Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini. Meme Firman Hari Ini (21 Oktober 2022).
Roh yang ada di dalam kamu. Meme Firman Hari Ini (20 Oktober 2022).
Selamat Datang NOVEMBER 2022. Sapaan Kekariban.
HARAPAN. Meme Firman Hari Ini (19 Oktober 2022).
ReKat: Memang LIDAH TAK BERTULANG (17 Oktober2022)
Bacaan Sabda: Amsal 26 : 17 – 28 Dari hasil perenungan saya dari Bacaan Sabda, saya mendapatkan: Hikmat yang saya peroleh dari perenungan pada hari ini yaitu peringatan untuk menyimak dan bersikap waspada. Lebih bijaksana untuk menghindari dan menjauhkan diri daripada terseret ikut serta di dalam pertengkaran. Berbahaya jika sampai berurusan di dalam persoalan orang lain, yang tidak ada kaitannya dengan diri sendiri. Terlebih jika tidak melihat langsung, hanya sekadar mendengar dari katanya orang. Saya memahami ayat 22-23 sebagai berikut: Sungguh harus disadari bahwa tidak semua informasi itu benar adanya. Oleh karena itu kita perlu newaspadai, untuk menyelidiki dengan cermat, hati-hati dan teliti. Sering bermunculan berita yang kedengarannya dan kelihatannya baik, enak didengar telinga, tetapi sesungguhnya jika tidak peka, justru akan mencelakakan dan membahayakan diri sendiri (Haryono)
The Meaningful Life
BERGUNA! Berguna berarti berfaedah, bermanfaat, mendatangkan kebaikan. Albert Einstein, sang maestro Fisika asal Jerman berkata,”Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusalah menjadi manusia yang berguna.” Sebenarnya jauh sebelum itu, Plato, seorang filsuf asal Yunani sudah mengajarkan pentingnya hidup yang berguna, “Kerendahan seseorang diketahui melalui dua hal: Banyak berbicara tentang hal-hal yang tidak berguna, dan bercerita padahal tidak ditanya.” Sahabat, Allah mendesain manusia sebagai makhluk sosial, maka tidak ada seorang pun manusia yang dapat hidup dengan dirinya sendiri untuk dirinya sendiri. Dia butuh orang lain untuk hidupnya dan di dalam hidupnya. Saya dapat ada sebagaimana adanya saya saat ini karena ada teman-teman di sekeliling saya yang memberi kepercayaan, yang membuka kesempatan, dan yang memberi dukungan kepada saya. Sesungguhnya hidup kita menjadi berguna ketika hidup kita berguna bagi sesama. Sesungguhnya cukup banyak jalan, baik yang sederhana maupun spektakuler, yang bisa dipakai agar orang berguna bagi sesama dan alam semesta.Sebaik-baiknya orang, orang yang berguna bagi sesama dan alam semesta adalah orang yang sungguh bernilai. Sedangkan orang yang paling nelangsa adalah orang yang merasa sudah tidak berguna lagi. Jangan sampai hidup kita menjadi sia-sia. Semoga hidup kita menjadi berguna. The meaningful life. Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Pengkhotbah dengan topik: “HIDUP yang BERGUNA”. Bacaan Sabda saya ambil dari Pengkhotbah 4:9-16 dengan penekanan pada ayat 13. Sahabat, jika membaca kitab Pengkhotbah secara sekilas, orang akan menganggap bahwa kitab ini adalah kitab yang pesimistis. Pandangannya begitu pesimis terhadap kehidupan di dunia, sebab semuanya sia-sia. Benarkah demikian? Tidak. Apakah ada hidup yang tidak sia-sia? Ada! Ada hidup yang tidak sia-sia yaitu HIDUP YANG BERGUNA. The meaningful life. Di bawah kolong langit ini, masih ada hidup yang bermakna. Kita mulai menangkap pesan tersebut dari perbandingan yang dibuat oleh Pengkhotbah. Kalau semua sia-sia, untuk apa ia membuat perbandingan? Perbandingan itu dilakukan untuk mendapatkan yang lebih ideal, “Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, …” (ayat 13) Maka, berhikmat lebih baik dari pada bodoh. Lebih jauh lagi, bagaimana agar orang menjadi berhikmat? Ia tidak boleh terpaku pada apa yang ada di bawah langit. Ia harus menatap ke atas langit, ke Tuhan. Dengan mengandalkan Tuhan sebagai pemberi hikmat dan tuntunan, hidup yang dijalani di bawah matahari tidak menjadi sia-sia, tetapi menjadi bermakna. Menjadi berguna. Menjadi berdampak. Sahabat, sesungguhnya Pengkhotbah menasihati kita untuk tidak melekat pada dunia yang fana, tetapi melekat kepada Tuhan yang kekal. Hidup di dunia memang sementara, tetapi bukan kesia-siaan, asalkan kita bersandar pada Tuhan. Hikmat-Nya memberikan tuntunan mengenai misi penting yang mesti kita kerjakan dalam kesementaraan waktu, yaitu: Menyatakan kasih-Nya bagi semua ciptaan-Nya. Dengan demikian niscaya hidup kita tidak sia-sia! Haleluya! Allah itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami dari ayat 9? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 12? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Hidup yang tidak menjadi parasit sosial, tapi berguna bagi orang lain dan alam semesta merupakan imunitas luar biasa bagi kesejahteraan manusia dan kelestarian alam semesta. (pg).
The true UNDERSTANDING of GOD is the ROOT of our FAITH
Sahabat, ada cukup banyak orang yang berpendapat bahwa beriman berarti tidak dapat memakai akal budi. Ini pemikiran kurang tepat. Iman dan akal budi seharusnya dapat berjalan bersama karena akal budi kita juga diberikan oleh Allah. Sesungguhnya pengenalan akan Allah merupakan pusat dari keselamatan kita dan dari semua pengalaman kerohanian kita yang benar. Kita diciptakan untuk mengenal Allah. Dalam Alkitab, pengenalan akan Allah hampir setara dengan keselamatan itu sendiri. Yesus sendiri berkata bahwa hidup yang kekal atau keselamatan berarti pengenalan akan Allah, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3). Menjadi seorang percaya bukanlah pengalaman yang tanpa akal, tetapi mencakup pula hikmat dan pengertian. Menjadi orang percaya berarti sebuah hubungan yang begitu dekat dan intim dengan Allah, Pencipta Langit dan Bumi. Pengalaman hidup kita bercerita bahwa pemahaman yang benar tentang Allah adalah akar dari iman kita. The true understanding of God is the root of our faith. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “The true UNDERSTANDING of GOD is the ROOT of our FAITH”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 37:1-20. Sahabat, mendengar perkataan utusan Asyur, Hizkia mengoyakkan pakaiannya dan menyelubungi badannya dengan kain kabung, lalu masuk ke rumah Tuhan (ayat 1). Hizkia sadar bahwa ia hanya dapat berharap kepada Tuhan, karena sejauh itu tidak ada negeri yang dapat melepaskan diri dari Asyur. Ia pun mengirim utusan kepada Yesaya untuk berdoa supaya Tuhan menghukum Asyur yang telah mencela Dia (ayat 4). Kemudian Yesaya mengirim pesan supaya Hizkia tidak takut karena raja Asyur akan pergi dan nantinya akan mati dibunuh di negerinya sendiri (ayat 7). Lalu utusan Asyur kembali kepada Hizkia dengan sekali lagi menyuruh Hizkia untuk tidak percaya kepada Allahnya, sebab selama itu tidak ada allah yang dapat melepaskan negerinya dari tangan Asyur (ayat 9-13). Mendengar ini, Hizkia pergi ke rumah Tuhan dan berdoa agar Tuhan bertindak bagi nama-Nya yang telah dicela oleh Asyur dan menyelamatkan mereka dari tangan raja yang sombong itu (ayat 20). Mengapa Hizkia tidak terpengaruh oleh fakta bahwa Asyur sudah menaklukkan banyak negeri? Itu karena Hizkia memahami bahwa “… Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi” (ayat 16), sedangkan allah-allah lain hanya buatan tangan manusia, sebab itu dapat dibinasakan orang (ayat 18). Sahabat, pengertian yang benar tentang Allah membuat Hizkia beriman kepada Allah. Maka kenallah Allah dengan baik agar kita bertumbuh dalam iman dan bertindak berdasarkan iman. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami dari ayat 16? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 20? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Hanya kepada Allah saja kita dapat bergantung dan berserah total. (pg)
BEAUTIFUL in its Time
Sahabat, ORANG PERCAYA sama dengan ORANG YANG BELUM PERCAYA. Dalam hal apa? Keduanya sama-sama tidak dapat mengendalikan apa yang akan mereka alami dalam hidup. Semua orang mengalami banyak hal yang menyenangkan hati, tetapi juga banyak hal yang memedihkan hati. Jadi, apa yang berbeda dalam kehidupan orang percaya dengan orang yang belum percaya? Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Pengkhotbah dengan topik: “BEAUTIFUL in its Time”. Bacaan Sabda saya ambil dari Pengkhotbah 3:1-15 dengan penekanan pada ayat 11. Sahabat, sangat menarik, bacaan kita pada hari ini menampilkan ungkapan yang berpasangan, ada 7 ayat dengan 14 pasang MERISM (gaya bahasa yang memakai kata-kata yang berlawanan untuk menunjukkan segala sesuatu yang tercakup di dalamnya) yang menekankan ada waktu untuk mengalami hal-hal yang baik dan menyenangkan, tetapi juga yang buruk dan menyedihkan (ayat 2-8). Sesungguhnya Pengkhotbah hendak menyatakan bahwa hidup adalah campuran antara kegembiraan dan kesedihan. Hal tersebut menekankan pada ketidakmampuan manusia mengendalikan berbagai peristiwa yang terjadi. Karena itu Pengkhotbah mengajukan pertanyaan, “Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?” (ayat 9). Namun, Pengkhotbah juga menyadari bahwa tidak mungkin manusia tidak berjerih payah, karena Allah sudah menetapkan pekerjaan yang harus dilakukan manusia dengan bersusah payah (ayat 10, bdk. Kejadian 3:17-19). Sahabat, supaya kita tidak putus asa, Pengkhotbah menegaskan bahwa Allah akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya. BEAUTIFUL in its time. Jika kita perhatikan ungkapan berpasangan yang diberikan, itu dimulai dengan “ada waktu untuk lahir” (ayat 2) dan diakhiri dengan “ada waktu untuk damai” (ayat 8). Pengkhotbah menyatakan bahwa bagi ORANG PERCAYA, walau harus melewati berbagai hal yang menyenangkan dan menyedihkan, kita dilahirkan untuk BERAKHIR DENGAN DAMAI BERSAMA ALLAH. Inilah arti segala sesuatu indah pada waktunya. Meskipun kita juga mengalami pasang surut seperti orang yang belum percaya, tetapi ada perbedaannya. Pada akhirnya, KITA BERDAMAI DENGAN TUHAN. Damai tersebut tidak dapat diubahkan oleh peristiwa apa pun dalam hidup kita. Karena itu, segala sesuatu menjadi indah pada waktunya. Sahabat, kadang kesulitan hidup membuat kita letih dan frustasi. Meski kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan, Pengkhotbah telah memberitahukan bahwa Tuhan akan membuat segalanya indah pada waktunya. Karena itu, kita harus beriman bahwa Allah merancang kehidupan orang percaya UNTUK BERAKHIR DENGAN SHALOM dalam hadirat-Nya. Marilah kita menjalani hidup dengan optimis dan tabah. Dengan mengetahui bahwa pada akhirnya kita akan menikmati hidup kekal di dalam damai sejahtera bersama Tuhan, kita akan dimampukan untuk menikmati kehidupan ini dan menjalaninya dengan lebih tenang. Waktu kita menjadi sangat berharga. Kita perlu memohon kepada Allah agar dimampukan untuk melihat indahnya hidup bersama-Nya. Haleluya! Tuhan itu baik. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami dari ayat 2-8? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 11? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Percayakan semua pada Tuhan Yang Mahatahu, Dia telah menyediakan segala sesuatu indah pada waktunya. (pg).