TUHAN itu BAIK. Meme Firman Hari Ini (13 November 2022)
Buah kandungan adalah suatu upah. Meme Firman Hari Ini (12 November 2022).
Firman-Ku seperti api. Meme Firman Hari Ini (11 November 2022).
ReKat: ENJOYING LIFE before the Death comes (13 November 2022)
Bacaan Sabda: Pengkhotbah 9:1-12 Dari hasil perenungan saya dari Bacaan Sabda, saya mendapatkan: Hikmat yang saya peroleh: Bagi orang benar dan orang fasik segala kemungkinan tetap terbuka. Mereka bisa mengalami kebaikan atau keburukan dan kejahatan. Sang Pengkotbah mengungkapkan poin ini dengan mengarahkan perhatian kepada sikap Allah terhadap orang benar dan orang fasik. Pemahaman saya dari ayat 12: Kita sepatutnya bersyukur untuk kesuraman realistis dari ayat ini sehingga kita bisa mempersiapkan diri untuk masa-masa bencana datang menimpa. Iman Kristen memiliki jawaban untuk hal-hal buruk seperti ketidakadilan, kesengsaraan dan kematian, tetapi iman Kristen tidak pernah menutup-nutupi kenyataan bhwa hal itu memang buruk. Pengkotbah mengakui ada hal-hal di dunia ini yang tampaknya melemahkan iman, tetapi ia kemudian mendorong kita untuk menerima bahkan menikmati apa saja yang dikaruniakan Allah kepada kita. (Haryono)
CATCH those LITTLE FOXES
RUBAH-RUBAH KECIL. Rubah merupakan hewan omnivor (pemakan segala), tetapi makanan favoritnya buah-buahan. Rubah merupakan binatang kecil yang suka sekali merusak hasil panenan. Rubah mampu beradaptasi dalam segala musim dan lingkungan, bergerak secara diam-diam tapi sangat gesit, dan hanya meninggalkan jejak. Rubah bisa dikatakan pemburu yang ulung, ahli strategi, dan lihai menarik perhatian mangsa. Sahabat, kitab Kidung Agung selain menggambarkan tentang hubungan antara Kristus sebagai kepala jemaat dengan orang percaya sebagai tubuh-Nya, juga menggambarkan tentang hubungan antara gereja-Nya dengan rumah tangga. Dalam kehidupan bergereja dan berumah tangga seringkali kita tidak menyadari adanya persoalan-persoalan kecil yang seringkali dianggap remeh atau sepele, tapi kalau dibiarkan dapat merusak kehidupan rumah tangga, pekerjaan, dan bahkan pelayanan gereja. Kebanyakan fokus dan perhatian orang hanya tertuju kepada hal-hal besar, sedangkan hal yang kecil disepelekan, padahal dari yang kecil kalau terus dibiarkan dapat menjadi perkara besar yang membahayakan dan sulit teratasi kalau terlambat penanganannya. Beberapa penafsir menganggap rubah-rubah yang ditulis Salomo dalam Kidung Agung 2 melukiskan hal-hal kecil yang bisa merusak hubungan dalam pernikahan. Karena itu tangkaplah rubah-rubah kecil itu. Catch those little foxes. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Kidung Agung dengan topik: “CATCH those LITTLE FOXES”. Bacaan Sabda saya ambil dari Kidung Agung 2:8-17 dengan penekanan ayat 15. Sahabat, entah apa yang istimewa dengan rubah sehingga Salomo menyebutkan hewan ini dalam syairnya (ayat 15). Mungkin ia memang benar-benar melihat sekawanan rubah ketika ia sedang jalan-jalan mengelillingi kebun anggur bersama kekasihnya. Sahabat, ada beberapa penafsir menganggap rubah-rubah ini melukiskan hal-hal kecil yang bisa merusak hubungan dalam pernikahan. Karena kecilnya, seringkali luput dari perhatian. Rubah posturnya mirip anjing peliharaan, tampaknya tidak berbahaya. Namun, orang yang tahu sifat rubah yang merusak tidak akan membiarkannya. Kalau sekadar dihalau, rubah-rubah bisa datang kembali, Karena itu mereka perlu ditangkap untuk dihabisi. Di dalam Alkitab hubungan pernikahan dipakai untuk menggambarkan hubungan Kristus dengan jemaat-Nya. Seperti hubungan pernikahan, hubungan kita dengan Tuhan juga sering dirusak oleh hal-hal yang tampaknya sepele. Dosa-dosa yang tidak diakui, kesibukan yang mengambil alih waktu persekutuan pribadi dengan Tuhan, kemalasan untuk bersaat teduh, kecintaan pada hobi yang melebihi kecintaan pada Tuhan. Silakan diteruskan sendiri daftarnya. Sahabat, sepintas tidak berbahaya, kita masih ke gereja dan masih aktif terlibat dalam berbagai kegiatan gereja. Status kita sebagai anak Tuhan tidak berubah. Namun, kita tak lagi menikmati hubungan yang intim dan indah dengan Tuhan. Kebun anggur kita tak lagi semerbak, habis dilalap rubah. Rubah-rubah kecil apa yang harus kita tangkap dan bereskan di hadapan-Nya pada hari ini? Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 10-14? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jangan sepelekan hal-hal kecil, karena perkara yang besar berawal dari perkara kecil! (pg).
PEACEFULNESS and HAPPINESS from GOD
DAMAI SEJAHTERA DAN KEBAHAGIAAN. Nabi Yesaya menegaskan bahwa damai sejahtera dan kebahagiaan hanya bisa didapatkan apabila orang mau melakukan firman Tuhan (Yesaya 48:18). Untuk menjadi pelaku firman dibutuhkan kerendahan hati, hati yang mau dididik, ditegur dan diajar (Amsal 3:11 dan 6:23). Sahabat, KETAATAN kepada Tuhan itulah yang mendatangkan damai sejahtera dan kebahagiaan, baik untuk hidup hari ini maupun untuk hari-hari yang akan datang. Ketaatan adalah standar yang dipakai Tuhan untuk mengukur kehidupan rohani orang percaya. Ukuran Tuhan bukan apa yang terlihat secara kasat mata, karena itu takkan menyentuh hati Tuhan. Yang menyentuh hati-Nya sehingga Ia tidak akan tahan untuk tidak mencurahkan damai sejahtera dan kebahagiaan adalah ketaatan kita dalam melakukan firman-Nya. Sermoga kita dapat menikmati damai sejahtera dan kebahagiaan dari Tuhan. Peacefulness and happiness from God. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “PEACEFULNESS and HAPPINESS from GOD”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 48:12-22 dengan penekanan pada ayat 18. Sahabat, Bangsa Israel tiga kali diminta Tuhan untuk mendengarkan (ayat 12, 14, 16). Kata “dengar” atau “mendengarkan” dalam bahasa Ibrani mempunyai arti tidak mengizinkan adanya pemisahan antara persepsi dengan tindakan. Jika kita benar-benar mendengarkan peringatan, maka kita harus menaatinya. Jika kita tidak menaatinya, itu artinya kita tidak mendengarkan Sahabat, bangsa Israel merasa begitu tertekan selama masa pembuangan. Banyak peristiwa telah mereka alami dan membuat mereka terpuruk. Namun, Tuhan berjanji bahwa Dia akan memulihkan Israel dengan kekuatan-Nya. Dia akan mengajarkan hal-hal yang berfaedah kepada mereka, dan akan menuntun langkah hidup mereka. Dengan kekuatan-Nya, Allah menebus Israel, bahkan Allah akan membuat Israel menjadi bangsa yang besar. DAMAI SEJAHTERA dan KEBAHAGIAAN akan diterima oleh bangsa Israel dengan berlimpah. Hanya saja, bangsa Israel harus bersedia mendengarkan Allah dan memperhatikan perintah-perintah-Nya. Jika mereka menaati Tuhan, maka mereka akan diberkati dengan damai sejahtera dan kebahagiaan yang YANG TIDAK AKAN BERKESUDAHAN. Sahabat, apakah yang menjadi tolok ukur kebahagiaan kita saat ini? Apakah harta, jabatan, ketenaran, atau keberhasilan? Ingatlah, semua itu hanya merupakan kebahagiaan sesaat dan semu. Hanya Tuhanlah yang mampu memberi damai sejahtera dan kebahagiaan kekal, yang tidak akan bisa diberikan oleh dunia. Kita hanya perlu peka mendengar suara panggilan Tuhan, berpegang pada perintah-Nya dan menaati-Nya. Sebagai orang percaya dan pelayan Tuhan kita senantiasa diminta dengar-dengaran akan firman Tuhan. Mendengar dan melakukan kehendak-Nya, maka, janji-Nya kepada Israel akan menjadi janji bagi kita juga (ayat 18-19). Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Nilai hidup apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 12-16? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Peganglah terus perintah Tuhan sehingga kita dapat menemukan damai sejahtera dan kebahagiaan yang Ia sediakan bagi kita! (pg).