kasih-Nya kepada orang lain yang membutuhkan? Tuhan menunggu jawaban kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 18-22? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.” (Roma 9:15). (pg).
TESTIMONY under PRESSURE
NABI YEREMIA. Yeremia adalah seorang NABI PERATAP, kemungkinan ia bertemperamen melankolis karena hatinya peka sekali untuk mengecap rasa pahit yang masuk dalam hidupnya. Yeremia sangat sedih melihat Allah begitu kejam terhadap ketidaktaatan Israel. Bayangkan, Allah hendak menghukum bangsa pilihan-Nya! Kondisi Yeremia begitu sukar saat itu, apalagi ia diperhadapkan dengan bangsa yang bebal. Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “Testimony under PRESSURE (KESAKSIAN di bawah TEKANAN)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yeremia 20:1-18 dengan penekanan pada ayat 11. Sahabat, tekanan hidup dapat membuat orang tiba pada LEMBAH KEPUTUSASAAN: Untuk apa aku hidup? Mengapa aku dilahirkan? Bukankah lebih baik aku mati saja selagi dalam kandungan? Begitulah gugat tanya dalam batin Yeremia kepada Sang Pencipta. Ia merasa telah gagal dalam mewartakan sabda Tuhan. Alih-alih mendengar dan bertobat, umat itu justru memusuhinya. Ia dicemooh, diancam, bahkan dianiaya. Semua sahabat karibnya dan Imam Pasyhur memusuhinya. Yeremia banyak mengeluh karena mengalami depresi dan tekanan secara mental. Dia sedih, kecewa dan marah. Kata-katanya kepada Allah setelah ia dipasung oleh imam Pasyhur menunjukkan sungut-sungutnya. Dia mengharapkan ibunya melakukan aborsi saat ia masih ada dalam kandungan, bahkan mengutuki hari kelahirannya sendiri. Tetapi di sisi lain ia tetap setia kepada Allah. Ia tetap memberitakan firman-Nya sekalipun mereka yang diajarnya tidak mau mendengarkannya. Luar biasa, di tengah TEKANAN dan PENOLAKAN, Yeremia tak kuasa MENOLAK PANGGILAN TUHAN. Setiap kali ia berniat menolaknya, firman Allah seakan mau meledak dalam dirinya (ayat 9). Ada keinginan untuk meninggalkan pelayanan namun hati nuraninya menderita. Akhirnya ia memilih untuk setia melayani sekalipun TEKANAN dan ANCAMAN terus membuntutinya. Biarpun menderita, Yeremia memiliki iman yang gigih kepada Allah. Ia terus memperjuangkannya. Sahabat, meski mengalami pergumulan berat, kecewa, dan putus asa, tampaknya Yeremia tidak bisa MEMUNGKIRI PANGGILANNYA. Suara Tuhan itu begitu kuat mendesak dalam dirinya,seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulangku (ayat 9). Itulah pertanda bagi Yeremia bahwa di tengah pergumulan hidup yang teramat berat, ia meihat bahwa sebenarnya Tuhan tetap menyertainya sehingga akhirnya ia boleh mengatakan: Tetapi Tuhan MENYERTAI AKU seperti PAHLAWAN yang GAGAH (ayat 11). Bisa jadi Sahabat saat ini sedang berada dalam kondisi kecewa bahkan putus asa ketika mencoba berjuang menjadi anak Allah yang baik. Banyak TEKANAN, cibiran, fitnah, dan aniaya yang Sahabat alami. Namun, cobalah HENING SEJENAK. Dengarkanlah suara-Nya dalam hatimu dan yakinlah seperti Yeremia bahwa Tuhan selalu menyertai. Sahabat, mengikut Kristus dan dikaruniai Roh Kudus tak menjadikan kita berkekuatan supranatural. Tidak pula membuat kita berkuasa atas dunia, ataupun memberikan jaminan kelimpahan dan kemapanan dalam segala hal. Sebaliknya, menjadi pengikut Kristus membuat hidup kita penuh tantangan dan risiko. Untuk memperjuangkan iman kita sering diperhadapkan dengan tekanan, penderitaan, kepedihan, dan kelemahan. Namun ada kekuatan, keberanian dan penghiburan dari Tuhan. Dapatkah kita menjadi saksi dalam tekanan? Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 9? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Di saat kita merasa tidak sanggup lagi, berdoalah kepada Tuhan dan bersabarlah. (pg).