ReKat: TRANSFORMASI HIDUP (29 September 2022)
Bacaan Sabda: 1 Korintus 15: 1-11 Dari hasil perenungan saya dari Bacaan Sabda, saya mendapatkan: Nilai hidup yang saya dapatkan dari perenungan Firman Tuhan hari ini: Saya mendapatkan bahwa keberadaan kita sampai saat ini adalah semata-mata karena pemberian dan anugerah Allah. Kasih karunia Allah yang diberikan kepada kita tidak akan sia-sia, karena selalu ada transformasi kehidupan di dalam kasih karunia-Nya. Dari ayat 10, saya memahami bahwa kita diselamatkan oleh karena kasih karunia Allah yang diberikan kepada kita. Untuk itu biarlah kita bersedia untuk memenuhi panggilan Tuhan untuk mewartakan kabar keselamatan ini. Kita harus memiliki sikap rendah hati , mentaati akan panggilan-Nya dan mau diubahkan oleh Tuhan untuk menjadi alat kemuliaan-Nya. (Swan Lioe)
Ketika aku HARUS MEMILIH
Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa setiap pagi, begitu kita membuka mata, maka kita diperhadapkan dengan pilihan: Mau ngopi dulu atau saat teduh dulu?. Mau langsung mandi atau olahraga dulu? Mau berangkat kerja bersama istri atau berangkat sendiri-sendiri? Tentu saja akan diikuti oleh banyak pilihan yang lain-lain yang saling susul menyusul. Sesungguhnya dalam hidup ini pilihan itu bukan hanya berkaitan dengan kegiatan kerutinan kita, tapi kita juga sering diperhadapkan dengan pilihan-pilihan dalam kegiatan insidental kita. Memang tidak mudah ketika kita harus memilih. Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Amsal dengan topik: “Ketika aku HARUS MEMILIH”. Bacaan Sabda saya ambil dari Amsal 25:7-12. Sahabat, Pengamsal dalam bacaan kita pada hari ini memberi kita beragam didikan, ajaran dan nasihat yang sungguh sangat dahsyat dan tidak ternilai harganya. Pengamsal menyampaikan pilihan kepada kita. Pengamsal menyatakan kepada kita: Pilihlah tempat duduk di bawah; janganlah terburu-buru memperkarakan teman kita; jangan buka rahasia orang lain; jangan orang yang mendengar akan mencemoohkan; perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya seperti buah apel di pinggan perak; dan teguran orang bijak seperti cincin emas dan hiasan kencana bagi pendengarnya. Mengingat keterbatasan halaman yang tersedia, saya harus memilih 3 hal saja yang saya kupas lebih lanjut. Pertama, secara duniawi, jika seseorang duduk di tempat yang tinggi dan terhormat dalam suatu kesempatan, boleh jadi ia merasa bangga. Tetapi, jika kemudian ia disuruh turun oleh orang yang memiliki kewenangan, tentu akan memalukan. Pengamsal mengatakan bahwa lebih baik jika kita diminta: “naiklah ke mari”, daripada direndahkan di hadapan yang mulia dan orang banyak. (ayat 7) Kedua, jika kita memilih untuk berkata-kata, Pengamsal mengingatkan dan menasihati kita bahwa perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah sangat luar biasa dan sangat memberkati. Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya bagaikan buah apel emas di pinggan perak (ayat 11) Ketiga, selanjutnya jika kita memilih menegur seseorang, dalam ayat 12 Pengamsal menyampaikan bahwa teguran orang bijak seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar. Pada umumnya, hampir setiap orang tidak suka ditegur. Setiap orang tidak suka pada teguran. Karena mereka menganggap bahwa teguran adalah kritik, peringatan, jeweran atau sentilan yang bersifat negatif. Karena itu ada cukup banyak orang yang beranggapan bahwa teguran sebagai ejekan, olok-olok, hinaan atau kemarahan kepadanya. Namun Pengamsal meyakinkan kita bahwa teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar. Teguran orang bijak adalah kritik, peringatan, jeweran atau sentilan yang membangun. Karena teguran yang disampaikan oleh orang yang berhikmat dan berakal budi dari Allah kepada seseorang, merupakan didikan, ajaran dan nasihat yang sangat berharga dan tidak ternilai harganya. Haleluya! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami dari ayat 7? Apa yang Sahabt pahami dari ayat 11? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: : “Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.” (ayat 11). (pg)
INSIDE BEAUTY
Sahabat, ketika muda saya senang tampil trendi (modis). Sesungguhnya tampiltrendi dan menawan itu hak semua orang, tidak peduli jenis kelaminnya. Tentu saja tidak salah menjaga penampilan. Yang salah adalah ketika kita melakukannya secara berlebihan, sehingga melupakan aspek-aspek lain. Tidak jarang mereka yang terseret gaya hidup metropolitan harus mengeluarkan dana jauh di atas kemampuan atau pendapatan mereka. Hal itulah yang perlu kita waspadai. Jika dahulu urusan perawatan tubuh didominasi kaum perempuan, sekarang pria pun demikian. Malah terkadang para pria ini bisa lebih pesolek dibandingkan dengan perempuan. Para pria ini seolah menjadi gambaran pria modern yang sangat peduli terhadap penampilan fisiknya. Baik pria maupun perempuan yang sangat mementingkan penampilan, biayanya bisa mencapai jutaan atau bahkan puluhan juta sebulan. Menjaga penampilan agar terlihat menarik tentu baik. Tapi ada yang jauh lebih penting daripada segala penampilan luar.. Segala sesuatu mengenai keindahan yang tampak dari luar tidaklah kekal. Tapi yang kekal, yang tidak akan binasa, justru apa yang ada di dalam diri kita. Inside beauty (Keindahan dalam). Hari ini, 2 Oktober 2022, anak kami yang kedua, Johan Rama Iswara Gunawan, berulang tahun yang ke-35. Dalam rangka mensyukuri ulang tahunnya, saya mengajak Sahabat untuk merenungkan satu topik: “INSIDE BEAUTY”. Bacaan Sabda saya ambil dari 1 Petrus 3:3-4. Sahabat, menjaga penampilan agar terlihat menarik tentu baik dan perlu, tapi dalam bacaan kita pada hari ini Rasul Petrus mengingatkan bahwa sesungguhnya keindahan sejati yang berasal dari dalam diri kita yang mampu membuat kita bersinar, dan itu akan jauh lebih berkesan ketimbang penampilan luar. Sahabat, inside beauty akan memancar kepada orang lain lewat sikap, tindakan, perbuatan dan tingkah laku kita sehari-hari. Bagaimana kita bersikap, bagaimana perbuatan kita, bagaimana kita memperlakukan orang, bagaimana kita menghargai orang lain, menjadi teladan bagi orang lain, mengasihi, seperasaan dan sepenanggungan, ringan tangan dan murah hati, itu bisa menggambarkan seperti apakah sisi kita di bagian dalam, apakah sudah ditata dengan benar atau belum. Apakah orang merasa gembira lewat kehadiran kita atau malah menimbulkan rasa kesal? Apakah kehadiran kita membawa terang atau malah membawa gelap? Itu bisa menggambarkan sejauh mana keindahan sejati di dalam diri kita. Bagaimana dengan Tuhan? Tuhan sendiri lebih melihat keindahan yang ada di dalam hati kita (1 Samuel 16:7). Karena itulah penting bagi kita untuk membenahi dan menjaga hati. Itu pula yang diingatkan Pengamsal, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23). Sahabat, memprioritaskan keindahan lahiriah berlebihan, lebih dari segala sesuatu, berpotensi menjerumuskan kita dalam berbagai kesesatan. Tidak salah menjaga dan memperindah penampilan, tapi janganlah jadikan keindahan lahiriah, apa yang tampak dari luar sebagai tujuan hidup yang terutama. Adalah sia-sia mementingkan penampilan luar di atas keindahan dalam diri kita, karena hal itu tidaklah membawa manfaat apa-apa untuk sebuah keselamatan. Kita harus sadar bahwa bukan orang yang paling ganteng atau cantik, berpenampilan paling keren yang diselamatkan, melainkan orang-orang yang terus menjaga keindahan hatinya, dipenuhi ucapan syukur dan terus menjadi berkat buat orang lain dalam nama Yesus. Haleluya! Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini? Apa yang Sahabat pahami dari 1 Samuel 16:7? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Keindahan diri kita akan terpancar dari perbuatan, bukan semata-mata karena penampilan kita. (pg).
I WILL NOT FORGET THEE
Sahabat, judul di atas merupakan judul sebuah lagu himne ciptaan Charles H. Gabriel. Dalam bahasa Indonesia lagu tersebut diterjemahkan dengan judul: “Janji Yang Manis” Refreinnya sebagai berikut: “Kau tidak kan Aku lupakan; Aku memimpinmu Aku membimbingmu; Kau tidak kan Aku lupakan; Aku penolongmu, yakinlah teguh.” Janji Tuhan merupakan janji yang manis, yang pasti akan ditepati-Nya sesuai dengan waktu-Nya. Gabriel begitu yakin akan janji Tuhan, coba simak syair lagu tersebut di bait pertama: Janji yang manis “Kau tak Ku lupakan”; tak terombang-ambing lagi jiwaku; walau lembah hidupku penuh awan; nanti kan cerahlah langit di atasku. Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “I WILL NOT FORGET THEE”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 27:1-13 dengan penekanan pada ayat 13. Sahabat, umat Allah yang dibuang ke dalam pembuangan karena dosa-dosa mereka tidak akan terus berada dalam pembuangan, melainkan Allah akan mengembalikan mereka ke Tanah Perjanjian setelah hukuman Allah itu selesai. Perkataan “Pada waktu itu …” (ayat 1-2) menunjuk kepada masa depan, saat Tuhan menghukum musuh umat Allah yang digambarkan sebagai Lewiatan, yaitu monster laut yang amat mengerikan dalam kepercayaan bangsa Kanaan, serta memberkati umat-Nya yang digambarkan sebagai kebun anggur yang elok. TUHAN yang memposisikan diri-Nya sebagai Penjaga kebun anggur menyirami, merawat, dan menjaga kebun anggur itu. Puteri malu dan rumput yang menghambat pertumbuhan pohon anggur itu menggambarkan penyesatan yang harus diberantas dari kehidupan umat Allah (ayat 3-4). Perkataan “kecuali kalau mereka mencari perlindungan kepada-Ku dan mencari damai dengan Aku, …” (ayat :5) menunjukkan anugerah Allah bagi orang-orang tersesat yang mau bertobat dan kembali kepada Allah. Israel yang berkembang dan bertunas dan memenuhi muka bumi dengan hasilnya (ayat :6) menunjuk kepada berkat keselamatan yang tersedia bagi setiap orang dari segala bangsa yang mau bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Walaupun dalam Kitab Ezra dan Nehemia hanya dijelaskan tentang kembalinya umat Yehuda (Kerajaan Israel Selatan), nubuat dalam ayat 12-13 memberi petunjuk bahwa terdapat pula pemulihan bagi umat Israel Utara yang dibuang oleh tentara Asyur. Saat ini, kita masih menantikan terjadinya pemulihan umat Allah sepenuhnya yang akan terwujud saat Tuhan Yesus datang kembali untuk kedua kalinya. Keadaan Israel akan dipulihkan. Kota yang semula kosong dan gersang akan kembali dipenuhi. Penduduknya yang terserak-serak akan dibawa pulang kembali ke Yerusalem dan di sana mereka akan menyembah Allah Israel. Percayalah kepada janji manis Allah! Mari yakini bahwa Allah akan membebaskan kita dari belenggu penjajahan dan penindasan Lewiatan. Oleh karena itu, marilah kita memercayakan diri kepada Allah. Kita wajib membuang segala bentuk berhala yang dapat mendatangkan murka Allah. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang Sahabat pahami dari ayat 5? Apa yang Sahabat pahami dari ayat 12-13? Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Umat pilihan-Nya harus hanya menyembah Allah saja dan memusnahkan semua bentuk penyembahan berhala. (pg).