Rekat: Even to your OLD AGE and GREY HAIRS (19 November 2022)

Bacaan Sabda: Yesaya 46 : 1 – 13 Dari hasil perenungan saya dari Bacaan Sabda, saya mendapatkan: Nilai hidup yang saya peroleh dari perenungan firman Tuhan hari ini: Allah itu teguh, setia pada diri-Nya. Bukan mengikuti selera manusia yang binasa. Allah itu kudus dan benar, membenci perilaku manusia yang ceroboh, serampangan menyembah berhala. Manusia penyembah berhala menjerumuskan  dirinya pada praktik-praktik yang tidak bermoral. Allah berdaulat dan berkuasa, sebaliknya berhala itu benda mati, tak ada gunanya, sia-sia belaka. Pemahaman saya dari ayat 9: Keselamatan bukanlah kompromi  Allah dengan kebejatan manusia penyembah berhala. Keselamatan adalah  ketegasan Allah membebaskan umat-Nya dari dosa dan kesesatan penyembahan berhala. Oleh karena itu tuntutan Allah adalah manusia wajib bertobat. Itulah tuntutan Allah yang terutama. Keselamatan berarti seseorang menempatkan Dia sebagai Allahnya  sehingga ia mengalami kebenaran dan kesejatian hidup. (Haryono)

The Hurt The Healer

TERLUKA. Hampir setiap orang pernah terluka baik tubuhnya maupun hatinya. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “The Hurt The Healer (Yang Terluka Yang Menyembuhkan)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 53:1-12. Sahabat, bacaan kita pada hari ini menyatakan berbagai perkara tentang YESUS yang tumbuh sebagai taruk dari keturunan Daud yang dihina, diejek dan dicela. Lalu dianiaya, disalib, mati, dikuburkan dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Secara eksplisit dan implisit, bacaan kita pada hari ini mengungkapkan 6 hal sebagai berikut: Pertama, siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? (ayat 1). Kedua, Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina (ayat 2-3). Ketiga, dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita (ayat 4-5). Keempat, Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian (6-7). Kelima, dalam mati-Nya, Ia ada di antara para penjahat, sekalipun Ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya (ayat 9). Keenam, Ia terhitung di antara para pemberontak, sekalipun Ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk para pemberontak (ayat 12). Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa ada ENAM JENIS LUKA  yang bisa dialami manusia. Pertama, LUKA TERGESEK,  yakni luka sampai kulit terkelupas. Bisa disebabkan karena jatuh terjerembab, atau tergesek oleh permukaan kasar. Kedua, LUKA LEBAM,  yakni luka yang terjadi karena pukulan keras. Ketiga, LUKA TERSAYAT, yakni luka yang disebabkan oleh pisau atau benda tajam lain. Keempat, LUKA SOBEK, yakni luka yang membuat bagian daging terkoyak. Kelima, LUKA TERTEMBUS, yakni luka karena daging tertembus suatu benda. Keenam, LUKA TERTUSUK,  yakni luka akibat ditusuk oleh benda runcing atau berduri. Mungkin sebagian dari kita pernah mengalami beberapa luka di antaranya. Namun  YESUS telah mengalami semua jenis luka tersebut di tubuh-Nya? Bukan hanya luka fisik yang harus Yesus tanggung, tetapi juga luka-luka secara rohani karena dosa segenap umat manusia ditimpakan kepada-Nya (ayat 4 dan 5). Dengan rela, Tuhan menggantikan posisi kita sebagai terhukum yang pantas diperlakukan tanpa kenal ampun-seperti domba yang dibawa ke pembantaian (ayat 7). Sahabat, PENDERITAAN tak tertahankan yang telah dinubuatkan oleh Yesaya ini, tergenapi saat Yesus menjalani sengsara hebat-Nya. Sejak penangkapan hingga wafat-Nya di kayu salib, segala hukuman maut itu ditanggung-Nya bagi segenap umat yang Dia cintai. Sungguh, SETIAP JENIS LUKA yang Dia tanggung, mendatangkan KEBAIKAN bagi semua yang menyambut-Nya. Oleh setiap SAYATAN  dan KOYAKAN  tubuh Yesus, PENGAMPUNAN dianugerahkan. Oleh setiap TUSUKAN dan LUKA TERTEMBUS di  tubuh Yesus, PENEBUSAN dilaksanakan! Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Nilai hidup apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 5? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Karena dosa manusia, Kristus harus menanggung penderitaan di kayu salib! (pg).

Eternal True Love

CINTA ABADI. Jembatan Pont des Arts terkenal karena tradisi janji cinta bagi pasangan yang sedang dimabuk asmara. Pasangan yang mengunjungi jembatan tersebut percaya bahwa menggembok nama mereka di dinding jembatan lalu membuang kuncinya ke Sungai Seine akan membuat CINTA MEREKA ABADI. Namun mulai 1 Juni 2015 tradisi romantis tersebut  segera berakhir seiring kebijakan baru yang diterbitkan Wali Kota Paris. Pernyataan yang disampaikan oleh Dewan Kota melalui Wakil Wali Kota tersebut menyatakan, “Tradisi tersebut telah menyebabkan dua masalah besar: Kerusakan yang signifikan pada warisan kita dan risiko keamanan pengunjung.” Banyaknya gembok cinta tersebut menunjukkan kerinduan banyak orang untuk memiliki cinta sejati yang abadi. Eternal true love. Hari ini kita akan belajar dari bagian akhir dari kitab Kidung Agung dengan topik: “CINTA SEJATI yang ABADI”. Bacaan Sabda saya ambil dari Kidung Agung 8:5-14. Sahabat, Cinta sejati yang mewujud pada pernikahan hanya boleh terjadi pada laki-laki dan perempuan yang sudah dewasa untuk mengambil keputusan sekali seumur hidup. Sekali mengambil keputusan, kekuatan cinta yang sudah dipersatukan dan diberkati Allah, tidak boleh diceraikan siapapun. Hanya kematian yang bisa memisahkan pasutri secara fisik, namun tidak secara batin! Bagian pertama dari perikop penutup ini (ayat 5-7) menyatakan dengan jelas kekuatan cinta sejati bagaikan meterai yang mengklaim kepemilikan seumur hidup. Seperti kematian pasti menjemput seseorang, cepat atau lambat, demikian cinta sejati pasti mempersatukan pasutri, apa pun penghalangnya. Orang yang mencoba membeli cinta dan membelokkan kesetiaan akan gigit jari (ayat 7b)! Kedewasaan merupakan kata kunci dalam pernikahan. Maka, gadis yang belum akil balik harus dijaga dan dijauhkan dari predator seks yang hanya ingin memuaskan nafsu, bukan mencintai dengan tulus (ayat 8-9)! Hanya perempuan dewasa fisik dan rohani yang berani mengambil keputusan untuk menikah dan tidak kecewa olehnya (ayat 10). Nama Salomo kembali dikumandangkan pada bagian menjelang terakhir (ayat 11-12). Seolah-olah menjadi ingatan bahwa kekayaan sebesar yang dimiliki Salomo tidaklah berarti segala-galanya. Karena justru pasutri yang saling memiliki dengan cinta yang tulus, itu melebihi kekayaan sang raja. Kebahagiaannya abadi melampaui harta yang bisa hilang dalam sekejap! Sahabat, kerinduan memperoleh cinta romantis yang abadi dalam kitab Kidung Agung membawa kita kepada kebenaran dalam surat Efesus di Perjanjian Baru yang menyatakan bahwa kita telah dimeteraikan dengan Roh Kudus (Efesus 1:13). Bila cinta manusia dapat berubah-ubah, dan gembok cinta bisa disingkirkan dari jembatan, Roh Kristus yang hidup di dalam kita adalah meterai abadi yang membuktikan keteguhan kasih Allah yang tidak berkesudahan bagi anak-anak-Nya. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 11-12? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Gambaran cinta yang total, mengikat, dan tak ternilai harganya menjadi refleksi nyata akan kasih Allah bagi manusia. (pg).